Anggota Detasemen Bravo 90 Paskhas TNI AU bersiapm melakukan penembakan dalam simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (30/4). Simulasi tersebut untuk peningkatan kemampuan anggota pasukan anti teror sekaligus pengamanan Bandara Ngurah Rai menjelang digelarnya berbagai kegiatan internasional di Bali terutama penyelenggaraan KTT APEC pada tahun 2013 . (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/12)
30 April 2012, Denpasar: Setelah teroris berhasil menguasai satu pesawat penumpang di B 1 dengan sejumlah penumpang dijadikan sebagai sandera, bersamaan dengan itu teroris dengan kelompok yang sama juga telah menguasai gedung VIP 2 Bandara Ngurah Rai dengan sejumlah orang yang berada di dalam dijadikan sandera.
Dalam kondisi yang cukup genting tersebut pasukan anti teror Detasemen Bravo 90 Paskhasau mendapatkan perintah tugas untuk menghadapi teroris dimaksud dan menyelamatkan para sandera. Simulasi latihan dengan sandi “Albara” (Anti Lawan Bajak Udara) diawali dengan penerjunan pasukan Combat Free Fall sebanyak 15 personel di pantai ujung landasan dengan jarak lebih kurang satu kilometer dari tempat teroris melakukan penyanderaan.
Setelah mendarat, pasukan dengan mengendap-endap mendekati lokasi, terlebih dahulu mengeksekusi dengan aksi bunuh senyap teroris yang bertugas berjaga-jaga di luar area lokasi. Setelah itu negosiator melaksanakan negosiasi dengan pimpinan teroris dimana para teroris menuntut supaya rekan-rekannya yang dipenjara oleh pemerintah dapat dibebaskan. Untuk menunjukkan keseriusannya teroris menembak salah satu sandera yang selanjutnya dievakuasi oleh tim medis.
Beberapa anggota Detasemen Bravo 90 Paskhas TNI AU menangkap teroris yang menyandera pesawat komersial dalam simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin (30/4). (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/Koz/Spt/12)
Melanjutkan aksinya, teroris meminta pesawat yang dikuasainya untuk direfuel, dan pada saat itu juga negosiasi terus berlangsung, dan disaat bersamaan unit Aksus (Aksi Khusus) Den Bravo 90 Paskhasau yang dikomandani oleh Letkol Psk M. Juanda, mendekati dua sasaran sekaligus dan melaksanakan aksi di pesawat maupun di VIP room 2 yang terlebih dahulu diawali dengan tembakan Sniper dan bunyi ledakan. Beberapa saat kemudian, unit Aksus berhasil melumpuhkan teroris baik di pesawat maupun di VIP 2, selanjutnya para pelaku teroris diserahkan kepada Pomau.
Setelah menguasai situasi, unit aksus melaksanakan evakuasi terhadap para sandera baik di pesawat maupun di VIP room 2. Karena diduga para teroris telah memasang bahan peledak di pesawat, maka unit EOD merapat ke pesawat dan melaksanakan IED di tempat yang aman.
Demikian secara umum skenario simulasi latihan Albara yang dilaksanakan di bandara Ngurah Rai. Hadir menyaksikan latihan secara langsung yaitu, Pangkoopsau II, Marsda TNI Ismono Wijayanto, Muspida provinsi Bali dan para pimpinan komunitas bandara Ngurah Rai.
Di sela-sela acara, Komandan Lanud Ngurah Rai, Letkol Pnb Jumarto saat diwawancara mengatakan bahwa Latihan Albara dilaksanakan di Bali dengan maksud untuk meyakinkan masyarakat Nasional dan Internasional bahwa bandara Ngurah Rai sebagai pintu utama wisata di Bali dalam kondisi aman sekaligus menunjukkan tentang kemampuan Detasemen Bravo 90 Paskhasau dalam menghadapi kemunkinan aksi teror yang terjadi di bandara.
Akhir dari kegiatan dilaksanakan upacara penutupan latihan di B 1 Bandara Ngurah Rai dengan Inspektur Upacara oleh Komandan Lanud Ngurah Rai.
Sumber: TNI AU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar