(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/11)
1 Oktober 2011, Singaraja ( Bali Post): Suasana di kampus Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Undiksha di Jalan Ahmad Yani, Singaraja, Jumat (30/9) kemarin pagi, sangat menegangkan. Jalan di depan kampus dan areal kampus dipenuhi batalion Infantri Yonif 900 Raider. Lalu lintas di Jalan Ahmad Yani pun lumpuh. Di dalam kampus, sejumlah mahasiswa dan dosen disandera oleh sekelompok orang bersenjata.
Batalion Infantri Yonif 900 Raider berupaya untuk membebaskan sandera. Pasukan Raider itu bergerak cepat dan berhasil membebaskan mahasiswa dan dosen yang disandera. Ketegangan itu terjadi ketika TNI-AD menggelar simulasi pembebasan sandera kampus FBS Undiksha, Jumat (30/9) kemarin.
Dalam simulasi itu pasukan batalion Infantri Yonif 900 Raider memperagakan gerak cepat pembebasan sandera di dalam kampus. Simulasi itu mengundang perhatian masyarakat. Dua unit mobil pertempuran jarak dekat juga dikerahkan, termasuk beberapa sepeda motor jenis trail yang memperagakan pengejaran terhadap bus yang membawa sandera.
Saat digelar simulasi, Jalan Ahmad Yani ditutup dari arah barat maupun timur. Simulasi itu dimulai dengan adegan penyanderaan mahasiswa dan dosen di dalam kampus. Pasukan TNI-AD bersenjata lengkap laras panjang langsung terjun menyelamatkan mahasiswa yang tersandera.
Tim negosiator 900 Raider sempat berupaya melakukan pendekatan dengan penyandera. Dalam negosiasi itu, kelompok bersenjata tersebut meminta uang tebusan senilai Rp 2 miliar. Meski permintaannya telah dipenuhi, namun penyandera yang belum diketahui dari kelompok mana tetap menyandera seorang mahasiswi dan dosen, yang selanjutnya dibawa kabur dengan menggunakan bus.
Pasukan TNI-AD dengan dikomandoi Dan Yonif 900 Raider, Letkol Agustinus Dedy Prasetya, langsung menurunkan tim penanggulangan teror, Gultor 900 Raider. Adegan kejar-kejaran antara pasukan loreng dengan kelompok bersenjata itu terjadi di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Singaraja, hingga terjadi macet.
Selanjutnya, bus pihak penyandera berhasil dicegat di depan Pasar Mumbul. Tanpa perlawanan, pasukan bersenjata tersebut berhasil dilumpuhkan. Dan Yonif 900 Raider Letkol Agustinus Dedy Prasetya mengatakan simulasi ini dilakukan sebagai bentuk uji kemampuan dan evaluasi Tim Gultor 900 Raider. ''Simulasi ini juga kami lakukan sebagai bentuk kesiapan dalam mengamankan KTT ASEAN,'' ujarnya.
Dandim 1609 Buleleng, Letkol Inf. Nugroho, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, simulasi ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan TNI-AD dalam menjaga wilayah teritorial. ''Upaya seperti ini juga bagian untuk meningkatkan kewaspadaan TNI-AD,'' katanya.
Sumber: Bali Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar