Sebuah film komedi dianggap berkualitas jika meninggalkan kesan abadi dan memiliki kemampuan untuk melibatkan penontonnya, di samping mampu membuat kita tertawa. Berikut ini 7 film komedi terbaik yang tentunya sayang untuk dilewatkan.
1. Monty Python and Holy Grail
Monty Python dan Holy Grail adalah 1974 film komedi Inggris yang ditulis dan diperankan oleh kelompok komedi Monty Python (Graham Chapman, John Cleese, Terry Gilliam, Eric Idle, Terry Jones, dan Michael Palin).
Dianggap oleh banyak orang sebagai untuk menjadi karya Monty Python terbaik, film ini menampilkan parodi legenda Raja Arthur dari pencarian untuk menemukan Holy Grail. 'Monty Python and the Holy Grail' meraih kesuksesan di awal perilisannya, dan sempat masuk nominasi Hugo Award untuk kategori Best Dramatic Presentation.
2. Sleeper
Film bergenre fiksi-ilmiah-komedi ini disutradarai sekaligus dibintangi Woody Allen. Bercerita tentang Miles Monroe (Woody Allen) yang membeku di era 1973, dan terbawa ke masa 200 tahun mendatang.
Monroe kemudian terjebak di masa depan yang suram di bawah pemerintahan 'The Leader'. Banyak adegan jenaka dan mengesankan saat Monroe bergabung dengan kelompok yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Yang membuat film ini semakin spesial karena berisi berbagai elemen yang menonjol dari parodi karya fiksi ilmiah.
3. Groundhog Day
Phil Conners (Bill Murray), entah bagaimana terjebak selalu mengulang hari yang sama. Groundhog Day. Seperti kebanyakan orang, pada awalnya sepertinya menyenangkan, tapi setelah mengalami hal tersebut sebanyak 100 kali, Phil menjadi frustasi dan berencana bunuh diri.
Setelah mengetahui bahwa dia tidak bisa mati, Phil mencoba segala cara untuk membunuh dirinya sendiri. Namun ia kemudian menyadari jika usahanya tak berguna, dan belajar untuk memahami karakter orang lain.
Disutradarai Harold Ramis, film yang dirilis pada 12 Februari 1993 itu mampu meraup pendapatan hingga US$ 70,9 juta atau saat ini sekitar Rp 622 miliar.
4. This is Spinal Tap
Film mockumentary karya sutradara Rob Reiner ini dirilis pada 1984 silam. Berkisah tentang Spinal Tap, band rock Inggris yang terdampar ke Amerika Serikat untuk menjalani tur.
Ketiga anggota band tersebut diperankan oleh Michael McKean, Harry Shearer, dan Christopher Guest yang berdialog dengan aksen Inggris yang mengejek sepanjang film. Lewat film ini, para penonton diajak tertawa melihat sisi lain dari rockstar yang bisa membuat kita terpingkal-pingkal.
Pada 2002 lalu, 'This is Spinal Tap' dinobatkan Library of Congress sebagai film yang mengandung nilai 'kultural, historis. Film tersebut juga dipilih National Film Registry Amerika Serikat sebagai film yang perlu dilestarikan.
5. Borat
Cerita berpusat pada Borat, reporter Kazakhstan yang dikirim ke Amerika untuk menyiapkan laporan yang menguntungkan untuk negaranya. Namun, semua tidak berjalan sesuai rencana ketika Borat jatuh cinta dengan Pamela Anderson setelah menonton 'Baywatch'.
Borat kemudian pergi ke California untuk bertemu Pamela dan mengajaknya menikah. Sepanjang perjalanannya itu, Borat banyak menjumpai orang-orang Amerika yang membuatnya terkadang bersikap kasar sekaligus kocak.
Film yang dirilis pada 2006 itu menampilkan Sacha Baron Cohen sebagai bintang utama sekaligus produser.
6. Coming to America
Film yang dirilis pada 1988 ini bisa disebut sebagai salah satu film besar terakhir Eddie Murphy sebelum dia kembali di akhir 90-an. Murphy berperan sebagai Pangeran Akeem yang datang ke Amerika untuk menemukan seorang wanita yang bisa mencintainya apa adanya.
Petualangan Pangeran Akeem menemukan wanita impiannya justru menimbulkan banyak adegan yang sangat lucu. Selain itu, akting cemerlang para pemainnya perlu diacungi jempol.
7. Blades of Glory
Setelah perkelahian di Olimpiade Musim Dingin, juara ice skating Chazz Michael Michaels (Will Ferrell) dan Jimmy MacElroy (Jon Heder) dilarang mengikuti kompetisi tunggal pria. Tiga setengah tahun berlalu, keduanya pun mendapatkan kesempatan untuk kembali menunjukkan kemampuannya, tapi di kelas ganda putra. Kejadian-kejadian lucu muncul selama mereka melakukan persiapan untuk acara tersebut.
Film yang dirilis pada 2007 lalu itu mendapat review positif, dan mencetak angka 69 persen di Rotten Tomatoes. Para kritikus film menilai 'Blades of Glory' berhasil menjadikan satu-lelucon premis ke dalam sebuah komedi fitur-panjang.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar