Rabu, 14 Juli 2010
Orang-orang Hebat di Indobatt
15 Juli 2010 -- Mungkin banyak kalangan yang belum mengetahui siapa sebenarnya orang-orang yang telah mengharumkan nama baik TNI (Tentara Nasional Indonesia), Kontingen Garuda bahkan nama bangsa dan negara Indonesia di dunia pergaulan antar bangsa dalam penugasan di UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon). Salah satunya adalah pada cabang olahraga menembak selain kecabangan olahraga lainnya yang tidak kalah bergengsinya. Menembak memiliki nilai prestise tersendiri dibanding dengan cabang olahraga lainnya, karena keahlian menembak ini melekat sepenuhnya pada diri seorang prajurit tanpa memandang dari mana asal negaranya, teknologi apa yang dimiliki ataupun jenis makanan apa yang dikonsumsinya. Sudah pasti setiap prajurit dari manapun asalnya, harusnya ahli dalam urusan tarik-menarik pelatuk senapan ini.
Prajurit-prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/ Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) telah membuktikan hal ini dengan memenangkan semua kejuaraan menembak yang pernah diselenggarakan di bumi Libanon Selatan. Baik itu tingkat Sektor Timur UNIFIL dengan nama Inter Unit/ Inter Contingent Firing Championship pada Minggu-Senin (14,15/03) yang lalu. Untuk beregu pistol Indobatt meraih juara satu, dan juara tiga pada perorangan pistol. Maupun tingkat antar kontingen se-UNIFIL yang pernah dipertandingkan dan yang lebih dikenal dengan nama ”Inter Contingent Shooting Competition 2010”.
Adalah Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) Letkol Inf Andi Perdana Kahar yang memulai akan hal ini, dengan meraih peringkat juara satu pada kategori senapan bahkan lebih lagi dengan menyabet juara dua untuk kategori pistol. Hal ini diraihnya pada saat kejuaraan menembak antar Komandan Batalyon se-tingkat Sektor Timur UNIFIL atau Commanders Firing Championship pada Kamis (01/04) beberapa waktu lalu, saat baru empat bulan berada di daerah penugasan operasi Libanon Selatan. Putra Soppeng ini dipercaya pimpinan TNI untuk menakhodai Indonesia Batalyon dalam mengemban amanah bangsa dan negara sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, “...turut serta menjaga perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial....”. Lulusan Akademi Militer tahun 1992 ini sebelumnya menjabat sebagai Komandan Batalyon Infantry 323/ Raider yang lingkungan markasnya terkenal asri dengan hijaunya pepohonan menudungi perumahan kompleks militer di daerah Banjar Jawa Barat ini. Menikahi Ny. Yuyun Januar T dan dikaruniai sepasang putra dan putri yang cerdas.
Para jawara BISAM foto bersama. (Foto: Brunei Darussalam MoD)
Bukan hanya pucuk pimpinannya saja yang berprestasi namun anggota satgasnya juga patut dibanggakan karena peringkat menembaknya yang menggegerkan kontingen negara lain di UNIFIL ini. Enam petembak Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-D/Unifil (Indonesian Battalion/ Indobatt) yang berhasil mengangkat nama baik bangsa dan negara Indonesia dalam kompetisi menembak setingkat UNIFIL ini yakni Lettu Inf Tri Wiratno, Serka Sutarto, dan Pratu Sugiono untuk materi pistol. Sedangkan untuk materi senapan oleh Sertu Poltak Siahaan, Kopda Woli Hamsan serta Praka Trisnarmanto.
Dengan materi lomba yang dipertandingkan adalah menembak beregu pistol dan menembak beregusenapan,masing-masing regu terdiri dari tiga atlit. Juara beregu senapan diraih oleh Tim Kontingen Garuda Indonesia dengan jumlah nilai tertinggi 368; juara runner-up1 oleh Tim Malaysia Battalion dengan score 350, dan juara runner-up2 dari Tim India Battalion dengan nilai 336.
Juara beregu pistol disabet oleh Tim Kontingen Garuda Indonesia dengan perolehan nilai 380; juara runner-up1 yakni tim dari Rokbatt (Republik of Korea) Battalion dengan jumlah nilai 314; serta juara runner-up2 oleh tim Malaysia Battalion dengan jumlah score 291. Jadi dari hasil rekapitulasi semua perolehan nilai maka Kontingen Garuda Indonesia merajai kejuaraan menembak tingkat UNIFIL ‘The Inter Contingent Shooting Competition’ tahun 2010 di Libanon Selatan.
Kopda Woli Hamsan yang sehari-harinya menjabat sebagai Tamtama Penembak SO 1/I/A/328 dalam satgas Indobatt, menyabet piagam emas juara satu perseorangan senapan pada kejuaraan menembak tingkat UNIFIL ini. Menghadapi petembak dari sebelas tim kontingen negara lainnya yakni Ghana Battalion; French Battalion, Italy1, Malaysia Contingent Sector East, Rokbatt (Republic of Korea Battalion), Malaysia Battalion, Nepal Battalion, Italy Engineering, Indian Battalion dan Italy2 serta kontingen Garuda Indonesia.
Pria kelahiran Bakau ini sebelumnya pernah mengikuti kejuaraan (BISAM) tahun 2008 di negara tetangga Brunei Darussalam serta kejuaraan menembak (AASAM) pada tahun 2009 di benua Australia. Menurut penjelasan Kopda Woli Hamsan, anggota yang berasal dari Yonif-L-328/ DGH KOSTRAD ini kepada Penerangan Satgas; selama mengikuti kompetisi menembak di Luar-Negeri yang paling berkesan adalah pada saat mengantarkan negara Indonesia menjadi juara umum pada kejuaraan menembak tingkat internasional (BISAM) di Brunei Darussalam dengan hasil yang gemilang.
Hal ini bukan hanya isapan jempol semata, namun nyata dalam daftar panjang kejuaraan menembak yang pernah diikutinya, baik di Luar-Negeri maupun Dalam-Negeri sendiri. Seperti Kasad Cup tahun 2004 sampai dengan tahun 2008; Kasau Cup tahun 2005,’07; serta Panglima TNI Cup tahun 2005 sampai 2007.
Lebih lanjut dalam pengakuannya, tidak ada trik-trik khusus yang dilakukannya sehingga sanggup meraih prestasi yang sedemikian mengagumkan ini. Selain berusaha memenuhi jadwal latihan menembak yang telah disusun oleh koordinator dalam hal ini oleh Pasi Plan Indobatt Mayor (Mar) I Gede Edy Supryadi. Walau dengan waktu yang sangat mendesak dan terbatas. Namun hal itu tidak menghalanginya secara pribadi untuk rutin melaksanakan latihan drill kering atau latihan tanpa amunisi. Hal ini dilakukannya dengan rutin di dalam compound Indobatt. Disamping itu, dibarengi dengan olahraga yang mendukung kegiatan menembak ini. “Janganlah kita merasa tidak memiliki kemampuan, sebenarnya setiap diri kita mempunyai kelebihan-kelebihan atau talenta ataupun bakat terpendam. Semuanya tergantung pada diri kita sendiri untuk mendalami bakat yang ada secara serius dan sepenuh hati. Suatu saat nanti kita pasti akan merasakan hasilnya”, kata Kopda Woli Hamsan yang pernah bertugas di D.I Aceh ini menerangkan saat diwawancarai Pen Satgas Indobatt.
Lain Kopda Woli Hamsan, lain pula Pratu Sugiono. Setiap mereka membawa ciri khasnya masing-masing; yang satunya juara pertama perorangan senapan, yang satunya juara pertama perorangan pistol; namun semuanya saling melengkapi. Hal ini nampak jelas pada catatan perjalanan prestasi yang telah diraih; keduanya pernah memperkuat kontingen negara Indonesia pada kejuaraan menembak tingkat internasional seperti BISAM di Brunei Darussalam pada tahun yang sama yakni tahun 2008.
Prajurit Indobatt yang selanjutnya telah membuktikan kepiawaiannya dalam keahlian menembak adalah Pratu Sugiono, putra asli daerah Nganjuk. Dengan diawali oleh kesadaran pribadi untuk tetap berlatih, dan terus berlatih; prajurit Baret Biru ini menempa dirinya dengan latihan ekstra diluar dari latihan yang terpusat atau terjadwalkan. Namun, menurut pengakuannya, Pratu Sugiono senantiasa melakukan evaluasi diri setelah melaksanakan latihan menembak. “Kita harus selalu mengevaluasi diri-sendiri setelahnya melaksanakan latihan. Jangan mudah merasa puas dengan hasil prestasi yang sudah kita capai. Jangan menjadikan diri kita sombong atas kelebihan atau prestasi yang telah kita miliki”, ujar pria yang berasal dari Yonif-L-328/ DGH KOSTRAD ini dengan merendah.
Deretan kejuaraan menembak yang pernah diikutinya adalah Kasad Cup tahun 2004,’05,’07’,’08; Kasau Cup tahun 2005; Panglima TNI Cup tahun 2006,’07,’08,’09; serta di Luar Negeri adalah kejuaraan menembak (BISAM) tahun 2005 dan 2008 di Brunei Darussalam. Pengalaman penugasan Luar-Negeri yang paling membekas dalam hatinya adalah saat menjadi duta bangsa Indonesia pada perlombaan tembak (BISAM) yang ke-delapan tahun 2008 di Brunei Darussalam. “Dimana pada waktu itu saya masih berpangkat Prada....Prajurit Dua tetapi walau demikian saya mampu meraih penghargaan Overall Individual Champion. Bertepatan pada saat itu pula, untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan kejuaraan BISAM, kontingen petembak Indonesia meraih juara umum”, jelas Pratu Sugiono yang sehari-harinya menjabat sebagai Tamtama Penembak Senapan 5/2/II/A/328 di Indobatt dengan antusias.
Bukti-bukti diatas telah cukup menjelaskan bahwa peran serta Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/ Unifil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Indonesian Battalion/ Indobatt dalam misi perdamaian dunia dibawah bendera UNIFIL telah banyak menorehkan tinta emas dalam setiap penugasan apapun yang diamanatkan oleh TNI, bangsa dan negara Indonesia. Siapa bilang teknologi canggih dapat mengalahkan brilliant-nya seorang prajurit yang smart, tangkas, cekatan, terlatih dan rendah-hati?
Puspen TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar