Rabu, 19 Januari 2011

Menhan Optimistis Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum Capai Target

Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suhartono , Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Goerge Toisutta, dan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI, Soeparno, meninjuau pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), usai pembukaan rapat pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (19/1). Rapat pimpinan TNI 2011, mengusung tema " Konsistensi Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum dan Reformasi Birokrasi TNI Guna Mendukung Tugas pokok TNI", tersebut akan berlangsung hingga 21 Januari mendatang . (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/mes/11)

20 Januari 2011, Jakarta -- (Suara Karya): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yakin pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) dalam rangka memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) mencapai target. Catatan, pembangunan MEF harus diikuti percepatan penetapan pagu pinjaman. Hal tersebut dikatakan Purnomo kepada wartawan usai pembukaan Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2011 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (19/1).

Rapim yang dibuka Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengambil tema Konsistensi Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum dan Reformasi Birokrasi TNI Guna Mendukung Tugas Pokok TNI. Selain itu, Rapim TNI diselingi pameran alat-alat pertahanan dari berbagai jenis senjata produksi dalam negeri.

Rapim itu sendiri dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, KSAD Jenderal TNI George Toisutta, KSAL Laksamana TNI Soeparno, dan Kepala Staf Umum TNI Edi Hardjoko.

Peserta Rapim TNI 2011 sebanyak 142 orang dari jajaran pimpinan Mabes TNI, TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat, dan Angkatan Laut, termasuk peninjau.

Purnomo meminta pagu pijaman segera diefektifkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebab, tanpa efektivitas itu maka pembangunan kekuatan pokok minimum tidak akan maksimal. "Kita optimistis bila pembangunan MEF mencapai target apabila pagu pinjaman bisa dipercepat," ujarnya.

Sampai sekarang ini, tutur dia, pemerintah masih melakukan upaya percepatan pagu pinjaman. Pemerintah telah menetapkan pinjaman luar negeri pada tahun mendatang dan akan semakin menurun. "Kita sedang selesaikan dengan Menkeu dan Bappenas termasuk di dalamnya untuk sektor pertahanan," ujarnya.

Sementara itu, Agus Suhartono mengatakan, program kerja TNI 2011 masih fokus pada pencapaian kekuatan pokok minimum dalam rangka memodernisasi alutsista.

Sisi lain, TNI konsisten melaksanakan reformasi birokrasi, seperti yang telah dicanangkan secara nasional oleh pemerintah. Reformasi birokrasi untuk mewujudkan TNI yang profesional, mandiri dan bersih.

Selain itu, ucap ia menambahkankan, TNI juga fokus pada optimalisasi industri strategis dalam negeri dan operasi militer selain perang untuk penanggulangan bencana alam. Sedangkan terkait operasional masih terkendala pada anggaran. "Namun, di tengah keteratasan yang ada TNI tetap akan melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya," kata Agus.

Pembenahan SDM

Panglima TNI mengakui, pembenahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) TNI belum maksimal. Sehingga, muncul dinamika dalam pengembangan kekuatan dan kemampuan TNI. Untuk itu, pada program kerja TNI 2011 harus ada pembenahan program dan kinerja.

"Profesionalisme TNI telah dilakukan melalui kebijakan Sapta Tunggal Panglima TNI yang meliputi pengembangan kekuatan dan kemampuan TNI serta penggunaan kekuatan TNI. Namun, itu belum dapat dilaksanakan karena pembenahan SDM yang belum maksimal," ujarnya. Selain SDM, TNI membenahi administrasi, operasional, alutsista maupun anggaran.

Meski demikian, Agus menilai, TNI mengalami kemajuan siginifikan dalam penegakan demokrasi Indonesia, seperti reformasi birokrasi TNI, penegakan hak asasi manusia (HAM) dan peningkatan profesionalisme serta kesejahteraan prajurit.

"Rapim ini untuk mengevaluasi serta memperbaiki kinerja TNI disesuikan dengan pola dan tingkat ancaman yang dihadapi ke depan," ujarnya.

Sumber: Suara Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar