(Foto: Suara Merdeka)
21 Januari 2011, Semarang -- (Kodam IV/Diponegoro): Batalyon Infanteri (Yonif) 406/Chandra Kusuma Purbalingga Kodam IV Diponegoro kemarin menggelar latihan Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 2010 di Medan Latihan Taktis Tempur Bantir Kabupaten Semarang.
Latihan BTP yang digelar selama 14 hari mulai 821 Januari itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan infanteri. Latihan BTP tersebut disaksikan langsung Wakasad Letjen TNI Suryo Prabowo dan sejumlah pejabat Mabes TNI AD dan Kodam IV Diponegoro.
Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Zaenal menjelaskan, skenario latihan BTP yakni operasi pelumpuhan dan penangkapan gembong insurjensi (separatis) Kasuari Merdeka Jhon Tonggi yang didukung kekuatan 90 personel musuh. Latihan BTP kali ini melibatkan kekuatan inti pasukan Yonif 406/CK dengan dukungan unsur bantuan tempur Kavaleri, Artileri Medan (Armed), Penerbangan TNI AD (Penerbad), Zeni Tempur (Zipur), Peralatan, Perhubungan, Perbekalan, Polisi Militer, Kesehatan, Peleton Intai Tempur, dan Tim Penanggulangan Teror (Gultor) 400 Raiders.
Dalam skenario itu, kelompok insurjensi Kasuari Merdeka telah membangun kekuatan dengan dukungan bantuan persenjataan dan dana dari negara asing. Setelah pasukan TNI dapat menghancurkan mereka di sebuah Kota A, beberapa tokoh yang antara lain Jhon Tonggi melarikan diri dan membangun kekuatan ditiga sektor. Insurjensi berkekuatan 90 orang tersebut memiliki kekuatan senjata antara lain 10 pucuk AK, 16 pucuk M16, 10 pucuk SS1, 4 pucuk pistol, 5 pucuk stand, 15 pucuk senapan R5, 3 pucuk Minimi, 2 pucuk senjata mesin ringan (SMR), Mortir 60, Mortir 80, dan 2 kendaraan taktis. Insurjensi diskenariokan telah melakukan penekanan terhadap masyarakat penduduk dan cara-cara kekerasan seperti penganiayaan dan pembakaran rumahrumah penduduk yang tak mau membantu dan melindunginya, papar Letkol Inf Zaenal.
Beberapa fase operasi dilakukan, antara lain memisahkan dan menyekat kekuatan musuh dengan rakyat. Selanjutnya dilakukan penggiringan untuk mempersempit gerak musuh dan selanjutnya melokalisasi wilayah yang hendak menjadi daerah serbuan dan penghancuran. Setelah dilokalisasi, pasukan TNI melakukan serbuan penghancuran kekuatan musuh. Untuk mempersempit gerakan, Armed melakukan bantuan tembakan ke daerah sasaran. Kemudian, 2 helikopter Bolcow 105 menghujani rumah pertahanan musuh dengan roket FFAR hingga hancur. Bersamaan dengan serbuan udara oleh Skadron 11/ Serbu Penerbad, beberapa heli Bell 205 A1 melakukan manuver menurunkan pasukan Gultor 400 Raider.
Pasukan Gultor berseragam serba hitam langsung berlarian menyebar melakukan Pertempuran Jarak Dekat (PJD) dengan musuh. Jhon Tonggi kemudian ditangkap hidup-hidup dan diangkut menggunakan helikopter Penerbad. Operasi yang melibatkan 1.503 personel tersebut berjalan cukup singkat. Serbuan penangkapan Jhon Tonggi hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Sumber: TNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar