Senin, 25 April 2011

Indonesia Mulai Buat Kapal Perang Sendiri

Prajurit TNI Angkatan Laut berbaris di samping KRI Clurit-641 dalam upacara di Terminal Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (25/4). Dalam kesempatan itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meluncurkan KRI Clurit-641 yang merupakan kapal perang pertama buatan dalam negeri. (Foto: Kompas/Laksana Agung Saputra)

26 April 2011, Batam, Kompas - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (25/4), meluncurkan kapal perang pertama buatan dalam negeri di Terminal Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau. Jenis kapal cepat rudal 40, yang diberi nama Kapal Republik Indonesia Clurit-641 itu dioperasikan di perairan wilayah barat Indonesia.

”Peluncuran ini menjadi milestone perjalanan kemandirian industri pertahanan nasional,” kata Purnomo. Hadir dalam peluncuran kapal tersebut, antara lain, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparno, Direktur PT Palindo Marine Shipyard Hermanto, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, Direktur Utama PT Krakatau Steel Fazwar Bujang, serta Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo.

(Foto: Lantamal IV)

KRI Clurit-641 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard di Batam. Bahan baku baja khusus yang digunakan di bagian hulu dan lambung kapal ialah produksi PT Krakatau Steel. Pembiayaannya difasilitasi Bank Mandiri.

Kapal itu merupakan satu dari dua kapal jenis kapal cepat rudal (KCR) 40 yang diproduksi PT Palindo Marine Shipyard Batam. Kapal lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Zulkifli Zaini menyatakan bahwa selama ini pembiayaan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menggunakan skema kredit ekspor dengan melibatkan bank asing. Proyek pembangunan dua unit KCR 40 adalah proyek perdana dalam pengadaan alutsista dengan skema pembiayaan dalam negeri sehingga lebih efisien.

Model pembiayaannya, 65 persen ditalangi Bank Mandiri dan 35 persen dibiayai PT Palindo Marine Shipyard. Nilai proyek untuk KCR 40 yang pertama adalah Rp 56,95 miliar dan yang kedua adalah Rp 74,90 miliar.

Fazwar Bujang mengakui, dengan kapasitas produksi yang ada sekarang, PT Krakatau Steel mampu menyuplai besi baja untuk kebutuhan 50 kapal jenis KCR per tahun. Secara prinsip, badan usaha milik negara itu siap melayani proyek pembangunan alutsista dalam volume ataupun skala yang lebih besar.

Menurut keterangan dari bagian Direktorat Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan, tak semua peralatan dan bahan baku pada produksi KCR 40 itu dibuat di dalam negeri. Namun, muatan bahan baku lokal secara keseluruhan tergolong tinggi. Hal lainnya adalah KCR 40 kali ini sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putri Indonesia.

Sumber: KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar