Ratusan prajurit Kopassus mengikuti peringatan HUT ke-58 Kopassus. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)
16 April 2010, Jakarta -- Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (Kopassus) hingga kini masih menunggu keputusan Amerika Serikat (AS) tentang kelanjutan kerja sama pasukan elit kedua negara.
"Kami masih menunggu, normalisasi hubungan kerja sama pasukan elit kedua negara masih berjalan," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus di Jakarta, Jumat.
Tetapi, lanjut dia, proses normalisasi itu mengisyaratkan perkembangan yang positif. "Saya mendengar seluruh proses normalisasi berjalan bagus," ungkapnya.
Kopassus menjalin kerja sama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerja sama itu terhenti menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999.
Setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi anggota Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu, kata Lodewijk.
Padahal, pascapencabutan embargo militer itu, AS telah membuka kembali kerja sama "International Military Education and Training" (IMET), "Foreign Military Sales" (FMS), "Foreign Military Financing" (FMF), maupun "Defence Export" dengan Indonesia.
Terkait itu, awal pekan bulan lalu Indonesia mengirimkan tim ke AS untuk menjajaki kembali kemungkinan prajurit Kopassus kembali berlatih di AS. Tim terdiri atas unsur Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Mabes TNI.
"Dan proses normalisasi yang telah dijajaki, masih berlangsung. Ya kami masih menunggu bagaimana pihak AS melihat dan menyikapinya," kata Danjen Kopassus.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar