Kapal selam kelas Scorpene buatan Perancis. Menhan Indonesia meminta alutsista yang dibeli Indonesia sebagian dibuat di industri pertahanan Indonesia. Jerman, Korsel dan Perancis menyetujui permintaan pemerintah Indonesia seperti ini. Menurut sejumlah sumber kunjungan Menhan Perancis terkait pembelian alutsista oleh Indonesia. (Foto: naval-technology.com)
28 Juli 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prancis Herve Morin yang sedang melakukan kun jungan dinas ke Vietnam, dipanggil pulang ke Prancis, kemarin, menyusul ter bu nuhnya warga Prancis Michel Germaneau (78) oleh anggota ke lompok Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM). Keputusan Paris otomatis mem batalkan jadwal ke datangan Morin ke Jakarta tanggal 27 dan 28 Juli ini.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy kemarin meng kon firmasikan pem bu nuhan Ger maneau. “Kami ber tekad le bih da ri sebelumnya un tuk memera ngi terorisme apa pun bentuk nya. Dan men dukung negara-negara yang memiliki kebera ni an meme rangi te rorisme yang keji ini,” tegas Sarkozy.
Germaneau, sukarelawan Prancis yang diculik di Nigeria 19 April lalu, dibunuh sebagai ak si balas dendam atas te was nya enam anggota Al-Qaeda dalam serangan Prancis di Mauritania, belum lama ini. Paris mengatakan, klaim pembu nuhan tersebut ditampilkan di stasiun TV Al-Jazeera.
“Kami mengumumkan, te lah mengeksekusi sandera Prancis Michel Germaneau, Sabtu 24 Juli 2010, untuk mem balas pem bunuhan enam saudara kami dalam serangan pengecut Prancis,” kata pimpinan AQIM Abu Musab Ab dul Wadud dalam tayangan audio tersebut.
“(Presiden Prancis) Nicolas Sarkozy gagal untuk membe baskan warganya dalam ope rasi ini. Justru dia membawa warganya ke gerbang neraka,” sindir Wadud.
Rakyat Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar