ARTIKEL ZAMRUD HIJAU | Cerita soal medali dalam kejuaraan olahraga tidak bisa lepas dari sejarah turnamen tertua di dunia: Olimpiade. Pertandingan olahraga tingkat dunia ini sudah dimulai dari 776 tahun sebelum masehi. Sampai saat ini, Olimpiade masih menjadi pertandingan paling bergengsi di tingkat dunia. Dalam setiap gelaran Olimpiade, belasan ribu atlet dari berbagai negara ikut bertanding.
Saat pertama Olimpiade digelar, juara dalam setiap cabang sudah diberi penghargaan, tapi bukan medali. Mereka mendapatkan karang bunga yang tersusun dari daun dan ranting zaitun. Tradisi pemberian karangan bunga ini terus berlangsung ratusan tahun penyelenggaraan Olimpiade.
Barulah mulai tahun 1896, Olimpiade yang modern dilaksanakan. Tradisi karangan bunga pun berubah. Saat itu, para juara di setiap cabang olahraga mendapatkan penghargaan berupa medali. Cuma, ketika itu belum dikenal adanya medali emas. Juara pertama dalam setiap cabang mendapat medali perak, juara dua medali perunggu, dan juara tiga hanya mendapat medali dari bahan logam yang kurang berharga.
Medali emas baru dikenal pada Olimpiade tahun 1912. Saat itu, medali emas diberikan untuk juara pertama setiap cabang, juara duanya dapat medali perak, dan juara tiga dapat medali perunggu. Tapi, perlu diperhatikan bahwa medali emas untuk para juara pertama ini tidak semuanya terbuat dari emas. Lho kok?
Menurut artikel ‘A Brief History Of: Olympic Medals’ yang dimuat situs Time pada Agustus 2008, medali emas itu sebenarnya terbuat dari perak. Untuk membedakan dari medali perak, bagian luar medali emas dibuat dengan lapisan emas 24 karat seberat 6 gram. Dengan sepuhan inilah medali emas menjadi terlihat berbeda dari medali emas.
Dari Olimpiade inilah kemudian turnamen-turnamen olahraga regional seperti Asian Games, SEA Games, Pekan Olahraga Nasional (PON), dan sejenisnya juga memberikan medali kepada para juara. Hingga saat ini, tradisi medali dalam turnamen olahraga masih terus berlangsung.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar