Kesultanan Keraton Kanoman Cirebon menggelar tradisi Grebeg Syawal yang digelar dipasarean (Makam) Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Ritual ini dilaksanakan pagi hari, diawali dengan kedatangan Sultan Kanoman. Selanjutnya, Sultan dan rombongan memasuki makam Gunung Jati. Dalam perjalanan menuju makam rombongan melewati beberapa pintu (9 pintu) yang di buka pada hari-hari tertentu saja seperti ritual Grebeg Syawal ini, pintu-pintu yang dilewati di antaranya Pintu Pasujudan, Pintu Kandok, Pintu Pandan, Pintu Soko, Pintu Kaca, Pintu Bacem, dan Pintu Gusti.
Tahlil, dzikir dan doa lainnya dilafalkan dibeberapa makam. Dimulai dari makam Sunan Gunung Jati yang berdampingan dengan makam ibunya Ratu Mas Rarasantang serta makam para leluhur terkenal di Cirebon, seperti makam Pangeran Cakrabuana (kakak dari ibu Sunan), Fatahillah (menantu Sunan), Pangeran Pasarean (Putra Mahkota Sunan), Pangeran Kejaksan (Syayid Syarifudin), dan Putri Ong Tien nio (istri Sunan).
Secara urutan ritus, sebenarnya membagikan “nasi jimat" dan koin merupakan rangkai Grebeg Syawal. Grebeg yang bisa diartikan sebagai serbuan atau keserempakan mereka yang meyakini keberkahan Allah SWT melalui makam Sunan Gunung Jati, sejatinya merupakan rangkaian prosesi doa untuk Sunan Gunung Jati dan para raja pendahulu keraton saat hari ke tujuh bulan Syawal.
Tradisi Grebeg Syawal sudah berlangsung ratusan tahun sejak zaman Sunan Gunung Jati masih jumeneng, karena pada saat itu pun sudah ada makam para sesepuh Cirebon. (dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar