Teknisi saat pengerjaan komponen pesawat C212-400 di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Jalan Pajajaran Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/2). PT DI telah ditunjuk oleh Airbus Military sebagai produsen tunggal pesawat C212-400 satu-satunya di dunia. Saat ini seluruh fasilitas produksi untuk C212-400 telah dipindahkan dari San Pablo, Spanyol, ke PT DI di Bandung. (Foto: Bisnis-jabar)
23 Februari 2012, Jakarta: Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis seperti PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Pindad akan berfokus untuk melayani pesanan dari Kementerian Pertahanan selama dua tahun mendatang. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan spesialisasi pekerjaan pada ketiga perusahaan pelat merah tersebut hanya sementara. "Nanti kalau sudah lebih bagus, baru boleh mengembangkan bisnis," katanya di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2012.
Alasan tersebut diungkapkan Dahlan sehubungan dengan kerugian yang sempat diderita BUMN-BUMN strategis. Kontrak di bidang perniagaan, menurut dia, belum tentu menguntungkan BUMN. "Dulu pernah ada yang pesan kapal ke PT PAL, lalu dibatalkan saat kapal hampir jadi karena kontraknya kurang baik," ujarnya.
PT Dirgantara Indonesia akan memasok enam helikopter untuk Kementerian Pertahanan secara bertahap. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa nilai kontrak hingga 2014 antara PT DI dan Kemenhan mencapai Rp 9 triliun.
Tahun ini saja PT DI berencana membuat dua sampai tiga helikopter berjenis N-Bell untuk digunakan oleh Angkatan Laut. Selain itu, tahun ini PT DI juga akan membuat satu pesawat berjenis CN-235 untuk Korean Coast Guard.
Untuk modal pembuatan pesanan pesawat, Dahlan menginstruksikan agar BUMN strategis mengajukan pinjaman perbankan terlebih dahulu. Ia memberi contoh PT DI yang diizinkan mengajukan pinjaman Rp 1 triliun ke Bank BRI. Pinjaman perbankan, kata Dahlan, perlu diajukan agar pesanan bisa segera dibuat karena pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara memakan waktu. "Toh nanti bisa dibayar setelah dana APBN cair," katanya.
Ukraina Tawarkan Industri Strategi kepada Indonesia
Perusahaan Negara Ukraina yang mengurusi Ekspor dan Impor Produk Khusus dan Peralatan Militer, Ukrspecexport, hari Rabu (22/3/2012) menegaskan, pihaknya bersedia bekerja sama dengan industri strategis Indonesia, terutama dalam memproduksi sistem persenjataan utama TNI. Ukrspecexport sejauh ini punya pengalaman luas dalam produksi peralatan militer.
Roman Noha, kepala panel ahli Ukrspecexport, dalam siaran persnya, hari ini menyebutkan, perusahannya berminat membangun relasi bilateral, tidak hanya pada penjualan namun juga dalam kemitraan strategis dengan perusahaan strategis di Indonesia.
"Memproduksi persenjataan di wilayah Indonesia lebih penting bagi kami, daripada mengirimkan produk siap pakai. Kami menghendaki mitra kami memperoleh benefit yang besar dari kerja sama seperti ini," ujarnya.
Pada tahap pertama, SC Ukrspecexport menawarkan pemain utama dalam industri militer untuk memproduksi tank tempur "Bulat" di PT Pindad.
Produksi ini bisa berbentuk upaya bersama dan bisa segera dimulai dalam waktu dekat. Produknya bisa langsung digunakan militer Indonesia dalam waktu yang pendek.
Berat tank "Bulat" hanya sekitar 45 ton, dengan kemampuan gerak yang tinggi, proteksi yang baik pada awaknya, dengan kemampuan meriam termasuk peluru kendali. AB Ukraina saat ini sudah menggunakan 80 tank "bulat" dan jumlah ini terus meningkat.
Sumber: Tempo/KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar