Komandan TNI AU Yon 465 Paskhas, Mayor Psk Rana Nugraha (kanan), menjalani pemeriksaan peralatan yang dilakukan oleh seorang Jumping Master, sesaat sebelum melakukan terjun tempur (junpur) static dari pesawat Hercules, di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (14/2). Sebanyak 236 prajurit TNI AU Yon 465 Paskhas berlatih terjun tempur static dan free fall, guna meningkatkan kemampuan keparaan dalam mengamankan NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/12)
14 Februari 2012, Kubu Raya: Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio, Selasa (14/2) melaksanakan latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tempur di run way Lanud Supadio, Pontianak yang diikuti sebanyak 226 prajurit Batalyon 465 Paskhas.
Danlanud Supadio Kolonel Pnb Kustono, S.Sos dalam arahannya mengatakan setiap prajurit paskhas yang mengikuti latihan terjun payung penyegaran ini agar selalu memperhatikan keselamatan diri maupun perlengkapan perorangan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Disisi lain, latihan terjun ini juga untuk meningkatkan kesiapan prajurit paskhas dalam menghadapi tugas-tugas operasional dalam bidang matra udara.
Sedangkan Komandan Batalyon (Danyon) 465 Paskhas, Letkol Psk Rana Nugraha, S.E. yang memimpin langsung latihan terjun penyegaran tersebut menyampaikan bahwa, dalam pelaksanaannya latihan terjun payung penyegaran (Jungar) tersebut menggunakan pesawat C-130 Hercules dengan tiga kali sortie, sortie pertama terdiri dari 2 run, sortie kedua berjumlah 2 run, dan sortie ketiga 2 run sedangkan ketinggian penerjunan mencapai 1.200 feet untuk terjun statistik dan 5000 feet untuk terjun free fall.
”Latihan Ini merupakan kelanjutan dari latihan yang telah dilaksanakan oleh Batalyon 465 Paskhas. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh prajurit Paskhas dalam hal terjun tempur sehingga akan tercapai kesiapan operasional yang tinggi,” jelas Danyon 465 Paskhas.
Lanjut Danyon Paskhas, mengharapkan dengan adanya latihan ini diharapkan agar kesiapan operasional seluruh prajurit Batalyon 465 Paskhas dapat meningkat. ”Seluruh prajurit mampu mencapai titik pendaratan yang telah ditentukan dengan aman dan selamat. Mereka juga terampil melaksanakan prosedur penerjunan tempur yang benar serta mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam melaksanakan penerjunan, ”jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjut Danyon, setiap prajurit paskhas harus mampu memelihara profesionalisme sehingga dapat siap siaga apabila ada ancaman yang datang. Untuk itu diperlukan kesiapan operasi satuan yang tinggi, dan kondisi ini dapat tercapai apabila dilakukan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut pada seluruh prajurit.
Sumber: Dispenau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar