Sejumlah prajurit TNI AD berbaris pada upacara peringatan Hari Juang Kartika, di lapangan parade Kodam IV/Diponegoro, di Semarang, Jateng, Kamis (15/12). TNI AD akan melaksanakan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam tiga tahun kedepan, karena selama ini lebih dari 20 tahun TNI AD tidak melakukan modernisasi alutsistanya yang sudah cukup tua. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/mes/11)
15 Desember 2011, Cimahi (ANTARA Jawa Barat): Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyatakan, dengan berbekal alokasi anggaran sebesar Rp14 triliun, TNI Angkatan Darat akan memodernisasi alat utama sistem persenjataannya (Alutsista) dalam tiga tahun ke depan.
"Negara telah mengalokasikan anggaran cukup besar bagi TNI Angkatan Darat (AD) untuk melaksanakan modernisasi alutsista setelah 20 tahun lebih TNI AD tidak melakukan modernisasi alutsista sudah cukup tua usianya," kata Pramono Edhie Wibowo kepada wartawan setelah memimpin upacara peringatan Hari Juang Kartika ke-66 di Lapangan Mako Brigif 15 Kujang Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis.
Menurutnya, pembangunan TNI AD saat ini dan kedepan diarahkan pada terwujudnya kekuatan minimum atau Minimum Essential Force (MEF) yang dilakukan dengan meningkatkan kesiapan operasional satuan, kualitas sumber daya manusia, kesejahteraan prajurit dan PNS beserta keluarganya serta tertib administrasi.
Ini semua ditujukan agar TNI AD dalam penguasaan alutsista mempunyai kesamaan teknologi dengan AD negara tetangga. Sehingga latihan bersama yang selama ini dilakukan dengan negara-negara sahabat dapat terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya tidak terbatas pada kecabangan tertentu saja.
"Kesepakatan kita bersama negara-negara sahabat untuk menjaga keamanan kawasan serta melindungi negara. Hal ini sesuai dengan amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman," ujarnya.
Terkait dengan itu, TNI AD telah melaksanakan reformasi internalnya dengan baik. Keberhasilan ini ditandai dengan keberadaan TNI AD di berbagai daerah yang senantiasa dapat diterima segenap lapisan masyarakat serta banyaknya permintaan pemerintah daerah untuk melaksanakan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) skala besar.
"Saya ucapkan terima kasih atas perubahan sikap yang telah dilakukan sehingga membawa manfaat untuk kenpentingan bangsa dan negara. Namun demikian, hendaknya kita harus melanjutkan upaya reformasi internal guna menuju TNI AD yang profesional tanpa tergeser dari jati dirinya," ujarnya.
Lebih lanjut KSAD mengatakan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupalan prasyarat utama dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Tanpa kesatuan dengan rakyat, mustahil tercipta TNI AD yang mampu menjalankan perannya sebagai kekuatan penangkal, penindak dan pemulih.
"Sejarah telah membuktikan bahwa efektifitas sinergitas TNI dan rakyat sebagai satu kekuatan telah berhasil mengatasi berbagai ancaman, gangguan dan hambatan," ujarnya.
Sumber: ANTARA Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar