Seorang satpam melintas di epan Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Klewang bernomor lambung 625, di pabrik kapal PT. Lundin Industry Invest, di Klatak, Kalipuro, Banyuwangi, Jatim, Jumat (31/8). Kapal KCR Trimaran pesananan Kementrian Pertahanan untuk memperkuat armada TNI AL ini berbahan dasar Carbon Fibre dan mempunyai kemampuan tidak terdeteksi radar (stealth) hingga mampu melaksanakan operasi keamanan laut dan tempur laut. (Foto: ANTARA FOTO/pandu dewantara/pd/12)
31 Agustus 2012, Banyuwangi: TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 31 Agustus 2012. PT Lundin Industry Invest adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi kapal-kapal perang sejak 2007.
Peluncuran kapal perang yang diberi nama KRI Klewang ini dilakukan oleh Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar. Kapal ini merupakan pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan.
Kapal memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, serta mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 114 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.
Menurut Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Sayyid Anwar, KCR Trimaran merupakan kapal siluman yang tidak mudah dideteksi oleh radar lawan.
Kapal ini dibuat dengan teknologi tinggi berbahan serat optik, dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer. "Di dunia, kapal seperti ini baru dibuat di Amerika dan Indonesia," kata Sayyid Anwar, Jumat, 31 Agustus 2012.
Kapal ini sendiri baru selesai 90 persen dan dalam proses ditarik dari galangan ke perairan Selat Bali. Pengisian kelengkapan kapal akan dilakukan di Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Pemilik PT Lundin Industry Invest, Jhon Lundin, menyatakan terima kasih atas kepercayaan TNI AL kepada perusahaannya untuk membuat KCR Trimaran ini. "Kapal ini merupakan teknologi baru di Indonesia," kata dia. Bahkan di Asia, kata dia, aplikasi teknologi di kapal ini merupakan yang pertama di Asia.
John bercerita awal mula ide kapal ini berasal dari mantan KSAL Slamet Subiyanto pada 2005 lalu. Saat itu, kata dia, Slamet ingin membuat kapal dengan teknologi tercanggih yang dapat dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri.
Peluncuran kapal ini menjadi tontotan warga sekitar. Ratusan warga telah memadati pantai untuk melihat langsung proses penarikan kapal menuju laut.
Sumber: TEMPO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar