Kapal KRI Yos Sudarso yang berlabuh di Pelabuhan Krueng Geukuh, Aceh Utara, Minggu (24/1/10). (Foto: Serambi/Masriadi)
03 April 2010, Kupang -- Menteri Pertahanan Pusrnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa situasi keamanan di Selat Malaka relatif terkendali setelah sempat ada peringatan ancaman terorisme dari otoritas Singapura di selat terpadat di dunia tersebut.
"Relatif terkendali dan aman," katanya, kepada ANTARA di sela-sela kunjungan kerjanya di Nusa Tenggara Timur, Sabtu.
Purnomo memastikan militer dari tiga negara pantai di Selat Malaka yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura senantiasa berkoordinasi untuk mengamankan selat sepanjang sekitar 500 mil tersebut.
"Apalagi tiga negara sudah memiliki format patroli terkoordinasi di Selat Malaka, dan radar di sepanjang Selat Malaka kan semua sudah beroperasi," ujar Menhan.
Pada dua bulan silam, pengamanan di Selat Malaka oleh militer tiga negara pantai yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura ditingkatkan menyusul indikasi ancaman terorisme terhadap kapal-kapal tanker dan kargo yang melintasi selat tersebut.
Menyusul indikasi tersebut, Menhan RI memerintahkan jajaran TNI di Komando RI Armada Barat dan komando kewilayahan di wilayah barat RI untuk meningkatkan kewaspadaannya berkoordinasi dengan militer serta otoritas Malaysia dan Singapura.
Indikasi ancaman terorisme itu, bersamaan dengan penyerbuan dan penangkapan sejumlah teroris di Aceh yang berujung pada tewasnya gembong teroris paling dicari Dulmatin di Pamulang, Tangerang.
Selat Malaka diperkirakan sebagai salah jalur logistik bagi para teroris di Aceh untuk mendukung aksinya.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar