USMC dan Korps Marinir berlatih menggunakan alat bantu pernafasan di Shallow Water Egress Training (SWET), Kaneohe Bay, Hawaii 2 Juli 2010, sebagai persiapan mengikuti RIMPAC 2010. (Foto: USAF/ Tech Sgt. Cohen A. Young)
26 Juli 2010 –- Latihan bersama dua tahunan RIMPAC (Rim of the Pacific) diikuti 14 negara, 34 kapal perang, lima kapal selam, lebih 170 pesawat dan 20.000 personil. RIMPAC 2010 dilaksanakan di Hawaii dan sekitar Kepulauan Hawaii dari 23 Juli – 1 Agustus, bertindak sebagai tuan rumah Armada Pasifik AL AS.
Tema RIMPAC 2010 “Combined Agility, Synergy and Support”, menandai latihan ke-22 sejak 1971.
Tahun ini RIMPAC diikuti unit atau personil dari Australia, Kanada, Chile, Kolombia, Perancis, Indonesia, Jepang, Malaysia, Belanda, Peru, Korea Selatan, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.
Selama latihan dilakukan latihan penembakan meriam, rudal, anti kapal selam, dan pertahanan udara, dilaksanakan juga latihan operasi penyelaman dan penyelamatan, penghancuran bahan peledak, operasi pembersihan ranjau laut, pendaratan amphibi.
Singapura menyertakan fregat siluman RSS Supreme yang melakukan latihan bersama kapal perang terbaru jenis Littoral Combat Ship AL AS USS Freedom (LCS 1).
Korea Selatan mengirimkan kapal selam ROKS Lee Eokgi (SS 071) dan kapal perusak kawal-rudal ROKS Sejong the Great (DDG 991).
Australia menyertakan fregat kelas ANZAC HMAS Warramunga (FFH 152), fregat HMAS Newcastle (FFG 06), kapal amphibi HMAS Kanimbla (L 51) serta pesawat dari Skuadron 11 dan Wing 92. HMAS Kanimbla digunakan mengangkut dan mendarat Kompi Fox terdiri dari USMC, Royal Canadian Regiment dan Korps Marinir TNI AL mengunakan Amphibious Assault Vehicles (AAVP7 RAMRS).
Sebelumnya Korps Marinir melakukan latihan juga dengan USCM teknik bertahan di air, Jumat (2/7).
Sekitar 40 Marinir berlatih bagaimana menggunakan alat pernafasan bawah air bila helikopter yang ditumpangi jatuh ke laut. Meskipun mengalami kendala bahasa, para Marinir berhasil menguasai pelajaran yang diberikan instruktur dari AL AS. Mereka menggunakan penerjemah, gerakan tangan serta bahasa tubuh yang cukup effektif mengatasi kendala bahasa.
Para prajurit Marinir mendapatkan pengetahuan dan pengelaman baru saat berlatih dengan USMC, seperti diutarakan Lettu Marinir Amin Laga.
(Foto: USAF/ Tech Sgt. Cohen A. Young)
c3f.navy.mil/Berita HanKam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar