Sejumlah anggota Kopaska TNI AL melakukan patroli dengan menggunakan kapal Sea Raider di kawasan pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Sabtu (12/11). TNI AL menempatkan tiga tim Kopaska dengan dilengkapi kapal tempur untuk mengamankan kawasan perairan pelaksanaan KTT ASEAN ke-19, pertemuan KTT terkait dan KTT Asia Timur ke-6 yang dimulai tanggal 17-19 November. (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto/hp/11)
12 November 2011, Nusa Dua (ANTARA News): TNI AL menyiagakan enam kapal perang untuk mengamankan pelaksanaan KTT ASEAN ke 19 yang akan berlangsung pada 17-19 November di Nusa Dua, Bali.
Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Sabtu mengatakan, kapal perang RI yang sudah merapat di Bali saat ini terus melakukan patroli pengamanan di setiap sudut pantai di Bali.
"Ada enam KRI yang sudah siaga sejak beberapa hari, dan terus melakukan patroli di wilayah Bali khususnya di kawasan Nusa Dua, sebagai pola pengamanan pintu masuk Bali," ujarnya.
Enam kapal perang tersebut yakni KRI KSP, KRI Sura, KRI Sri, KRI Banda Aceh, KRI Cendrawasih dan KRI Kerapu.
Di setiap masing kapal perang tersebut terdapat 150 personel TNI AL salah satunya dari Satuan Amfibi Armatim.
Seorang anggota Kopaska TNI AL memegang senapan mesin di atas kapal Sea Raider saat berpatroli di kawasan Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11). (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto/hp/11)
Sedangkan dari Lanal Denpasar, menyiagakan 150 personel TNI AL. Semua titik di pintu masuk pulau Bali pun mendapat pengamanan yang ketat, seperti pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, pelabuhan Celukan bawang, dan pelabuhan-pelabuhan kecil lainnya menjadi pantauan.
"Semua titik pintu masuk dari laut diamankan, tetapi tetap terfokus di Nusa Dua," ujarnya.
Dari pengamatan di lapangan, sejumlah kapal besar tampak berlabuh dan beberapa tampak mondar-mandir di kawasan pantai Nusa Dua dan pantai Sanur.
Pengamanan KTT ASEAN di kawasan laut tersebut tidak hanya dilakukan oleh TNI AL, melain juga dilakukan oleh Polri yang telah menyiagakan dua kapal perang Polri, yakni Kapal Perang Bisma yang merupakan kapal tipe A2, dan Kapal Perang Kutilang tipe B.
"Selain itu juga dibantu dengan enam kapal patroli tipe C dengan panjang sekitar 10 meter, serta kapal-kapal kecil untuk menghalau kapal yang mencurigakan yang melintas di kawasan terlarang," jelas Dirpolair Polda Bali Kombes Pol Agoes Doeta Soepranggono saat dihubungi terpisah.
Jika Massa Merangsek, TNI dan Polisi Siap Hadapi
Beberapa anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) bergerak menuju pos tugasnya dalam gelar Pasukan TNI Pengamanan KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11). Sekitar 15.000 aparat TNI dan Polri dari berbagai satuan dikerahkan untuk pengamanan selama KTT ASEAN yang puncaknya berlangsung 17-19 Nopember 2011. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/hp/11)
Pengamanan pelaksanaan KTT ASEAN dan KTT Terkait di Nusa Dua, Bali, dilakukan dalam tingkat maksimal. Mulai dari pemerikaan orang dan kendaraan, patroli di laut dan udara, hingga jika ada massa berdemonstrasi dan mencoba merangsek masuk ke arena.
Simulasi pengamanan dan penghalauan massa itu terjadi pada Minggu, di Perempatan Jalan Pratama, menuju kawasan Nusa Dua, Bali. Titik ini bisa dibilang sebagai "titik terakhir" sebelum masuk ke Kompleks Nusa Dua.
Ratusan personel gabungan TNI dan polisi, diskenariokan, menyekat dan menghalau para demonstran yang tidak setuju atas pelaksanaan KTT ASEAN dan KTT Terkait itu. Karena tidak bisa diajak bicara lagi maka tindakan tegas dilakukan, apalagi mereka bertekad menghalangi mobil-mobil kepala negara dan kepala pemerintahan yang akan masuk arena.
Semprotan meriam air bertekanan ekstra tinggi yang bisa membuat manusia dewasa mental dari posisinya berdiri itu juga diterapkan. Demikianlah kira-kira bentuk keseriusan pengamanan kelangsungan persidangan KTT ASEAN dan KTT Terkait kali ini.
Guna mencapai itu, Indonesia menerjunkan sekitar 15.000 personel TNI dari berbagai matra dan kesatuan serta korps, sebagaiman halnya juga dengan Kepolisian Indonesia. Hal itu akan bertambah lagi jika dimasukkan unsur kekuatan fisik dan arsenal milik TNI dan Kepolisian Indonesia.
Mereka digabung dalam satu gugus tugas pengamanan, yang jika dirinci meliputi 7.562 personel Komando Operasional Pengamanan TNI, 750 personel dari Satgas Pengamanan VVIP dan 2.563 personel dari Satgas Pengamanan Wilayah.
Masih 600 personel Satgas Pengamanan Laut, 300 personel Satgas Pengamanan Udara, 200 personel satuan intelijen,dan aparat Polri sekitar 1.799 personel.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar