Sabtu, 07 Maret 2009

Bangkai Heli Penerbad Berhasil Dievakuasi


7 Maret 2009, Semarang -- Bangkai helikopter milik Penerbangan TNI-AD (Penerbad) yang jatuh di areal tambak di daerah Tapak, Kelurahan Tugurejo, Semarang, Sabtu (7/3), berhasil dievakuasi Satuan Latihan Terbang Pusat Pendidikan (Pusdik) Penerbad.

Berdasarkan pengamatan di lokasi kejadian, proses evakuasi heli latih HL 300 Hughes 4098 buatan 1982 itu dilakukan setelah petugas memotong badan pesawat ini dengan gergaji mesin agar dapat diangkut menggunakan truk.


Bagian-bagian heli yang dipotong, antara lain baling-baling, kabin, dan lain sebagainya. Potongan-potongan badan heli ini lalu dikumpulkan kemudian diangkut ke dalam kabin truk.

Proses evakuasi yang tersulit adalah mengangkat bagian mesin heli tersebut, yang disebabkan oleh bongkahan mesin yang berukuran besar dan berat.

Mesin heli tersebut akhirnya juga dipreteli untuk memudahkan proses evakuasi.

Proses evakuasi tersebut membutuhkan waktu sekitar empat jam, terutama untuk mengangkat bagian mesin heli, dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dan berakhir pada sekitar pukul 13.30 WIB.


Seorang perwira Penerbad yang keberatan disebutkan namanya menyebutkan, bangkai heli tersebut selanjutnya akan dibawa ke Gudang Satuan Latihan Terbang Pusdik Penerbad.

Mengenai penyebab kecelakaan tersebut, ia mengatakan, masih menunggu penyelidikan dan penelitian selanjutnya.

Nantinya, kata dia, setelah bangkai heli tersebut dapat diangkut ke gudang, akan diteliti lebih lanjut untuk mengetahi sebab-sebab kerusakan yang menyebabkan kecelakaan tersebut.

Sebelumnya, Wakil Komandan Satuan Latihan Terbang Pusdik Penerbad Letkol CPN Yudiono yang meninjau lokasi kejadian mengatakan penyebab kecelakaan tersebut masih akan diselidiki.

Namun, mengenai kemungkinan baling-baling berhenti mendadak, ia membantahnya, sebab ketika mesin mati, masih ada auto run yang akan bekerja secara otomatis.

"Jadi, tidak mungkin baling-baling heli berhenti mendadak," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, pendaratan heli tersebut sudah sesuai prosedur sebab mereka memilih areal pertambakan yang paling memungkinkan untuk dilakukan pendaratan dibandingkan lokasi lain di sekitarnya. (mediaindonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar