Sejumlah personel TNI Angkatan Laut (AL) menyaksikkan kedatangan Kapal perang TNI AL, KRI Tanjung Nusanive-973, merapat di Pelabuhan Boom Baru, Sungai Musi, Palembang, Sabtu (5/11). KRI Tanjung Nusanive-973 yang memiliki daya angkut 1.300 personel tersebut disiapkan untuk mendukung kegiatan SEA Games XXVI di Palembang. (Foto: ANTARA/Asril Syahalam/ip/ed/pd/11)
12 November 2011, Palembang (Koran Jakarta): Selama digelarnya SEA Games XXVI 2011, ada pemandangan berbeda di Sungai Musi. Kapal KRI Tanjung Nusanive bersandar di dermaga Pertamina. Kapal yang sejak 2005 digunakan untuk militer tersebut berdiri kokoh di antara perahu-perahu kecil yang biasa lalu lalang di sungai yang membelah Kota Palembang itu.
Kehadiran Nusanive menjadi hal istimewa karena inilah kali pertama kapal milik militer Indonesia berlabuh di tengah Kota Palembang. Bobot dan besar kapal itu tak berbeda jauh dengan kapal-kapal lain yang pernah bersandar di dok Pertamina.
"Sebelumnya banyak kapal besar seperti ini, bahkan lebih besar yang masuk ke tengah Kota Palembang ini. Tapi, untuk militer mungkin ini yang pertama menembus Sungai Musi," kata Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI Angkatan Laut Heri Widodo di Palembang, Jumat (11/11).
Tak mudah bagi kapal berbobot lebih dari 14 ribu ton itu masuk ke tengah Sungai Musi. Selain panjang yang mencapai 144 meter, kapal itu memiliki panjang 6 meter ke bawah. Padahal, rata-rata kedalaman Sungai Musi terkadang hanya 5 meter.
"Tak mudah masuk ke sini. Di Selat Jaran, kami sempat tertahan karena di sana dangkal. Bahkan bawah kapal kami menempel pada lumpur," jelas Heri. Memasuki sungai juga tak mudah. Dengan kecepatan 10 knot, kapal produksi 1984 itu harus masuk dengan hati-hati. Kenapa demikian? Di sepanjang aliran Sungai Musi, terdapat banyak perahu kecil yang lebih dikenal masyarakat Palembang dengan perahu ketek. Disebut demikian karena saat dibunyikan, perahu akan mengeluarkan suara "tek tek tek".
Walau berbentuk raksasa, kapal Nusanive terlihat indah dipandang dari kejauhan, terutama dari Jembatan Ampera. Meski kapal militer, Nusanive bukan kapal perang, melainkan kapal protokoler yang biasa digunakan para pejabat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menggunakan kapal ini pada 2009 lalu, ketika memberikan bantuan sosial bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Sebagai kapal protokoler, Nusanive memiliki fasilitas mumpuni.
Salah satu kamar istimewa tentu saja kamar VVIP yang pernah digunakan SBY. Kamar terbesar di kapal ini memiliki fasilitas ruang santai dengan berbagai peralatan elektronik. Di sebelah ruang ini juga ada ruang karaoke untuk bersantai para pejabat yang datang serta para perwira di kapal ini. Selain ruang VVIP, VIP, ada kamar-kamar dengan berbagai kelas dengan dua dan empat tempat tidur.
Total, kapal ini dapat menampung 1.700 orang dengan berbagai ukuran kamar. Karena fasilitas inilah pelaksana SEA Games (Inasoc) memilih Nusanive sebagai tempat penginapan selama berlangsungnya multievent dua tahunan itu.
Sumber: Koran Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar