Jumat, 14 Oktober 2011
Satsel Koarmatim Gelar Latihan Submarine Escape Exercise
13 Oktober 2011, Surabaya (Koarmatim): Satuan Kapal Selam (satsel) Koarmatim menggelar Latihan Submarine Escape Exercise (ESCAPEX) bertempat di Diving Center Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim Ujung Surabaya Kamis (13/10). Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang personel dari Staf Satsel Koarmatim, KRI Cakra-401 serta KRI Nanggala-402. Gladi Submarine Escape dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 10 sampai dengan 14 Oktober 2011.
Latihan meliputi aspek Escape (prosedur dan peralatan), prosedur medis dan penyelaman tanpa alat serta Latihan taktis dalam rangka penerapan dari prosedur Escape yang ada dalam ATP 57 (A) The Submarine Rescue Manual dan Latihan teknis menggunakan peralatan-peralatan keselamatan yang ada di kapal selam dan atau peralatan keselamatan dari luar kapal selam.
Metode yang digunakan dalam gladi Submarine Escape meliputi tiga tahapan yaitu Ceramah Pembekalan pengetahuan prosedur Escape dan Prosedur medis, Drill Penggunaan peralatan keselamatan di kapal selam dan Praktek lapangan. Penerapan prosedur pelaksanaan dan penggunaan peralatan keselamatan di escape trunk. Memberikan pengetahuan prosedur medis, melatih pelaksanaan escape, melatih komunikasi darurat dan melatih penyelaman tanpa alat
Materi yang dilaksanakan dalam latihan ini diantaranya bertahan di air (Water Tropen), tahan napas di dalam air, mengambil benda di dasar Diving Tank tanpa menggunakan alat, membersihkan masker di dalam air (Masker Clearing), bongkar pasang alat selam (Scuba) dan keluar dari kapal selam secara darurat (Free Escape). Selain itu juga menerapkan prosedur pelaksanaan Escape, pengoperasian dan penggunaan peralatan keselamatan yang ada di kapal selam.
Praktek yang dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang digunakan saat kapal selam mengalami kegawatdaruratan. Situasi darurat dibawah permukaan air yang mengharuskan seluruh awak kapal segera cepat meninggalkan kapal dengan bergantian. Kegawat daruratan yang dialami kapal selam itu bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor diantaranya akibat terkena senjata musuh berupa Bom Laut, torpedo, ranjau ataupun akibat kerusakan teknis yang mengakibatkan kapal selam tidak dapat timbul ke permukaan.
Dalam keadaan yang sesungguhnya jika terjadi kegawatdaruratan para awak kapal selam sebelum melakukan Free Escape terlebih mendapatkan bantuan napas dari alat yang tersedia berupa Built And Breathing Sistem (BIB’S) yang memiliki koneksi beberapa panel untuk pernafasan Mouth Stuck dari anjungan hingga menuju pintu keluar darurat yang berada di Coning Tower dan ruang baterai.
Selanjutnya masing-masing personel dibekali dengan peralatan Emergency untuk timbul ke permukaan berupa MK-10 yang dilengkapi dengan tabung oksigen, makanan, obat-obatan serta lampu Emergency. Setelah timbul kepermukaan peralatan keselamatan MK-10 secara otomatis terbuka dan membentuk seperti perahu karet, namun hanya dapat dipakai untuk perorangan.
Latihan ini bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan awak kapal selam dalam rangka melaksanakan penyelamatan perorangan (escape) dalam menghadapi kedaruratan kapal selam dan melaksanakan program nol kecelakaan (Zero Accident). “Selain itu untuk mewujudkan keterampilan perorangan dalam rangka meningkatkan kesiapan tugas, pemantapan prosedur pelaksanaan, dan pemantapan penguasaan teknik peralatan”. Kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry S. Sanggel, SH.
Sumber: Koarmatim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar