25 Januari 2009, Jakarta -- Ini panggilan bagi para tenaga medis untuk mengabdi sebagai prajurit negara. Mabes TNI mencatat, minat dokter untuk mendaftar sebagai perwira TNI belakangan ini cenderung menurun. Akibatnya, TNI kesulitan memenuhi target jumlah dokter untuk ditugaskan di batalyon-batalyon pasukan dan 104 rumah sakit militer.
"Kami membutuhkan banyak dokter untuk ditempatkan di berbagai satuan dan kebutuhan darurat dalam operasi-operasi penanggulangan bencana," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen.
Beberapa penyebabnya adalah adanya kemudahan bagi dokter baru untuk langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis. Selain itu, kemudahan mendapatkan izin praktik berpengaruh terhadap menurunnya minat dokter baru menjadi perwira TNI.
Saat ini jumlah dokter dan tenaga paramedis sekitar 60 persen dari kebutuhan. Dengan begitu, kini digiatkan sosialisasi penerimaan dokter baru melalui ikatan dinas di berbagai perguruan tinggi Indonesia. "Misalnya, memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan sarjana kedokterannya. Kemudian, setelah lulus menjadi dokter, mereka mengikuti ikatan dinas sebagai militer," kata Sagom.
Kebutuhan dokter militer meningkat terutama untuk penanganan bencana alam dan kecelakaan sipil. Misalnya, korban yang mengalami musibah di tengah samudra membutuhkan penanganan khusus. (jawapos.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar