Minggu, 29 Januari 2012

Empat Fase Penyakit Artritis Gout

tabel
Hiperurisemia Asimptomatik (tanpa gejala)
Bila konsentrasi asam urat lebih dari batas normal dalam darah maka cenderung akan terjadi kejenuhan, hal ini disebut hiperurisemia, yaitu >7 g/dl pada laki-laki dan >6 g/dl pada perempuan. Pada fase ini peningkatan sama urat tidak disertai gejala klinis. Tidak dibutuhkan obat penurun asam urat pada fase ini, kecuali jika kadar asam urat sangat tinggi

Arthritis Gout Akut
Gejalanya berupa serangan akut (mendadak), sendi menjadi nyeri, harigat, bengkak, merah, dan sulit di gerakkan. Nyeri meningkat sampai puncaknya dalam 8-12 jam. Sendi yang terlibat pada serangan pertama umumnya satu sendi dan yang paling sering terkena adalah pangkal ibu jari kaki (90 persen), sendi-sendi lain: pergelangan kaki, lutut dan jarang-jarang dipergelangan tangan, jari-jari tangan dan siku. Tanda klasik, penderita merasa sangat nyeri sehingga sulit untuk berjalan atau memakai sepatu. Kadang disertai gejala umum berupa demam, menggigil atau lemas. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah pada saat serangan dapat meningkat atau dapat pula normal, karena konsentrasi terutama di dalam sendi. Perjalanan alamiah arthritis gout yang tidak diobati akan pulih sendiri dalam beberapa jam sampai 1-2 minggu. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah dianjurkan setelah 2 minggu serangan akut karena menunjukkan kadar asam urat yang sesungguhnya. Serangan pertama dan serangan berikutnya umumnya lebih dari satu tahun. Selanjutnya serangan akan bertambah sering dan nyerinya lebih lama, dan melibatkan lebih dari satu sendi.

Interkritikal Gout
Fase ini adalah fase dimana penderita bebas dari serangan nyeri, atau fase antara satu serangan dengan serangan berikutnya, berlangsung rata-rata enam bulan sampai dua tahun. Pada serangan yang kedua dan seterusnya waktu ini akan semakin singkat. Meskipun tidak ada rasa nyeri, proses peradangan terus berlangsung pada fase ini sehingga penderita yang tidak mendapatkan pengobatan yang benar akan mengalami serangan akut yang lebih sering dan berlanjut pada stadium kronik disertai pembentukan tofus.

Arthritis Gout Tofaseus Kronik
Stadium kronik (menahun) ini berkembang umumnya setelah kurang lebih 12 tahun (5-4 tahun) sejak serangan gout akut pertama. Tofus gout subkutan dapat ditemukan di seluruh tubuh: di jari tangan, pergelangan, telinga, lutut, siku,. Komplikasi tofus antara lain nyeri dan kerusakan sendi serta penekanan pada pembuluh saraf.

Batu Asam Urat di Ginjal
Selain nyeri sendi dapat juga terjadi penumpukan asam urat di ginjal dan membentuk batu asam urat. Keluhan yang dirasakan penderita adalah nyeri pinggang hebat (kolik) jika batu tersebut menyumbat saluran kencing. Keluhan lain yaitu keluar batu atau pasir pada saat berkemih, atau terdapat darah dalam urine. Batu asam urat ini dapat mengganggu fungsi ginjal dan bahkan merusak ginjal sehingga penderita harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis). Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi dan memantau fungsi ginjal penderita dengan gout.

Bagaimana Penatalaksanaan Artritis Gout?
Penatalaksanaan nonfarmakologik, yaitu memodifikasi gaya hidup, termasuk olah raga, mengurangi berat badat bagi yang gemuk, dan diet rendah purin dapat menurunkan serangan gout akut. Alkohol harus dihindari karena selain meningkatkan produksi juga mengganggu pengeluaran asam urat melalui ginjal. Trauma berulang pada satu sendi dan kekurangan cairan (dehidrasi) dapat memicu serangan gout sehingga harus dihindari.

Penelitian menunjukkan bahwa komsumsi sayuran kaya purin, seperti kembang kol, bayam, kangkung, dan kacang-kacangan tidak meningkatkan risiko terkena serangan artritis gout. Pada saat serangan akut, tindakan yang perlu dilakukan adalah mengistirahatkan daerah yang nyeri kemudian dapat dilakukan pertolongan pertama dengan mengompres daerah yang meradang dengan air dingin.

Penatalaksanaan farmakologik. Konsultasikan segera dengan dokter untuk penanganan serangan gout akut. Hal yang paling penting adalah jangan mengkomsumsi obat-obat “setelan” atau jamu yang mengkalim dapat menyembuhkan asam urat, beberapa diantaranya dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya seperti perdarahan saluran cerna dan kerusakan ginjal.

Prinsip utama terapi adalah mengatasi rasa nyeri dan menghilangkan radang pada serangan akut. Di samping itu, bagi mereka yang belum atau tidak sedang mengkomsumsi obat-obat penurun asam urat (seperti alopurinol), jangan memulai konsumsi obat-obat tersebut pada saat serangan, hal tersebut dapat merangsang penguraian kristal asam urat dan menambah proses peradangan menjadi semakin luas dan berat. Sebaliknya, jika sudah dalam terapi obat penurun asam urat, maka obat tersebut harus diteruskan dengan dosis yang sama selama serangan berlangsung.

Pemberian obat penurun kadar asam urat atau perubahan dosis sebaiknya dilakukan setelah serangan akut teratasi (kurang lebih dua minggu). Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini, jangan mengomsumsi sendiri obat-obat penurun asam urat karena reaksi alergi dan efek samping yang cukup berat dapat terjadi, bahkan sampai kerusakan fungsi ginjal.

Dokter akan ngatur dosis obat penurun kadar asam urat berdasarkan fungsi ginjal penderita dan kadar asam urat dalam darahnya. Pada keadaan tertentu obat-obat penurun asam urat harus diminum untuk seumur hidup untuk mencegah serangan ulang gout dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada ginjal akibat batu sama urat.***

Sumber: dr Laniyati Hamijoyo, SpPD-KR, M Kes. (Konsultan Reumatologi, staff pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikit Bandung), */Pikiran Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar