A Royal Australian Air Force C-17 Globemaster lands on the dusty airstrip of Multinational Base Tarin Kowt.
31 May 2010 -- Royal Australian Air Force C-17 Globemaster aircraft are used by Australian forces in the Middle East Area of Operations for heavy lift capability including the movement of combat vehicles in and out of theatres of operation as well as large freight items.
The C-17 has a short take-off and landing capability that is well suited to the environmental demands of Afghanistan where dirt runways such as the one at the Multinational Base in Tarin Kowt are common.
On 28 May a RAAF C-17 delivered two recently refurbished Australian Light Armoured Vehicles (ASLAV) to the 1st Mentoring Task Force based in Tarin Kowt.
A number of large freight items were also delivered on the day with the American K-Loader getting a solid workout. The K-Loader is the American version of the Australian TASLU platform.
A Royal Australian Air Force C-17 Globemaster takes off from the Multinational Base Tarin Kowt with its heavy load of cargo.
A refurbished Australian Light Armoured Vehicle destined for the 1st Mentoring Task Force rolls onto Afghanistan soil at Multinational Base Tarin Kowt.
Australian DoD
Senin, 31 Mei 2010
TNI Latihan Penggunaan Alat Pendeteksi Bom
31 Mei 2010, Jakarta -- Satuan Tugas (Satgas) Polisi Militer (POM) TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda XXV-UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Lebanon mengikuti pelatihan penggunaan alat pendeteksi dan penanganan bom. Latihan ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan Satgas TNI yang bertugas menjaga perdamaian di Lebanon akibat bom aktif peninggalan di masa perang. Demikian siaran pers Pusat Penerangan Mabes TNI yang diterima Jurnal Nasional, kemarin.
Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm. Ekoyatma Parnowo mengatakan, meskipun fungsi utamanya sebagai Polisi Militer, namun wilayah operasinya tidak luput dari kerawanan bahaya bom-bom tersebut. Untuk itu, dikirimkan 3 (tiga) orang perwira untuk berlatih bagaimana menggunakan alat pendeteksian bom yaitu Kapten Laut (PM) Fajar Hasta Kusuma, Kapten Cpm Ashariarto dan Lettu Ckm Immanuel Irvanov Hutagalung.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB, kata dia, Satgas POM TNI juga dilengkapi dengan alat pendeteksi bom.Di samping itu, menyadari akan keaneka ragaman jenis bom tersebut,sangat perlu bagi Satgas POM TNI untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang cara pendeteksian dan penanganan bom atau Uxo yang kemungkinan ditemukan demi menghindarkan kecelakaan yang bisa saja terjadi.
Menurutnya, materi pelatihan meliputi pengenalan jenis alat deteksi bom, cara pemakaian alat deteksi bom, pengenalan jenis bom yang umumnya berada di wilayah Lebanon dan cara pendeteksian bom bunuh diri, bom mobil dan Uxo.Pada bagian penutup kegiatan pelatihan tersebut dilakukan demonstrasi penanganan bom yang langsung melibatkan anggota Satgas POM TNI sebagai petugas penjinak bom.
"Pelatihan tersebut berlangsung dengan lancar dan dirasakan sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan operasional Satgas POM TNI," katanya.
Ia menambahkan, daerah konflik yang telah dan/atau sedang mengalami perang memiliki karakteristik khusus, antara lain adanya tingkat kerawanan terjadinya bahaya bom yang tinggi.Bahaya bom tersebut bisa berupa bom mobil, ranjau darat, bahkan bom bunuh diri, termasuk bom-bom yang sebenarnya telah dijatuhkan oleh pihak yang bertikai terhadap pihak lawannya, tetapi gagal meledak atau biasa dikenal dengan istilah "UXO" (unexploded ordnance).
"Uxo-uxo tersebut memang gagal meledak, tetapi pada umumnya masih aktif dan sangat berbahaya," katanya.
Dikatakannya, di beberapa wilayah Lebanon, masih banyak ditemukan Uxo peninggalan dari perang yang terjadi sebelumnya.Sebagian telah berhasil dijinakkan oleh satuan penjinak bom PBB, tetapi diduga masih banyak lagi Uxo yang tersebar dan belum terdeteksi keberadaannya. Hal ini dikarenakan posisi yang acak pada wilayah-wilayah di Lebanon yang umumnya memiliki tekstur berbukit dan berjurang.
JURNAS
Dansatgas POM TNI Konga XXV-B/UNIFIL, Letkol Cpm. Ekoyatma Parnowo mengatakan, meskipun fungsi utamanya sebagai Polisi Militer, namun wilayah operasinya tidak luput dari kerawanan bahaya bom-bom tersebut. Untuk itu, dikirimkan 3 (tiga) orang perwira untuk berlatih bagaimana menggunakan alat pendeteksian bom yaitu Kapten Laut (PM) Fajar Hasta Kusuma, Kapten Cpm Ashariarto dan Lettu Ckm Immanuel Irvanov Hutagalung.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB, kata dia, Satgas POM TNI juga dilengkapi dengan alat pendeteksi bom.Di samping itu, menyadari akan keaneka ragaman jenis bom tersebut,sangat perlu bagi Satgas POM TNI untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang cara pendeteksian dan penanganan bom atau Uxo yang kemungkinan ditemukan demi menghindarkan kecelakaan yang bisa saja terjadi.
Menurutnya, materi pelatihan meliputi pengenalan jenis alat deteksi bom, cara pemakaian alat deteksi bom, pengenalan jenis bom yang umumnya berada di wilayah Lebanon dan cara pendeteksian bom bunuh diri, bom mobil dan Uxo.Pada bagian penutup kegiatan pelatihan tersebut dilakukan demonstrasi penanganan bom yang langsung melibatkan anggota Satgas POM TNI sebagai petugas penjinak bom.
"Pelatihan tersebut berlangsung dengan lancar dan dirasakan sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan operasional Satgas POM TNI," katanya.
Ia menambahkan, daerah konflik yang telah dan/atau sedang mengalami perang memiliki karakteristik khusus, antara lain adanya tingkat kerawanan terjadinya bahaya bom yang tinggi.Bahaya bom tersebut bisa berupa bom mobil, ranjau darat, bahkan bom bunuh diri, termasuk bom-bom yang sebenarnya telah dijatuhkan oleh pihak yang bertikai terhadap pihak lawannya, tetapi gagal meledak atau biasa dikenal dengan istilah "UXO" (unexploded ordnance).
"Uxo-uxo tersebut memang gagal meledak, tetapi pada umumnya masih aktif dan sangat berbahaya," katanya.
Dikatakannya, di beberapa wilayah Lebanon, masih banyak ditemukan Uxo peninggalan dari perang yang terjadi sebelumnya.Sebagian telah berhasil dijinakkan oleh satuan penjinak bom PBB, tetapi diduga masih banyak lagi Uxo yang tersebar dan belum terdeteksi keberadaannya. Hal ini dikarenakan posisi yang acak pada wilayah-wilayah di Lebanon yang umumnya memiliki tekstur berbukit dan berjurang.
JURNAS
Lanud Suryadarma Diserang Gerakan Subang Merdeka
31 Mei 2010, Subang -- Tiba-tiba bermunculan se-gerombolan penyerang yang menyerang Lanud Suryadarma. Gerombolan Pemberontak Keamanan ini ingin menguasai obyek vital yang ada di Lanud Suryadarma. Adapaun obyek vital yang akan di duduki oleh Gerakan Subang Merdeka ( GSM ) adalah Skadron udara 7, Tempat penyimpanan Bahan Minyak dan Pelumasan, Kantor Base Ops sebagai kendali penerbangan, dan Hanggar C (27/5).
Mendapatkan informasi dari intelpam Lanud Sdm yang sudah disebar, secara mendadak Kepala Dinas Operasi Lanud Suryadarma membunyikan sirene sebagai tanda bahwa ada kontigensi. Kemudian Kadisops memerintahkan Kepala Seksi Pertahanan Pangkalan ( Kasi Hanlan ) untuk membentuk pasukan sebagai upaya mempertahankan pangkalan.
Pasukan yang dipersenjatai dengan senjata laras panjang jenis SS1 selanjutnya ditempatkan pada daerah – daerah tertentu yang akan diduduki oleh para GSM. Secepat itu para Danton tiap peleton langsung memerintahkan untuk menyerbu GPK yang akan merebut dari obyek vital. Dalam waktu tidak terlalu lama, pasukan Hanlan Lanud Suryadarma memberondong mereka dengan tembakan dari pasukan ke arah pemberontak GSM tersebut. Merasa kalah dan sebagaian tewas terbunuh maka sebagian lari terbirit dan kocar kacir untuk meneyelamatkan melarikan diri.
Namun demikian pasukan terus menyisir daerah perebutan dan mengejar para pemberontak sampai keadaan aman. Selanjutnya pasukan Hanlan Lanud Suryadarma melakukan konsolidasi dan evaluasi terhadap kejadian tersebut. Ternyata dari pihak Pasukan Hanlan tidak ada korban jiwa sedangkan daripihak GSM ditemukan korban sebanyak 23 orang dan tawanan ada 15 orang dengan hasil rampasan senjata sebanyak 38 pucuk.
Demikian skenario latihan Pertahanan Pangkalan yang digelar oleh Lanud Suryadarma sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaannya. .Kepala Dinas Operasi Lanud Suryadarma Letkol Pnb M. Syafii selaku kalakgiat menyampaikan bahwa latihan ini digelar untuk mengembalikan dan menyegarkan ingatan setiap prajurit Lanud Suryadarma dalam menghadapi ancaman. Latihan ini sendiri melibatkan dari beberapa personel dari satuan antara lain Skadron udara 7, Lanud Suryadarma dan Kompi B Paskhas.
Pentak Lanud Suryadarma
Marinir Amerika dan Indonesia "Serbu" Banongan
Seorang AL AS mencicipi nasi yang dimasak di dalam kelapa saat latihan bersama (Latma) AL Indonesia dengan AL AS dengan tema "Naval Engagement Activity (NEA) 2010" di Hutan Selogiri, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (31/5). Pengenalan tumbuhan dan hewan yang bisa dimakan di hutan untuk bertahan hidup merupakan rangkaian Latma NEA 2010 dengan materi patroli tempur hutan dan survival jungle. (Foto: ANTARA/Seno S./ss/10)
29 Mei 2010, Situbondo -- Marinir Amerika yang biasa disebut United States Marine Corps (USMC) dan Indonesia melakukan pendaratan Amfibi bersama untuk "menyerbu" Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jatim, Sabtu.
Staf Dinas Penerangan Korps Marinir Serda Mar Kuwadi melaporkan dari Situbondo bahwa kegiatan itu merupakan rangkaian dari Latihan Bersama (Latma) yang digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat bertema "Naval Engagement Activity (NEA) 2010".
Pendaratan Amfibi itu melibatkan 200 prajurit Korps Marinir, 250 prajurit USMC, dua buah "Landing Craft Utility" (LCU), sembilan "Assoult Amphibious Vehicles" (AAV), dan sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Tortuga.
Kegiatan itu disaksikan secara langsung oleh Commander Task Force (CTF) 73 Real Admiral Nora W. Tyson, Komandan Satgas NEA 2010 Kolonel Laut (P) Sutaryono, Asops Kaspasmar-1 Kolonel Marinir Hasanudin, Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol, dan Asintel Lantamal V Surabaya Kolonel Marinir Suaf Yanu Hardani.
Setelah melaksanakan pendaratan Amfibi, para prajurit Korps Marinir mendapatkan materi latihan dari prajurit USMC berupa CQB, Zeni Tempur, pemeriksaan tawanan, dan evakuasi medis, kemudian dilanjutkan dengan pergeseran pasukan ke Pusat Latihan Pertempuran Marinir Asembagus.
Latihan yang melibatkan Marinir kedua negara itu dilaksanakan di daerah Karangtekok pada 30 Mei 2010 dengan materi latihan Military Operation on Urban Terrain (MOUT), Life Fire, dan Demolisi, sedangkan materi Jungle Survival adn patroli tempur akan dilaksanakan di hutan Selogiri, Banyuwangi, pada 31 Mei 2010.
"Selain latihan yang dilaksanakan oleh prajurit Marinir di Karangtekok dan Banyuwangi, juga dilaksanakan kegiatan Engeineering Civic Action Project (ENCAP) dan Medical Civic Action Project (Medcap) di Desa Weru dan Sidokumpul, Lamongan, serta beberapa kegiatan lain di Surabaya," kata Komandan Satgas NEA 2010 Kolonel Laut (P) Sutaryono.
Seorang prajurit Korps Marinir memberikan contoh melumpuhkan musuh dengan tangan kosong kepada seorang prajurit USMC, saat latihan bela diri militer di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Karangtekok, Situbondo, Minggu (30/5). Latihan yang melibatkan 200 prajurit Korps Marinir dan 250 prajurit USMC ini merupakan rangkaian dari latihan bersama Naval Engagement Activity (NEA) 2010, antara TNI AL dan US Navy dengan yang berlangsung hingga 01 Juni 2010. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/10)
Seorang instruktur memakan buah mengkudu saat latihan bersama (Latma) AL Indonesia dengan AL AS. (Foto: ANTARA/Seno S./ss/10)
Seorang prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan dengan menyemburkan api dari mulut, saat usai latihan bela diri militer. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/nz/10)
Seorang prajurit Korps Marinir menunjukkan kemampuannya mengupas kelapa dengan menggunakan gigi dengan disaksikan prajurit USMC. (Foto: Serda (Mar) Kuwadi)
Sejumlah prajurit USMC melatih prajurit Korps Marinir menembak reaksi. (Foto: Serda (Mar) Kuwadi)
ANTARA News
29 Mei 2010, Situbondo -- Marinir Amerika yang biasa disebut United States Marine Corps (USMC) dan Indonesia melakukan pendaratan Amfibi bersama untuk "menyerbu" Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jatim, Sabtu.
Staf Dinas Penerangan Korps Marinir Serda Mar Kuwadi melaporkan dari Situbondo bahwa kegiatan itu merupakan rangkaian dari Latihan Bersama (Latma) yang digelar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat bertema "Naval Engagement Activity (NEA) 2010".
Pendaratan Amfibi itu melibatkan 200 prajurit Korps Marinir, 250 prajurit USMC, dua buah "Landing Craft Utility" (LCU), sembilan "Assoult Amphibious Vehicles" (AAV), dan sebuah kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Tortuga.
Kegiatan itu disaksikan secara langsung oleh Commander Task Force (CTF) 73 Real Admiral Nora W. Tyson, Komandan Satgas NEA 2010 Kolonel Laut (P) Sutaryono, Asops Kaspasmar-1 Kolonel Marinir Hasanudin, Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir Amir Faisol, dan Asintel Lantamal V Surabaya Kolonel Marinir Suaf Yanu Hardani.
Setelah melaksanakan pendaratan Amfibi, para prajurit Korps Marinir mendapatkan materi latihan dari prajurit USMC berupa CQB, Zeni Tempur, pemeriksaan tawanan, dan evakuasi medis, kemudian dilanjutkan dengan pergeseran pasukan ke Pusat Latihan Pertempuran Marinir Asembagus.
Latihan yang melibatkan Marinir kedua negara itu dilaksanakan di daerah Karangtekok pada 30 Mei 2010 dengan materi latihan Military Operation on Urban Terrain (MOUT), Life Fire, dan Demolisi, sedangkan materi Jungle Survival adn patroli tempur akan dilaksanakan di hutan Selogiri, Banyuwangi, pada 31 Mei 2010.
"Selain latihan yang dilaksanakan oleh prajurit Marinir di Karangtekok dan Banyuwangi, juga dilaksanakan kegiatan Engeineering Civic Action Project (ENCAP) dan Medical Civic Action Project (Medcap) di Desa Weru dan Sidokumpul, Lamongan, serta beberapa kegiatan lain di Surabaya," kata Komandan Satgas NEA 2010 Kolonel Laut (P) Sutaryono.
Seorang prajurit Korps Marinir memberikan contoh melumpuhkan musuh dengan tangan kosong kepada seorang prajurit USMC, saat latihan bela diri militer di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Karangtekok, Situbondo, Minggu (30/5). Latihan yang melibatkan 200 prajurit Korps Marinir dan 250 prajurit USMC ini merupakan rangkaian dari latihan bersama Naval Engagement Activity (NEA) 2010, antara TNI AL dan US Navy dengan yang berlangsung hingga 01 Juni 2010. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/10)
Seorang instruktur memakan buah mengkudu saat latihan bersama (Latma) AL Indonesia dengan AL AS. (Foto: ANTARA/Seno S./ss/10)
Seorang prajurit Korps Marinir unjuk kebolehan dengan menyemburkan api dari mulut, saat usai latihan bela diri militer. (Foto: ANTARA/Serda Mar Kuwadi/EI/nz/10)
Seorang prajurit Korps Marinir menunjukkan kemampuannya mengupas kelapa dengan menggunakan gigi dengan disaksikan prajurit USMC. (Foto: Serda (Mar) Kuwadi)
Sejumlah prajurit USMC melatih prajurit Korps Marinir menembak reaksi. (Foto: Serda (Mar) Kuwadi)
ANTARA News
Sabtu, 29 Mei 2010
Lagi, Kapal Nelayan Vietnam Ditangkap
Kapal pencuri ikan Vietnam ini ditangkap, Jumat (28/5/2010) petang di perairan Tanjungpandan, Karimata, Kalbar. (Foto: KOMPAS/Agustinus Handoko)
29 Mei 2010, Pontianak -- Nelayan-nelayan Vietnam rupanya tak jera mencuri ikan di perairan Indonesia walaupun sudah banyak yang ditangkap. Satu kapal nelayan Vietnam yang penuh dengan muatan ikan kering olahan kembali ditangkap oleh kapal pengawas.
Kapten Kapal Hiu Macan 005 Yatmono Sutrisno, Sabtu (29/5/2010), mengatakan, kapal dengan 11 awak dan kapten itu ditangkap di sekitar Perairan Tanjungpandan, Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Jumat petang.
"Mereka benar-benar punya nyali karena berani mencuri ikan di perairan dalam. Kalau kemarin-kemarin kan di zona ekonomi ekslusif," kata Yatmono.
Anak buah kapal Vietnam yang tertangkap, Duc (50), mengatakan, mereka sudah beroperasi sekitar dua bulan sebelum tertangkap. Ikan-ikan yang dicuri itu langsung diolah dengan cara diasinkan di atas kapal. Ikan-ikan yang dicuri memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti hiu dan pari.
Setelah ditangkap, kapal Vietnam itu ditarik ke Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak. Anak buah kapal akan menjalani karantina di Stasiun PSDKP sambil menunggu proses hukum.
KOMPAS.com
29 Mei 2010, Pontianak -- Nelayan-nelayan Vietnam rupanya tak jera mencuri ikan di perairan Indonesia walaupun sudah banyak yang ditangkap. Satu kapal nelayan Vietnam yang penuh dengan muatan ikan kering olahan kembali ditangkap oleh kapal pengawas.
Kapten Kapal Hiu Macan 005 Yatmono Sutrisno, Sabtu (29/5/2010), mengatakan, kapal dengan 11 awak dan kapten itu ditangkap di sekitar Perairan Tanjungpandan, Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Jumat petang.
"Mereka benar-benar punya nyali karena berani mencuri ikan di perairan dalam. Kalau kemarin-kemarin kan di zona ekonomi ekslusif," kata Yatmono.
Anak buah kapal Vietnam yang tertangkap, Duc (50), mengatakan, mereka sudah beroperasi sekitar dua bulan sebelum tertangkap. Ikan-ikan yang dicuri itu langsung diolah dengan cara diasinkan di atas kapal. Ikan-ikan yang dicuri memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti hiu dan pari.
Setelah ditangkap, kapal Vietnam itu ditarik ke Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak. Anak buah kapal akan menjalani karantina di Stasiun PSDKP sambil menunggu proses hukum.
KOMPAS.com
AL Korsel Latihan Anti Kapal Selam
29 Mei 2010 -- Kapal perang Korea Selatan menjatuhkan bom dalam saat latihan anti kapal selam di perairan Taean Kamis (27/05). AL Korsel melakukan latihan anti kapal selam pertama kalinya sejak ditenggelamkannya kapal patroli AL Korsel Cheonan oleh torpedo diduga kuat milik AL Korut. Defense Acquisition Program Administration (DAPA) akan membuka tender pembelian 20 helikopter anti kapal selam baru. AL Korsel mengrounded sementara helicopter anti kapal selam Lynx bulan lalu, setelah dua Lynx mengalami kecelakaan. AL Korsel mengoperasikan 25 Lynx untuk peperangan anti kapal selam dan permukaan. (Foto: Getty Images)
Kapal perang Korsel latihan menembak saat latihan kapal selam. Kandidat helikopter anti kapal selam baru AL Korsel, NH Industries NH90 kandidat terkuat, Sikorsky MH-60, AgustaWestland Future Lynx, Sikorsky S-76 serta helicopter buatan KAI dibantu EADS.
(Foto: Getty Images/Reuters)
Helikopter anti kapal selam produksi NH Industries NH90 milik AL Belanda, salah satu kandidat helikopter anti kapal selam baru AL Korsel. (Foto: NHI)
Surion helikopter produksi KAI dibantu EADS, saat ditampilkan pertama kalinya pada publik. (Foto: DID)
Berita HanKam
Kapal perang Korsel latihan menembak saat latihan kapal selam. Kandidat helikopter anti kapal selam baru AL Korsel, NH Industries NH90 kandidat terkuat, Sikorsky MH-60, AgustaWestland Future Lynx, Sikorsky S-76 serta helicopter buatan KAI dibantu EADS.
(Foto: Getty Images/Reuters)
Helikopter anti kapal selam produksi NH Industries NH90 milik AL Belanda, salah satu kandidat helikopter anti kapal selam baru AL Korsel. (Foto: NHI)
Surion helikopter produksi KAI dibantu EADS, saat ditampilkan pertama kalinya pada publik. (Foto: DID)
Berita HanKam
Kapal Patroli Korut di Sungai Yalu
29 Mei 2010 -- Kapal patroli Korea Utara sedang berpatroli sepanjang sungai Yalu dekat Dandong di Provinsi Liaoning, Cina Sabtu (29/05). Hubungan Korea Selatan dan Korut menjadi tegang setelah militer Korsel dibantu para penyelidik internasional menemukan bukti pecahan torpedo yang diduga kuat milik militer Korut. (Foto: AP)
Berita HanKam
Jumat, 28 Mei 2010
AK200 Versi Terbaru Kalashnikov
29 Mei 2010 -- Rusia berencana menguji senapan serbu otomatis Kalashnikov model terbaru tahun depan, diungkapkan Presiden Direktur Izhmash Vladimir Grodetsky, Selasa (25/05) diberitakan kantor berita RIA Novosti.
Versi terbaru diberinama AK 200 dikembangkan berdasarkan AK 74M, mempunyai perbedaan dalam berat serta kapasitas magazine AK 200 3,8 kg/30, 50, dan 60 peluru sedangkan AK 47M 3,3 kg/30 peluru.
AK 74 pengembangkan versi pertama senapan serbu Kalashnikov AK 47, diciptakan oleh Mikhail Kalashnikov.
AK 47 menjadi senapan serbu legendaris, digunakan lebih dari 50 angkatan bersenjata serta menjadi senapan favorit kaum pejuang di dunia. Senapan serbu AK 47 dijadikan lambang pada bendera Mozambique.
Venezuela bangun pabrik peluru Kalashnikov
Rusia akan membangun pabrik amunisi berkapasitas lebih 50 juta peluru pertahun di Venezuela.
Pabrik amunisi ini bagian dari kesepakatan pembelian 100,000 senapan serbu AK 103 dan pabrik amunisi guna memproduksi peluru 7,63mm untuk AK 103 antara pemerintah Venezuela dan Rusia pada 2007.
Pabrik amunisi akan dibangun dekat pabrik perakitan AK 103 di negara bagian Aragua, diharapkan mulai berproduksi akhir 2010.
Venezuela telah membelanjakan 4 milyar dolar guna membeli pesawat tempur, helikopter dan senapan serbu buatan Rusia sejak 2005.
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan setelah kunjungan kenegaraan ke Venezuela bulan lalu, Venezuela akan menandatangani kontrak persenjataan baru senilai lebih 5 milyar dolar dalam waktu dekat.
RIA Novosti/Berita HanKam
KRI Kala Hitam Tangkap Kapal Motor Bermuatan Pakaian Bekas
Salah satu kapal perang TNI AL, KRI Kala Hitam-828, bergerak dari dermaga Mako Lanal Pontianak di Perairan Kapuas, Pontianak, Kalbar, Jumat (28/5). KRI Kala Hitam-828 yang berada di bawah BKO Guskamlabar, melaksanakan Operasi pengamanan laut bersandi Taring Pari guna menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/pd/10)
28 Mei 2010, Pontianak -- Kapal Perang Republik Indonesia Kala Hitam - 828, menangkap satu kapal motor Ratu Pantai yang bermuatan sekitar 1.100 karung besar pakaian bekas serta 300 lembar kasur tanpa dokumen.
Komandan KRI Kala Hitam - 828 Mayor Laut (P) Tubagus Budi Wahyudi di Pontianak, Jumat, menyatakan, KM Ratu Pantai ditangkap saat mengarungi perairan China Selatan atau sekitar Pulau Pejantan, Rabu (26/5) pukul 12.30 WIB.
KRI Kala Hitam saat ini melaksanakan Operasi Taring Pari di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar).
"Saat kami sedang berpatroli tampak kapal motor itu di radar dengan kontak merah dengan membawa muatan tinggi yang tidak lazim," katanya.
Saat diteropong, dengan muatan tinggi seharusnya draf kapal itu akan tenggelam, tetapi draf kapal itu malah justru tinggi, sehingga menimbulkan kecurigaan, kata Tubagus.
"Pada saat akan kami dekati, kapal motor itu bukannya memperlambat, malah mempercepat dan berusaha lari. Melihat reaksi tersebut saya perintahkan untuk melaksanakan peran tempur bahaya permukaan guna menghindari kejadian di luar dugaan," katanya.
Kemudian setelah KM itu berhasil dikejar, personel KRI Kala Hitam melakukan penggeledahan untuk memeriksa kelengkapan dokumen KM itu. Hasilnya KM tersebut memuat sekitar 1.100 karung besar pakaian bekas dan 300 lembar kasur yang tidak disertai dokumen.
Selain itu, KM itu juga tidak dilengkapi surat izin berlayar, sertifikat perangkat radio yang sudah tidak berlaku, tidak memiliki sertifikat garis muat, sertifikat pencegahan pencemaran oleh kapal, jumlah anak buah kapal tidak sesuai daftar ABK yang ada.
"Karena KM itu memuat barang ilegal, maka kami giring ke Pelabuhan TNI Angkatan Laut Pontianak untuk menjalani proses hukum selanjutnya," kata Tubagus.
ANTARA News
28 Mei 2010, Pontianak -- Kapal Perang Republik Indonesia Kala Hitam - 828, menangkap satu kapal motor Ratu Pantai yang bermuatan sekitar 1.100 karung besar pakaian bekas serta 300 lembar kasur tanpa dokumen.
Komandan KRI Kala Hitam - 828 Mayor Laut (P) Tubagus Budi Wahyudi di Pontianak, Jumat, menyatakan, KM Ratu Pantai ditangkap saat mengarungi perairan China Selatan atau sekitar Pulau Pejantan, Rabu (26/5) pukul 12.30 WIB.
KRI Kala Hitam saat ini melaksanakan Operasi Taring Pari di bawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar).
"Saat kami sedang berpatroli tampak kapal motor itu di radar dengan kontak merah dengan membawa muatan tinggi yang tidak lazim," katanya.
Saat diteropong, dengan muatan tinggi seharusnya draf kapal itu akan tenggelam, tetapi draf kapal itu malah justru tinggi, sehingga menimbulkan kecurigaan, kata Tubagus.
"Pada saat akan kami dekati, kapal motor itu bukannya memperlambat, malah mempercepat dan berusaha lari. Melihat reaksi tersebut saya perintahkan untuk melaksanakan peran tempur bahaya permukaan guna menghindari kejadian di luar dugaan," katanya.
Kemudian setelah KM itu berhasil dikejar, personel KRI Kala Hitam melakukan penggeledahan untuk memeriksa kelengkapan dokumen KM itu. Hasilnya KM tersebut memuat sekitar 1.100 karung besar pakaian bekas dan 300 lembar kasur yang tidak disertai dokumen.
Selain itu, KM itu juga tidak dilengkapi surat izin berlayar, sertifikat perangkat radio yang sudah tidak berlaku, tidak memiliki sertifikat garis muat, sertifikat pencegahan pencemaran oleh kapal, jumlah anak buah kapal tidak sesuai daftar ABK yang ada.
"Karena KM itu memuat barang ilegal, maka kami giring ke Pelabuhan TNI Angkatan Laut Pontianak untuk menjalani proses hukum selanjutnya," kata Tubagus.
ANTARA News
Siswa SMA BarunawatiK Kagum Kecanggihan Kapal Perang Amerika
Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sistem menurunkan sauh kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). Open ship tersebut digelar dalam rangka latihan bersama (latma) TNI AL dan US Navy dengan sandi 'NEA 2010 (Naval Engagement Activity 2010). Latihan yang digelar dari 26 Mei - 1 Juni 2010 tersebut, bertujuan untuk memperkuat kerangka kerjasama bilateral Indonesia-Amerika. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
28 Mei 2010, Surabaya -- Wajah para siswa SMA Barunawati memancarkan kekaguman saat menginjakkan kaki di USS Vandergrift kemarin (27/5). Selain berfoto dengan para awak, mereka berkesempatan menjelajahi kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh di Dermaga Zamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, tersebut.
Saat kunjungan itu, para siswa didampingi oleh awak USS Vandergrift. Para kru dengan sabar berbagi informasi mengenai seluk-beluk kecanggihan peranti kapal perang tersebut. Kegiatan yang merupakan bagian dari Naval Engagement Activity (NEA) 2010 antara US Navy dan Komando Armada Timur (Koarmatim) itu dimulai sekitar pukul 09.00.
Sebelum memasuki area bersandarnya empat kapal perang Amerika itu, para pengunjung diawasi ketat oleh prajurit Provost TNI-AL (Pomal) dan US Navy. Selain USS Vandegrift, US Navy membuka pintu kapal USS Tortuga bagi siswa sekolah lain yang berkunjung saat itu.
Namun, sekolah lain yang belum sempat mengunjungi kapal perang Amerika tersebut harus gigit jari. Pasalnya, meski membuang jangkar di Surabaya hingga 1 Juni mendatang, mereka hanya mengadakan open ship sehari. Hari ini hingga akhir kegiatan (1 Juni) nanti, kapal perang Amerika itu akan disibukkan berbagai kegiatan. "Ada kapal yang berangkat ke Situbondo untuk latihan perang," ujar Kasubdispenum Dinas Penerangan Koarmatim Mayor Laut Drs Kariono MAP kemarin (27/5).
Dalam open ship itu, Koarmatim dan US Navy membuat pengamanan berlapis. Dermaga Zamrud yang menjadi tempat bersandarnya kapal disterilkan dalam radius sekitar 100 meter. Penjaga dari dua korps angkatan laut itu dilengkapi senjata otomatis. Tidak hanya itu, dua ekor anjing penjaga juga disiagakan. "Permintaannya memang seperti itu," katanya.
Namun, mereka yang belum sempat blusukan ke kapal Amerika bakal mendapatkan ganti. Sebab, hari ini dan besok, korps US Navy akan mengadakan kolaborasi musik bersama TNI-AL. Pertunjukan pertama diadakan di City of Tomorrow (Cito) mulai pukul 13.00. Hari kedua, show pindah ke Supermal Pakuwon Indah pada 29 Mei dan 30 Mei nanti.
JAWA POS
28 Mei 2010, Surabaya -- Wajah para siswa SMA Barunawati memancarkan kekaguman saat menginjakkan kaki di USS Vandergrift kemarin (27/5). Selain berfoto dengan para awak, mereka berkesempatan menjelajahi kapal perang Amerika Serikat yang berlabuh di Dermaga Zamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, tersebut.
Saat kunjungan itu, para siswa didampingi oleh awak USS Vandergrift. Para kru dengan sabar berbagi informasi mengenai seluk-beluk kecanggihan peranti kapal perang tersebut. Kegiatan yang merupakan bagian dari Naval Engagement Activity (NEA) 2010 antara US Navy dan Komando Armada Timur (Koarmatim) itu dimulai sekitar pukul 09.00.
Sebelum memasuki area bersandarnya empat kapal perang Amerika itu, para pengunjung diawasi ketat oleh prajurit Provost TNI-AL (Pomal) dan US Navy. Selain USS Vandegrift, US Navy membuka pintu kapal USS Tortuga bagi siswa sekolah lain yang berkunjung saat itu.
Namun, sekolah lain yang belum sempat mengunjungi kapal perang Amerika tersebut harus gigit jari. Pasalnya, meski membuang jangkar di Surabaya hingga 1 Juni mendatang, mereka hanya mengadakan open ship sehari. Hari ini hingga akhir kegiatan (1 Juni) nanti, kapal perang Amerika itu akan disibukkan berbagai kegiatan. "Ada kapal yang berangkat ke Situbondo untuk latihan perang," ujar Kasubdispenum Dinas Penerangan Koarmatim Mayor Laut Drs Kariono MAP kemarin (27/5).
Dalam open ship itu, Koarmatim dan US Navy membuat pengamanan berlapis. Dermaga Zamrud yang menjadi tempat bersandarnya kapal disterilkan dalam radius sekitar 100 meter. Penjaga dari dua korps angkatan laut itu dilengkapi senjata otomatis. Tidak hanya itu, dua ekor anjing penjaga juga disiagakan. "Permintaannya memang seperti itu," katanya.
Namun, mereka yang belum sempat blusukan ke kapal Amerika bakal mendapatkan ganti. Sebab, hari ini dan besok, korps US Navy akan mengadakan kolaborasi musik bersama TNI-AL. Pertunjukan pertama diadakan di City of Tomorrow (Cito) mulai pukul 13.00. Hari kedua, show pindah ke Supermal Pakuwon Indah pada 29 Mei dan 30 Mei nanti.
JAWA POS
Presiden Akan Tinjau Kapal USNS Mercy di Ambon
29 Mei 2010, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan meninjau kapal rumah sakit terbesar milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USNS Mercy T-AH19 yang akan berlabuh di Ambon, Maluku. Kehadiran kapal yang dibanggakan Amerika itu di Ambon tidak lain untuk ikut serta memeriahkan acara Sail Banda 2010 yang digelar sejak 27 Juli hingga 8 Agustus.
"Pada puncak acara yang digelar pada 3 Agustus 2010, seluruh kapal rumah sakit dari lima Negara akan berlabuh di pelabuhan utama Ambon, pelabuhan Yos Sudarso. Dan saat itulah Presiden akan mengadakan tur ke seluruh kapal untuk inspeksi," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Kesra sekaligusb Ketua Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia Prof Dr Indroyono Soesilo, di Jakarta, Kamis (27/5).
Kapal USNS Mercy dijadwalkan tiba di Ambon pada 29 Juli 2010.
Menurut Prof Indroyono, kapal itu nantinya akan ikut dalam program Operasi Surya Baskara Jaya di Maluku, yang merupakan bagian dari rangkaian acara Sail Banda 2010. Selain Amerika, ada pula kapal rumah sakit milik Indonesia sendiri KRI dr Soeharso, satu unit landing ship tank (LST) milik Singapura, dan dua unit landing craft heavy (LCH) milik Australia. Selain Amerika, Australia dan Singapura, rencanya Malaysia dan Selandia Baru juga akan turut serta.
JURNAS
A400M to Make It First Public Appearance at ILA Berlin Air Show 2010
26 May 2010 -- Visitors will be able to get an exclusive first glimpse of the A400M, the all-new airlifter for the 21st Century and Airbus Military’s latest development, at the ILA Berlin Air Show taking place at Schönefeld Airport from June 8th to 13th.
The airlifter, which is capable of performing short range tactical, longer range strategic and tanker missions, will be on static and flying display during the first two days of the airshow, leaving on the 10th June.
It will be just one part of a major contribution by Airbus, which is celebrating its 40th anniversary of ongoing innovations, to the ILA Berlin Air Show, From June 11th, the “new Queen of the Skies”, the A380, will take over. During the A380 flying display you will be able to experience the unique quietness of this all-new eco-efficient airliner – a true good neighbour for each and every airport.
Airbus and Airbus Military will be present at the EADS Chalet (17-23) to welcome guests.
Media will be welcomed in the EADS Press Chalet (24-25).
On the EADS stand (Hall 7), visitors can learn more about Airbus and Airbus Military products and innovations. They will find an interactive tool featuring all Airbus commercial aircraft family products including Airbus Military’s, as well as a cut-away model of the A320P2F (Passenger to Freighter conversion).
A full scale cross section of an A400M fuselage and a full scale mock-up of the A350 XWB’s cabin housing an audio-visual theatre showing Airbus’ latest innovations “shaping efficiency” are also on display. Airbus experts and specialists will be available to discuss innovations at the Forum on the stand.
Throughout the ILA week Airbus will be holding events designed to give students and recent graduates in an aerospace, engineering or an engineering-related business discipline the chance to discuss career opportunities at Airbus.
For the latest update on market trends, on Wednesday 9th June at 10:00, Airbus will hold a press conference starting at 10.00, in room A in the Press Centre, followed by an Airbus Military press briefing. Commercial announcements can be expected during the course of the week.
AIRBUS MILITARY
Kapal "D-Day" Normandia Teronggok di Priok...
KRI Teluk Tomini bernomor lambung 508 bersandar di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (20/5). (Foto: KOMPAS/Wisnu Widiantoro)
29 Mei 2010 -- Matahari menyengat di sudut barat Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis tengah hari awal Mei lalu, memancar lurus di atas kapal-kapal perang tua yang ditambatkan berderet di tepi dermaga Komando Lintas Laut Militer di tengah riuh bongkar muat pelabuhan. Nyaris terabaikan, itulah nasib kapal-kapal landing ship tank tua milik TNI AL yang pernah berjasa dalam Perang Dunia II saat pendaratan Sekutu di Normandia, Perancis, tahun 1944 hingga mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia akhir 1990-an.
Salah satu landing ship tank (LST) legendaris tersebut adalah KRI Teluk Tomini 508 yang dibuat di galangan kapal Charleston, Negara Bagian Karolina Selatan, Amerika Serikat, tahun 1942 dan diberi nama USS Bledsoe County. Dalam data yang diberikan Kepala Dinas Penerangan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Letnan Kolonel Laut (Kh) Agus Cahyono disebutkan, KRI Teluk Tomini alias USS Bledsoe County pernah terlibat sejumlah operasi penting dalam Perang Dunia II.
Kiprahnya diawali dengan pelayaran dari galangan kapal Angkatan Laut AS pada 19 Maret 1943, USS Bledsoe County tiba di Dakar, Senegal, yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Perancis, General Charles de Gaulle yang pro-Sekutu. Dari sana, Bledsoe County bergerak ke kota-kota pelabuhan magribi (Maroko, Aljazair, dan Tunisia) sebelum terlibat dalam Operasi Husky, yakni invasi Sekutu ke Sisilia pada 10 Juli 1943. Sejumlah lokasi pendaratan antara lain Scoglitti, Gela, dan Palermo. Operasi berlanjut ke daratan Italia dengan pendaratan di Salerno.
Selepas invasi ke Sisilia, Bledsoe County diberangkatkan ke Inggris dalam persiapan Operasi Overlord, yakni operasi amfibi terbesar dalam sejarah umat manusia berupa serbuan ke pantai Normandia, Perancis barat laut.
”Kapal ini pernah terlibat dalam operasi pendaratan Sekutu di Normandia. Personel militer Amerika yang pernah berkunjung ke Kolinlamil mengagumi bahwa masih ada kapal-kapal LST eks Perang Dunia II yang dioperasikan TNI AL,” ujar Komandan KRI Teluk Tomini Mayor Laut (P) Syaekhul Anwar yang ditemui di Ruang Perwira (Officer Room) LST yang berusia 67 tahun itu.
USS Bledsoe County mendaratkan muatan di pantai Sword, bagian dari wilayah operasi pasukan Inggris. Secara keseluruhan, kapal itu melakukan 39 sortie dari Inggris ke Normandia selama rangkaian Operasi Overlord. Beberapa kali kapal itu menjadi bulan-bulanan serangan artileri pantai Jerman ataupun pesawat terbang musuh.
Legenda TNI AL
Selepas Perang Dunia II, USS Bledsoe County bersama ratusan kapal perang lainnya menjadi bagian dari armada kapur barus (mothball fleet) yang nonaktif. Ketika pemerintahan Presiden Soekarno berusaha merebut Irian Barat, Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden John Fitzgerald Kennedy memberikan dukungan dengan menjual sejumlah peralatan militer, termasuk beberapa LST era Perang Dunia II yang menjadi bagian dari TNI AL, yakni KRI Teluk Langsa 501, KRI Teluk Kao 504, dan KRI Teluk Tomini 508.
Mayor Bambang, salah seorang perwira Kolinlamil yang ditemui di KRI Teluk Langsa, awal April 2010, menceritakan tentang orisinalitas kapa-kapal bersejarah itu. ”Ini corong komunikasi dari bridge (anjungan) ke kamar mesin masih menggunakan pipa dan bukan radio seperti kapal militer masa kini. Jam, lonceng, instrumen, bahkan lambang kapal asli dari AS masih ada di beberapa kapal-kapal LST eks Perang Dunia II ini,” ujarnya.
Selain mandala Eropa dan Afrika, sejumlah LST lain pernah terlibat dalam operasi militer di mandala Pasifik bagian dari manuver Jenderal Douglas MacArthur. Saat berada di bawah TNI AL, KRI Teluk Tomini menggoreskan sejarah dalam rangkaian operasi, seperti Operasi Mandala (perebutan Irian Barat), Operasi Seroja (Timor Timur) dekade akhir 1970-an, Operasi Andhini Sakti (mengangkut bibit sapi impor dari Australia untuk dikembangkan di dalam negeri), rangkaian bantuan angkutan ke pulau-pulau terpencil, hingga pemulangan pengungsi pascajajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
”Wah, waktu pemulangan pengungsi pascajajak pendapat, LST-LST tua ini sangat berjasa. Seluruh kapal dipenuhi pengungsi hingga 2.000 orang lebih. Bahkan, di anjungan tempat kapten mengemudi juga dipenuhi pengungsi. Persis seperti di dalam bus kota yang penuh sesak,” ujar Bambang.
Meski menggoreskan sejarah panjang dan penuh jasa, belum terdengar ada upaya melestarikan LST-LST tua itu sebagai museum terapung. ”Sudah didaftarkan untuk dilepas atau mungkin dibesituakan sejak tahun lalu,” kata Letkol Agus Cahyono.
Kolonel (Purn) Jean Rocher, mantan Atase Pertahanan Perancis untuk RI, mengaku terkejut mendengar masih ada LST yang pernah digunakan dalam ”D-Day” Normandia berada di Jakarta. ”Itu sangat menarik dan berharga bagi bangsa Perancis, Amerika, dan tentu saja Indonesia,” kata Rocher yang sedang menulis sejarah perang Napoleon di Pulau Jawa tahun 1811.
KOMPAS
29 Mei 2010 -- Matahari menyengat di sudut barat Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis tengah hari awal Mei lalu, memancar lurus di atas kapal-kapal perang tua yang ditambatkan berderet di tepi dermaga Komando Lintas Laut Militer di tengah riuh bongkar muat pelabuhan. Nyaris terabaikan, itulah nasib kapal-kapal landing ship tank tua milik TNI AL yang pernah berjasa dalam Perang Dunia II saat pendaratan Sekutu di Normandia, Perancis, tahun 1944 hingga mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia akhir 1990-an.
Salah satu landing ship tank (LST) legendaris tersebut adalah KRI Teluk Tomini 508 yang dibuat di galangan kapal Charleston, Negara Bagian Karolina Selatan, Amerika Serikat, tahun 1942 dan diberi nama USS Bledsoe County. Dalam data yang diberikan Kepala Dinas Penerangan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Letnan Kolonel Laut (Kh) Agus Cahyono disebutkan, KRI Teluk Tomini alias USS Bledsoe County pernah terlibat sejumlah operasi penting dalam Perang Dunia II.
Kiprahnya diawali dengan pelayaran dari galangan kapal Angkatan Laut AS pada 19 Maret 1943, USS Bledsoe County tiba di Dakar, Senegal, yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Perancis, General Charles de Gaulle yang pro-Sekutu. Dari sana, Bledsoe County bergerak ke kota-kota pelabuhan magribi (Maroko, Aljazair, dan Tunisia) sebelum terlibat dalam Operasi Husky, yakni invasi Sekutu ke Sisilia pada 10 Juli 1943. Sejumlah lokasi pendaratan antara lain Scoglitti, Gela, dan Palermo. Operasi berlanjut ke daratan Italia dengan pendaratan di Salerno.
Selepas invasi ke Sisilia, Bledsoe County diberangkatkan ke Inggris dalam persiapan Operasi Overlord, yakni operasi amfibi terbesar dalam sejarah umat manusia berupa serbuan ke pantai Normandia, Perancis barat laut.
”Kapal ini pernah terlibat dalam operasi pendaratan Sekutu di Normandia. Personel militer Amerika yang pernah berkunjung ke Kolinlamil mengagumi bahwa masih ada kapal-kapal LST eks Perang Dunia II yang dioperasikan TNI AL,” ujar Komandan KRI Teluk Tomini Mayor Laut (P) Syaekhul Anwar yang ditemui di Ruang Perwira (Officer Room) LST yang berusia 67 tahun itu.
USS Bledsoe County mendaratkan muatan di pantai Sword, bagian dari wilayah operasi pasukan Inggris. Secara keseluruhan, kapal itu melakukan 39 sortie dari Inggris ke Normandia selama rangkaian Operasi Overlord. Beberapa kali kapal itu menjadi bulan-bulanan serangan artileri pantai Jerman ataupun pesawat terbang musuh.
Legenda TNI AL
Selepas Perang Dunia II, USS Bledsoe County bersama ratusan kapal perang lainnya menjadi bagian dari armada kapur barus (mothball fleet) yang nonaktif. Ketika pemerintahan Presiden Soekarno berusaha merebut Irian Barat, Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden John Fitzgerald Kennedy memberikan dukungan dengan menjual sejumlah peralatan militer, termasuk beberapa LST era Perang Dunia II yang menjadi bagian dari TNI AL, yakni KRI Teluk Langsa 501, KRI Teluk Kao 504, dan KRI Teluk Tomini 508.
Mayor Bambang, salah seorang perwira Kolinlamil yang ditemui di KRI Teluk Langsa, awal April 2010, menceritakan tentang orisinalitas kapa-kapal bersejarah itu. ”Ini corong komunikasi dari bridge (anjungan) ke kamar mesin masih menggunakan pipa dan bukan radio seperti kapal militer masa kini. Jam, lonceng, instrumen, bahkan lambang kapal asli dari AS masih ada di beberapa kapal-kapal LST eks Perang Dunia II ini,” ujarnya.
Selain mandala Eropa dan Afrika, sejumlah LST lain pernah terlibat dalam operasi militer di mandala Pasifik bagian dari manuver Jenderal Douglas MacArthur. Saat berada di bawah TNI AL, KRI Teluk Tomini menggoreskan sejarah dalam rangkaian operasi, seperti Operasi Mandala (perebutan Irian Barat), Operasi Seroja (Timor Timur) dekade akhir 1970-an, Operasi Andhini Sakti (mengangkut bibit sapi impor dari Australia untuk dikembangkan di dalam negeri), rangkaian bantuan angkutan ke pulau-pulau terpencil, hingga pemulangan pengungsi pascajajak pendapat Timor Timur tahun 1999.
”Wah, waktu pemulangan pengungsi pascajajak pendapat, LST-LST tua ini sangat berjasa. Seluruh kapal dipenuhi pengungsi hingga 2.000 orang lebih. Bahkan, di anjungan tempat kapten mengemudi juga dipenuhi pengungsi. Persis seperti di dalam bus kota yang penuh sesak,” ujar Bambang.
Meski menggoreskan sejarah panjang dan penuh jasa, belum terdengar ada upaya melestarikan LST-LST tua itu sebagai museum terapung. ”Sudah didaftarkan untuk dilepas atau mungkin dibesituakan sejak tahun lalu,” kata Letkol Agus Cahyono.
Kolonel (Purn) Jean Rocher, mantan Atase Pertahanan Perancis untuk RI, mengaku terkejut mendengar masih ada LST yang pernah digunakan dalam ”D-Day” Normandia berada di Jakarta. ”Itu sangat menarik dan berharga bagi bangsa Perancis, Amerika, dan tentu saja Indonesia,” kata Rocher yang sedang menulis sejarah perang Napoleon di Pulau Jawa tahun 1811.
KOMPAS
Kamis, 27 Mei 2010
Kapal PT PAL Ditawarkan ke Timor Leste
KRI Layang kapal patroli produksi PT. PAL. (Foto: oktafian)
28 Mei 2010, Jakarta -- Indonesia menawarkan kapal perang produksi PT PAL Surabaya untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Timor Leste.
Penawaran tersebut diungkapkan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso kepada Panglima AB Timor Leste Mayjen Taur Matan Ruak di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (26/5) lalu. “Panglima meminta Timor Leste mempertimbangkan pengadaan alat utama sistem persenjataan khususnya kapal perang dari produksi PT PAL Indonesia, ” ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung dalam siaran persnya kepada harian Seputar Indonesia kemarin. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai rencana kerja sama di bidang pendidikan khususnya Akademi Militer, Sekolah Staf dan Kamando Angkatan/TNI, Lemhanas dan Universitas Pertahanan (UNHAN).
SINDO
28 Mei 2010, Jakarta -- Indonesia menawarkan kapal perang produksi PT PAL Surabaya untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Timor Leste.
Penawaran tersebut diungkapkan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso kepada Panglima AB Timor Leste Mayjen Taur Matan Ruak di Mabes TNI Cilangkap, Rabu (26/5) lalu. “Panglima meminta Timor Leste mempertimbangkan pengadaan alat utama sistem persenjataan khususnya kapal perang dari produksi PT PAL Indonesia, ” ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung dalam siaran persnya kepada harian Seputar Indonesia kemarin. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai rencana kerja sama di bidang pendidikan khususnya Akademi Militer, Sekolah Staf dan Kamando Angkatan/TNI, Lemhanas dan Universitas Pertahanan (UNHAN).
SINDO
Memandirikan Industri Pertahanan
Panser Anoa produksi PT. PINDAD telah digunakan oleh TNI AD. Malaysia telah menandatangani kontrak pembelian Anoa dengan menggunakan mesin Mercedez. (Foto: ANTARA)
27 Mei 2010, Yogyakarta -- Departemen Pertahanan (Dephan) menjalin kerjasama dengan tiga kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yakni UPN Veteran Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.
Bentuk kerjasamanya adalah penelitian dan penyiapan industri pertahanan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsdya TNI Eris Harriyanto mengatakan, salah satu upaya membentuk kemandirian dalam industri pertahanan yakni pemerintah perlu menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Alasannya, dari akademisi inilah diharapkan ada inovasi-inovasi baru di bidang industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) maupun sistem pertahanan. ”Target ke depan, Indonesia bisa memangkas impor alutsista dari luar negeri,”katanya di Kampus UPN Veteran, Yogyakarta, kemarin.
Soal bentuk kerjasama yang nantinya akan dibuat antara Dephan dengan UPN Veteran, kata Eris,masih akan dirumuskan lebih lanjut.Namun, dia berharap UPN bisa melakukan beberapa riset yang dibutuhkan, seperti pembuatan laras senapan ataupun rompi tahan peluru. Selama ini, laras senapan maupun rompi yang dimiliki militer Indonesia masih impor dari Polandia. ”Kami ingin bisa membuat laras sendiri dan rompi tahan peluru yang ringan sehingga tidak memberatkan ketika dipakai aparat TNI,”ungkapnya. Kerjasama serupa, kata dia, sudah pernah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hasilnya cukup positif, salah satunya mereka menyumbangkan riset untuk pembuatan baja tahan peluru yang digunakan untuk kendaraan Panser.
”Dengan ITB juga tengah membuat riset untuk alat peluncur rudal small engine,”urainya. Sementara Rektor UPN Veteran Yogyakarta,Didit Welly Udjianto mengutarakan, kerjasama yang memungkinkan dibangun antara UPN dan Dephan lebih kepada riset sistem pertahanan.Salah satu contohnya adalah penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Pihak UPN nantinya akan mengirimkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah tersebut. ”Para mahasiswa KKN akan fokus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air warga di perbatasan,”paparnya.
SINDO
27 Mei 2010, Yogyakarta -- Departemen Pertahanan (Dephan) menjalin kerjasama dengan tiga kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yakni UPN Veteran Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.
Bentuk kerjasamanya adalah penelitian dan penyiapan industri pertahanan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsdya TNI Eris Harriyanto mengatakan, salah satu upaya membentuk kemandirian dalam industri pertahanan yakni pemerintah perlu menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Alasannya, dari akademisi inilah diharapkan ada inovasi-inovasi baru di bidang industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) maupun sistem pertahanan. ”Target ke depan, Indonesia bisa memangkas impor alutsista dari luar negeri,”katanya di Kampus UPN Veteran, Yogyakarta, kemarin.
Soal bentuk kerjasama yang nantinya akan dibuat antara Dephan dengan UPN Veteran, kata Eris,masih akan dirumuskan lebih lanjut.Namun, dia berharap UPN bisa melakukan beberapa riset yang dibutuhkan, seperti pembuatan laras senapan ataupun rompi tahan peluru. Selama ini, laras senapan maupun rompi yang dimiliki militer Indonesia masih impor dari Polandia. ”Kami ingin bisa membuat laras sendiri dan rompi tahan peluru yang ringan sehingga tidak memberatkan ketika dipakai aparat TNI,”ungkapnya. Kerjasama serupa, kata dia, sudah pernah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hasilnya cukup positif, salah satunya mereka menyumbangkan riset untuk pembuatan baja tahan peluru yang digunakan untuk kendaraan Panser.
”Dengan ITB juga tengah membuat riset untuk alat peluncur rudal small engine,”urainya. Sementara Rektor UPN Veteran Yogyakarta,Didit Welly Udjianto mengutarakan, kerjasama yang memungkinkan dibangun antara UPN dan Dephan lebih kepada riset sistem pertahanan.Salah satu contohnya adalah penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Pihak UPN nantinya akan mengirimkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah tersebut. ”Para mahasiswa KKN akan fokus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air warga di perbatasan,”paparnya.
SINDO
Boeing Receives 1st F-16 for Conversion into QF-16 Aerial Drone
(Photo: Boeing)
27 May 2010, JACKSONVILLE, Fla., -- The first retired F-16 Falcon arrived at Boeing's [NYSE: BA] Cecil Field facility in Jacksonville on April 22 to begin conversion into a QF-16 aerial drone. Boeing received a $69.7 million contract from the U.S. Air Force on March 8 for the first phase of the QF-16 program.
The Boeing-led team, which includes BAE Systems, will begin engineering, manufacturing and development of the full-scale manned and unmanned QF-16s during Phase 1. The drones will be used as aerial targets for newly developed weapons and tactics. They will be a higher-performing aircraft than the QF-4s they will replace.
The team will receive six F-16s during the program's development phase. After modification to the QF-16 configuration, they will serve as prototypes for engineering tests and evaluation prior to low-rate initial production. Up to 126 QF-16 drones will be converted beginning in 2014.
Boeing
27 May 2010, JACKSONVILLE, Fla., -- The first retired F-16 Falcon arrived at Boeing's [NYSE: BA] Cecil Field facility in Jacksonville on April 22 to begin conversion into a QF-16 aerial drone. Boeing received a $69.7 million contract from the U.S. Air Force on March 8 for the first phase of the QF-16 program.
The Boeing-led team, which includes BAE Systems, will begin engineering, manufacturing and development of the full-scale manned and unmanned QF-16s during Phase 1. The drones will be used as aerial targets for newly developed weapons and tactics. They will be a higher-performing aircraft than the QF-4s they will replace.
The team will receive six F-16s during the program's development phase. After modification to the QF-16 configuration, they will serve as prototypes for engineering tests and evaluation prior to low-rate initial production. Up to 126 QF-16 drones will be converted beginning in 2014.
Boeing
Lockheed Martin Awarded Contract For Kuwait Air Force KC-130J Tankers
KC-130J. (Photo: worldwide-military.com)
27 May 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] has received a $245 million contract from the U.S. Government for the Foreign Military Sale of three KC 130J tanker aircraft to Kuwait. The program will be managed by the U.S. Navy.
The Kuwait Air Force’s new KC-130Js will provide aerial refueling for its F 18 fleet and augment its current airlift fleet of three Lockheed Martin L-100s. Kuwait’s KC-130Js also will perform air mobility, disaster relief and humanitarian missions throughout the world.
“We are proud to add yet another country to the growing worldwide C-130J community,” said Jim Grant, Lockheed Martin vice president for C-130 business development. “The combination of tanking and airlift missions yet again shows the tremendous versatility of this proven aircraft. KC-130Js have been used in high-tempo operations for the last five years and will provide Kuwait with an effective, efficient and reliable multi-mission capability.”
Kuwait’s first KC-130J delivery is scheduled for late 2013, with deliveries completed in early 2014. Using only wing and external tanks, the KC-130J has a 57,500 pound fuel offload capability. The KC 130J is configured to accept a fuselage tank, adding another 24,392 pounds of available fuel. The standard probe-and-drogue configuration of the KC 130J is suited for both fixed and rotary wing aircraft. In addition to aerial and ground refueling, the KC-130J has the same airlift capability as non-tanker variants — including airdrop and paradrop.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.
Lockheed Martin Corporation
27 May 2010, MARIETTA, Ga. -- Lockheed Martin [NYSE: LMT] has received a $245 million contract from the U.S. Government for the Foreign Military Sale of three KC 130J tanker aircraft to Kuwait. The program will be managed by the U.S. Navy.
The Kuwait Air Force’s new KC-130Js will provide aerial refueling for its F 18 fleet and augment its current airlift fleet of three Lockheed Martin L-100s. Kuwait’s KC-130Js also will perform air mobility, disaster relief and humanitarian missions throughout the world.
“We are proud to add yet another country to the growing worldwide C-130J community,” said Jim Grant, Lockheed Martin vice president for C-130 business development. “The combination of tanking and airlift missions yet again shows the tremendous versatility of this proven aircraft. KC-130Js have been used in high-tempo operations for the last five years and will provide Kuwait with an effective, efficient and reliable multi-mission capability.”
Kuwait’s first KC-130J delivery is scheduled for late 2013, with deliveries completed in early 2014. Using only wing and external tanks, the KC-130J has a 57,500 pound fuel offload capability. The KC 130J is configured to accept a fuselage tank, adding another 24,392 pounds of available fuel. The standard probe-and-drogue configuration of the KC 130J is suited for both fixed and rotary wing aircraft. In addition to aerial and ground refueling, the KC-130J has the same airlift capability as non-tanker variants — including airdrop and paradrop.
Headquartered in Bethesda, Md., Lockheed Martin is a global security company that employs about 136,000 people worldwide and is principally engaged in the research, design, development, manufacture, integration and sustainment of advanced technology systems, products and services. The Corporation reported 2009 sales of $45.2 billion.
Lockheed Martin Corporation
Latpratugas Satgas Unsur KRI Manlap di Laut Jawa
27 Mei 2010, Surabaya -- Latihan Pratugas Satgas Unsur KRI yang dibuka 26 April, selama tiga hari mulai 25 Mei hingga 27 Mei telah melaksanakan tahap akhir latihan yaitu menggelar manuvra lapangan (Manlap) di perairan Laut Jawa. Dalam manuver lapangan yang diikuti 9 unsur KRI dari berbagai jenis termasuk kapal selam dan 2 pesawat TNI AL tersebut, beberapa KRI telah melaksanakan penembakan meriam keliber 76 mm dan 57 mm di Pulau Gundul Semarang, serta penembakan anti udara dengan meriam kaliber 20 mm.
Latihan yang melibatkan 1091 personel dengan Komandan Satgas Kolonel Laut (P) Yudo Margono tersebut, bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan personel satuan dan kesiapan alutsista dalam mewujudkan kesiapsiagaan operasional serta sasaran yang ingin dicapai terwujudnya pengetahuan dan keterampilan para peserta latihan dalam tugas pengamanan wilayah laut Indonesia.
Pelajaran yang dikembangkan dalam latihan ini, yaitu perencanaan dan pengendalian operasi laut dengan kekuatan satuan-satuan tugas, kemampuan bekerja sama dalam pengintaian, manuver dan penembakan terhadap sasaran (permukaan, bawah permukaan, udara dan darat), serta kemampuan kodal dan kerja sama taktis antar unsur berbagai jenis.
Sedangkan metoda latihan yang dilaksanakan meliputi klasikal (pembekalan, diskusi, dinamika role game, tactical floor game, tactical game) dan manuver lapangan. Sedangkan materi pembekalan sendiri yang diberikan meliputi, analisa daerah operasi, khususnya daerah perbatasan laut antara lain perairan Ambalat, Laut Sulawesi dan Laut Timor.
Materi lain yang diberikan adalah konvensi hukum laut internasional, peraturan pemerintah tentang ALKI, hukum HAM dan Humaniter, situasi keamanan terakhir di daerah perbatasan, teknik penghentian, penggeledahan dan pemeriksaan dan aturan pelibatan.
“Latihan manuver lapangan merupakan rangkaian kegiatan latihan pratugas unsur KRI Koarmatim dalam rangka menguji kesiapan dan kemampuan tempur serta profesionalisme prajurit, khususnya unsur-unsur yang akan diproyeksikan dalam operasi pengmanan perbatasan laut di wilayah timur.
Dispenarmatim
Kapal Perang AS Bersandar di Tanjung Perak
27 Mei 2010, Surabaya -- Seorang anggota US Navy siaga lengkap dengan senjata laras panjang, di atas kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). Datangnya sejumlah kapal perang milik US Navy ke Surabaya tersebut, menyusul digelarnya latihan bersama (latma) TNI AL dan US Navy dengan sandi 'NEA 2010 (Naval Engagement Activity 2010). Latihan yang digelar dari 26 Mei - 1 Juni 2010 tersebut, bertujuan untuk memperkuat kerangka kerjasama bilateral Indonesia-Amerika. (Foto: ANTARA/Eric Ireng)
Sejumlah anggota US Marine Corps (USMC), menyaksikan dua prajurit Korps Marinir yang melakukan pemeriksaan senjata, sesaat sebelum naik ke kapal perang US Navy, USS Tortuga Destroyer Squadron-31, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng)
Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sisyem persenjataan kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng)
Sejumlah anggota US Marine Corps (USMC), menyaksikan dua prajurit Korps Marinir yang melakukan pemeriksaan senjata, sesaat sebelum naik ke kapal perang US Navy, USS Tortuga Destroyer Squadron-31, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng)
Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sisyem persenjataan kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng)
AL Korsel Gelar Latihan Anti Kapal Selam
28 Mei 2010 -- Kapal perang jenis korvet AL Korsel melakukan latihan anti kapal selam diperairan bagian Barat Taean Kamis (27/05). AL Korsel melakukan latihan anti kapal selam pertama sejak ditenggelamkannya korvet Cheonan oleh torpedo Korut. (Foto: Reuters)
(Foto: Reuters)
(Photo: Getty Images)
(Foto: AP)
Berita HanKam
(Foto: Reuters)
(Photo: Getty Images)
(Foto: AP)
Berita HanKam
Return to service of the Collins Class submarine, HMAS Dechaineux
First lines are thrown as HMAS Dechaineux arrives at Fleet Base West, HMAS Stirling, Western Australia.
24 May 2010 -- Greg Combet, Minister for Defence Materiel and Science, today welcomed the successful return to service of the Collins Class submarine, HMAS Dechaineux.
“The successful return to service of Dechaineux shows efforts to improve material availability of Navy’s submarine force are paying off,” said Mr Combet.
HMAS Dechaineux has recently completed its first Full Cycle Docking at the Adelaide yard of its builder, ASC Pty Ltd.
Full Cycle Docking is the major recertification and upgrade docking for the submarines. Dechaineux is the fourth submarine to complete this upgrade and arrived today in its home port of Fleet Base West, Western Australia after an intensive sea trials period to prove its systems.
“The Government has been working to improve the level of submarine availability. To help provide an increased focus and scrutiny of the submarine sustainment program the Government formed the Australian Submarine Program Office (ASPO) earlier this year.
"The return of HMAS Dechaineux is an important step in the improvements Navy, DMO and ASC are making to submarine availability through the ASPO.
“I also acknowledge the US Navy’s strong support in the development of capability upgrades for both our submarine forces.
Australian DoD
24 May 2010 -- Greg Combet, Minister for Defence Materiel and Science, today welcomed the successful return to service of the Collins Class submarine, HMAS Dechaineux.
“The successful return to service of Dechaineux shows efforts to improve material availability of Navy’s submarine force are paying off,” said Mr Combet.
HMAS Dechaineux has recently completed its first Full Cycle Docking at the Adelaide yard of its builder, ASC Pty Ltd.
Full Cycle Docking is the major recertification and upgrade docking for the submarines. Dechaineux is the fourth submarine to complete this upgrade and arrived today in its home port of Fleet Base West, Western Australia after an intensive sea trials period to prove its systems.
“The Government has been working to improve the level of submarine availability. To help provide an increased focus and scrutiny of the submarine sustainment program the Government formed the Australian Submarine Program Office (ASPO) earlier this year.
"The return of HMAS Dechaineux is an important step in the improvements Navy, DMO and ASC are making to submarine availability through the ASPO.
“I also acknowledge the US Navy’s strong support in the development of capability upgrades for both our submarine forces.
Australian DoD
Koarmabar Tangkap 4 Kapal Ikan Vietnam
Komandan Pangkalan TNI AL Pontianak, Kolonel Laut (P) Parno (kanan), didampingi Komandan KRI Kala Hitam-828, Mayor Laut (P) Tubagus Budi Wachyudi, melihat peta patroli Operasi Taring Pari BKO Guskamlabar di KRI Kala Hitam-828 yang sedang berada di Perairan Kapuas, Kalbar, Kamis (27/5). KRI Kala Hitam-828 berhasil menangkap Kapal Layar Motor (KLM) Ratu Pantai yang membawa muatan ballpress berupa 1100 bal pakaian bekas dan 300 lembar kasur yang tidak dilengkapi dokumen yang sah, saat sedang melintas di Perairan Natuna. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/nz/10)
27 Mei 2010, Jakarta -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pati Unus-384 dijajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil mengamankan empat kapal ikan asing berbendera Vietnam saat sedang melaksanakan Operasi Alur Pari-10 di Perairan pulau Natuna Besar.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armabar Letkol Laut (KH) DRS Supriyono di Markas Komando Koarmabar Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Kamis (27/5).
Dikatakan Kadispen, keempat kapal Vietnam tersebut bernama BV 90234 TS berbobot 80 GT jenis kapal ikan asing yang dinahkodai Mr Nyang Nhan, dengan anak buah kapal 10 orang, BV 90240 TS berbobot 40 GT jenis kapal ikan asing dinahkodai MrTeung, ABK 4 orang, dan BV 0846 TS berbobot 80 GT dinahkodai Mr Thach dengan anak buah kapal 9 orang serta BV 0089 TS berbobot 40 GT nahkoda Mr Be dengan ABK 5 orang.
Keempat kapal tersebut dihentikan dan diperiksa KRI Pati Unus-384 pada posisi 04 28 30 U – 106 38 80 T saat sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan di ZEEI di sekitar perairan pulau Natuna Besar.
Dari hasil pemeriksaan diketahui keempat kapal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia itu tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah dan masing-masing kapal yaitu BV 90234 TS telah menangkap ikan campuran kurang lebih 50 Kg, BV 90240 TS 50 kg, serta BV 0846 TS 100 kg.
Untuk proses hukum lebih lanjut keempat kapal tersebut dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai.
Dispenarmabar/POS KOTA
27 Mei 2010, Jakarta -- Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pati Unus-384 dijajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil mengamankan empat kapal ikan asing berbendera Vietnam saat sedang melaksanakan Operasi Alur Pari-10 di Perairan pulau Natuna Besar.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Armabar Letkol Laut (KH) DRS Supriyono di Markas Komando Koarmabar Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Kamis (27/5).
Dikatakan Kadispen, keempat kapal Vietnam tersebut bernama BV 90234 TS berbobot 80 GT jenis kapal ikan asing yang dinahkodai Mr Nyang Nhan, dengan anak buah kapal 10 orang, BV 90240 TS berbobot 40 GT jenis kapal ikan asing dinahkodai MrTeung, ABK 4 orang, dan BV 0846 TS berbobot 80 GT dinahkodai Mr Thach dengan anak buah kapal 9 orang serta BV 0089 TS berbobot 40 GT nahkoda Mr Be dengan ABK 5 orang.
Keempat kapal tersebut dihentikan dan diperiksa KRI Pati Unus-384 pada posisi 04 28 30 U – 106 38 80 T saat sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan di ZEEI di sekitar perairan pulau Natuna Besar.
Dari hasil pemeriksaan diketahui keempat kapal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia itu tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah dan masing-masing kapal yaitu BV 90234 TS telah menangkap ikan campuran kurang lebih 50 Kg, BV 90240 TS 50 kg, serta BV 0846 TS 100 kg.
Untuk proses hukum lebih lanjut keempat kapal tersebut dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai.
Dispenarmabar/POS KOTA
Marinir Diangkut USS Tortuga Dalam Persiapan Latma NEA 2010
27 Mei 2010, Surabaya -- Seorang anggota US Marine Corps (USMC) memeriksa senjata milik prajurit Korps Marinir, sesaat sebelum naik ke kapal perang US Navy, USS Tortuga Destroyer Squadron-31, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). Korps Marinir dan USMC menggelar latihan bersama (latma) dengan sandi 'NEA 2010 (Naval Engagement Activity 2010) di Situbondo dan Banyuwangi. Latihan yang digelar dari 26 Mei - 1 Juni 2010 tersebut, bertujuan untuk memperkuat kerangka kerjasama bilateral Indonesia-Amerika. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
Seorang anggota US Marine Corps (USMC) siaga di samping tangga kapal perang US Navy, USS Tortuga Destroyer Squadron-31, saat 200 prajurit Korps Marinir menaiki tangga kapal, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
USS Tortuga kapal keenam jenis Dock Landing Ship kelas Whidbey Island, dibangun di galangan kapal Avondale, New Orleans. (Foto: Tortuga)
Seorang anggota US Marine Corps (USMC) siaga di samping tangga kapal perang US Navy, USS Tortuga Destroyer Squadron-31, saat 200 prajurit Korps Marinir menaiki tangga kapal, yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
USS Tortuga kapal keenam jenis Dock Landing Ship kelas Whidbey Island, dibangun di galangan kapal Avondale, New Orleans. (Foto: Tortuga)
Open Ship USS Vandegrift FFG-48 di Tanjung Perak
27 Mei 2010, Surabaya -- Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sistem persenjataan kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). Open ship tersebut digelar dalam rangka latihan bersama (latma) TNI AL dan US Navy dengan sandi 'NEA 2010 (Naval Engagement Activity 2010). Latihan yang digelar dari 26 Mei - 1 Juni 2010 tersebut, bertujuan untuk memperkuat kerangka kerjasama bilateral Indonesia-Amerika. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sistem menurunkan sauh kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
USS Vandegrift FFG-48. (Foto: navsource.org)
Sejumlah ABK yang juga anggota US Navy, memberi penjelasan tentang sistem menurunkan sauh kepada sejumlah siswa SMA, yang mendapat kesempatan berkunjung dalam rangka open ship ke kapal perang milik US Navy, USS Vandegrift FFG-48 yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (27/5). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/10)
USS Vandegrift FFG-48. (Foto: navsource.org)
Langganan:
Postingan (Atom)