Presiden SBY menyambut Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Michael Gates. (Foto: Cahyo/Rumgapres)
23 Juli 2010, Jakarta -- Publik diminta untuk berpikir positif terkait kerja sama di bidang pertahanan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Hal ini dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal menanggapi suara negatif bahwa kerja sama yang melibatkan Komando Pasukan Khusus (KOpassus) ini akan disetir oleh AS.
“Perlu saya tegaskan, kalau ada yang mendikte akan kita tolak,” terang Dino, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/7/2010).
Dia menambahkan, Pemerintah AS yang diwakili Menteri Pertahanan Robert Gates datang ke Indonesia untuk memastikan kerja sama tersebut. Pemerintah AS juga mengapresiasi reformasi yang dilakukan TNI selama satu dekade ini.
“AS harus mengejar ketertinggalan karena Kopassus merupakan salah satu yang terbaik di Asia. Mereka memiliki antiteror yang handal. Jadi ini kepentingan AS sendiri untuk bekerja sama dengan TNI dan Kopassus,” imbuh Dino.
Menurut Dino, reformasi militer dan akuntabilitas yang dilakukan TNI juga bukan karena dorongan dari pihak luar, namun karena bagian dari demokrasi yang tengah berkembang di Indonesia.
“Ini prinsip penting yang harus selalu kita pegang teguh. Atas dasar reformasi yang selama ini dilakukan TNI untuk demokrasi, malah embargo atau resesi militer AS ke Indonesia pada 2005, dicabut,” paparnya.
Hanya saja, tandas Dino, ada sejumlah isu yang mengganjal di tubuh TNI, terutama pada Kopassus.
“Kemarin Robert bilang, AS akan melakukan gradual reengagement Kopassus sebagai salah satu butir lain, yang masih mengganjal hubungan AS dan militer kita,” katanya.
Gates juga menekankan kerja sama ini merupakan langkah awal dalam batas-batas hukum AS dan tidak ada tanda penurunan terkait hak asasi manusia dan akuntabilitas.
okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar