Minggu, 29 April 2012
Komisi I DPR Jajaki Pembelian Leopard di Jerman
Leopard 2A4M. (Foto: Photo Credit: Master Corporal Holly Cowan)
29 April 2012, Bonn: Pada tanggal 22-26 April 2012, Komisi I DPR RI telah melakukan kunjungan kerja ke Jerman. Kunjungan kerja ini selain dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap eksekutif, juga guna menjajaki ke arah upaya pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman. Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), pertemuan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain melakukan pertemuan dengan mitra Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI juga mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan seluruh Perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg), serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.
Dalam konteks hubungan bilateral, kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara."Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012“ demikian disampaikan Dr. Eddy Pratomo, Dubes RI di Berlin.
"Delegasi Komisi I DPR RI juga mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista,“ demikian Dubes Eddy Pratomo menjelaskan.
Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya,“ lanjut Dubes Eddy Pratomo.
Di KMW, Delegasi Komisi I DPR RI berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR RI membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer of technology sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut.
Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner. Selain menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia, Komisi I DPR RI juga bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara.
Selain itu, Delegasi Komisi I DPR RI juga menjajaki pembentukan Kemitraan antara kedua negara, melalui kerja sama yang lebih erat antara kedua Parlemen. Komisi I DPR RI juga mengundang anggota Parlemen Jerman untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Parlemen Jerman menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia. Parlemen Jerman juga menyampaikan kekagumannya atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Mereka menganggap bahwa reformasi di Indonesia dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR RI bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang Kementerian tersebut.
Menanggapi penjelasan Komisi I DPR RI, pihak Jerman menyampaikan bahwa Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara.
Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu. Delegasi Komisi I DPR RI menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.
Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara.
Sumber: KBRI Bonn
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar