Senin, 23 Mei 2011

Satgas Merah Putih

23 Mei 2011, Jakarta (ANTARA foto): Sebuah sea rider milik Pasukan Khusus Denjaka diturunkan dari KRI Yos Sudarso ketika akan melakukan pengamanan kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia, beberapa waktu lalu. Satgas Penanggulangan Teror TNI berhasil mengamankan MV Sinar Kudus dari aksi pembajakan lanjutan setelah kapal tersebut dibebaskan para perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)

Satuan Tugas Pembebasan MV Sinar Kudus yang telah disandera perompak Somalia selama hampir satu bulan lebih, kembali ke Indonesia. Satgas dengan sandi Merah Putih ini diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta, Minggu (22/5).

Upacara penyambutan diawali dengan kehadiran dua “sea riders” yang memiliki kapasitas 15 personel. Dilanjutkan dengan LCVP kendaraan air untuk mendukung penurunan personel yang mendukung operasi pembebasan. Kemudian dihadirkan tiga kapal perang Indonesia yang terlibat dalam operasi pembebasan MV Sinar Kudus KRI Yos Sudarso, KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Banjarmasin.

SBY yang didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan tiga kepala staf angkatan serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, menyatakan bangga atas keberhasilan Satgas Merah Putih dan Duta Samudra I/2011 dalam membebaskan kapal niaga MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia.

“Atas nama negara, atas nama pemerintah dan atas nama pribadi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan pada para prajurit, baik perwira, bintara maupun tamtama yang telah berhasil mengemban tugas negara yang penuh risiko dan ketidapastian,” kata SBY.

SBY juga mengatakan telah melihat video proses pembebasan yang dilakukan Satgas Merah Putih dan Satgas Duta Samudra I/2011 yang memperlihatkan proses pembebasan memiliki tingkat risiko yang tinggi, baik karena faktor cuaca dan medan operasi.

“Saya juga menyaksikan melalui video, bagaimana seorang kolonel atau letkol terjun langsung menggunakan `sea riders` untuk mendukung proses pembebasan kapal Sinar Kudus, yang seharusnya cukup dilakukan oleh seorang sersan,” kata Presiden bangga, sambil meminta perwira dimaksud untuk memperlihatkan diri.

Presiden mengungkapkan, sejak kali pertama mendengar kabar MV Sinar Kudus dibajak, dirinya langsung melakukan langkah-langkah penyelamatan.

“Tidak kurang dari lima kali rapat kabinet membahas beberapa opsi yang dapat dilakukan untuk pembebasan kapal dan 20 ABK dengan selamat,” katanya.

Tiga sea rider yang membawa Satgas Penanggulangan Teror TNI menyergap perahu milik perompak Somalia. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)

Presiden mengemukakan, untuk membebaskan kapal Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari, Pemerintah menetapkan tiga opsi yakni menyelematkan 20 ABK, pembebasan kapal dan setelah ABK serta kapal berhasil diselamatkan maka dilakukan penindakan terhadap para perompak.

“Semua proses itu saya saksikan melalui video. Jadikan semua itu pelajaran, baik dari segi operasi logistik, proyeksi kekuatan, operasi intelijen, diplomasi dan pola satuan tugas. Sekali lagi saya bangga,” tutur SBY.

SBY juga mengaku terpaksa menahan diri bicara selama dua bulan, untuk mendukung keberhasilan operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia selama hampir 46 hari. SBY mengaku tak perduli dengan banyak komentar, banyak kritik, banyak ulasan dirinya yang memilih diam saat itu.

“Sekali lagi, operasi khusus seperti itu memerlukan kerahasiaan, memerlukan keamanan, pelaksanaanya memerlukan kecepatan, dan juga pendadakan.

Oleh karena itu, kalau kita obral apa yang akan dan sedang kita lakukan, maka sama saja kita memberi tahu musuh, lawan, untuk setiap saat bisa menggagalkan operasi kita dan bisa menghancurkan satuan kita sendiri,” kata SBY, lagi.

SBY juga mengungkapkan, Satgas dibekali dengan persenjataan lengkap untuk melangsungkan operasi militer. Hanya, takdir menggariskan lain. Pemilik kapal memilih membayar tebusan.


KRI Yos Sudarso 352 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 mengawal kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia, menuju Oman, beberapa waktu lalu. (Foto: ANTARA/Dok. Kormar/Spt/11)

Kapal MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK. Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.

Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman. Kapal MV Sinar Kudus dibebaskan dengan membayar tebusan disertai operasi militer bersandikan “Merah Putih” pimpinan Kolonel Laut (P) M. Taufiqurochman. Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut Pelaut Ahmad Taufiquerachman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.

Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol Infanteri Sabri Danyton Ban Sat 801 Gultor, Kolonel Marinir Suhartono, Danden Jaka dan Letkol Penerbang Ronald R Siregar pilot Boeing 474 400 yang bertugas dalam misi pembebasan itu.

Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP. Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus, Korps Marinir dan Kopaska.

Sumber: Batam Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar