KRI Multatuli.
4 Oktober 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Sebanyak 50 persen dari 148 kapal perang TNI AL sudah berusia uzur. Direktur Program Imparsial Al Araf dalam jumpa pers menyambut Hari TNI, Selasa (4/10/2011), menjelaskan, armada KRI tersebut berusia 20 sampai 60 tahun.
"Banyak kapal yang sudah karatan di sana-sini. Saya baru pulang berlayar dengan KRI dan diberi data ini," kata Aal yang baru tiba dari perairan Ambalat, Kalimantan Timur.
Menurut Aal, idealnya TNI AL memerlukan 300 kapal perang untuk menjaga 7,9 juta kilometer persegi wilayah laut.
Menyambut HUT TNI, Imparsial mendesak pemerintah mengubah postur pertahanan negara kepulauan dengan memperkuat TNI Angkatan Laut.
Imparsial: Perkuat TNI AL
Imparsial menuntut pemerintah memperkuat TNI AL sebagai wujud komitmen reformasi TNI dan membangun postur pertahanan yang sesuai rencana nasional.
Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, dalam jumpa pers 66 Tahun TNI di Jakarta, Selasa (4/10/2011), menjelaskan, Strategi Pertahanan Negara 2007 menjelaskan sejumlah sengketa perbatasan, seperti penetapan Zona Ekonomi Eksklusif di lautan dengan Thailand, Filipina, Palau, Timor Leste, dan Australia.
"Tetapi, postur pertahanan negara 2007 justru terbalik dan kontradiksi dari strategi pertahanan negara. Pengembangan pertahanan masih menitikberatkan pertahanan darat dan bukan penguatan Angkatan Laut dan Angkatan Udara, sebagai kekuatan pencegat (intercept). Ditambah lagi ada agenda restrukturisasi komando teritorial yang belum dilakukan hingga kini," ujar Poengky.
Imparsial menyimpulkan, sudah saatnya Indonesia secara serius membangun kekuatan maritim TNI guna mempertahanan kedaulatan wilayah Indonesia.
Upaya diplomasi dalam menyelesaikan sengketan perbatasan tidak akan berarti, tanpa kehadiran kekuataan nyata TNI menjaga wilayah teritorial Indonesia, terutama di lautan. Kehadiran TNI dengan alutsista modern akan mendukung kemenangan diplomasi Indonesia.
Sumber: KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar