Jumat, 01 Juni 2012
Permainan Petak Umpet Hantu dari Jepang yang Super Seram dan Menakutkan! (Beranikah Kalian Mencoba?)
UNIK DAN ANEH - Kamu pernah dengan permainan Jelangkung dan apakah kamu pernah memainkannya? Ritual boneka kayu yang sarat akan kekuatan gaib dimana para pemainnya mengundang roh untuk datang, setelah makhluk halus itu masuk pada benda tersebut biasanya pemain akan menanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya. Itulah Jelangkung, permainan khas Indonesia yang diwariskan nenek moyang kita sejak dahulu kala. Namun Kali ini kami tidak membahas Jelangkung melainkan membahas ritual serupa tapi tak sama yang berasal dari negeri Sakura “Jepang”.
Ritual ini sebenarnya digunakan di Jepang untuk berkomunikasi dengan roh yang bergentayangan untuk berbagai keperluan, dan boneka digunakan sebagai pengganti tubuh manusia sebagai media. Dan berikut cara bermain petak umpet hantu dari jepang yang super duper seram dan menakutkan.
Penting! Segala apapun yang terjadi atas ritual ini adalah tanggung jawab Kamu masing-masing secara pribadi.
Cara bermainnya:
Alat dan Bahan:
1.Sebuah boneka dengan bagian tubuh lengkap (kepala, 2 kaki dan 2 tangan)
2. Beras (secukupnya untuk mengisi boneka hingga penuh)
3. Jarum dan benang merah
4. Benda tajam (pisau, gunting, pecahan kaca juga boleh )
5. Secangkir penuh garam (usahakan garam alami)
6. Tempat sembunyi
Persiapan:
1. Keluarkan semua kapas dlm boneka, lalu masukkan beras hingga penuh.
2. Potong sedikit kuku Kamu dan masukkan kedalam boneka bersama beras, lalu jahit boneka tersebut dengan jarum dan benang merah.
3. Isi bak mandi dengan air.
4. Letakkan secangkir air garam ditempat bersembunyi.
Langkah-langkah:
1. Beri nama boneka tersebut (apapun asal jangan nama Kamu sendiri).
2. Ketika tepat pukul 3 pagi, katakan pada boneka “___(nama Kamu sendiri) yang pertama jaga.” katakan sebanyak tiga kali.
3. Pergi ke kamar mandi dan letakkan boneka kedalam bak mandi yang berisi air.
4. Matikan semua lampu dirumah, lalu pergi ke tempat Kamu bersembunyi dan nyalakan televisi (dibawah akan dijelaskan, kenapa harus menghidupkan televisi).
5. Hitung dari satu sampai sepuluh dengan mata tertutup, lalu kembali ke kamar mandi dengan benda tajam.
6. Ketika sudah sampai, katakan kepada boneka “Aku menemukanmu ___(nama boneka).” Lalu tusuk boneka tersebut dengan benda tajam.
7. Setelah itu bilang “Kamu yang jaga berikutnya, ___(nama boneka).” dan letakkan kembali boneka ke bak mandi.
8. Lari, sekali lagi lari menuju tempat bersembunyi dan bersembunyilah.
PENTING: JANGAN HENTIKAN RITUAL DITENGAH JALAN, RITUAL INI HARUS DILAKUKAN SAMPAI AKHIR!
Cara menyelesaikan:
1. Masukkan setengah air garam kedalam mulut (jangan diminum).
2. Keluar dari tempat persembunyian dan cari boneka tadi (catatan: jika ritual ini berhasil, maka boneka itu tidak akan ada di kamar mandi).
3. Jika sudah ketemu, siram boneka tersebut dengan garam yang tersisa di cangkir, dan siram juga dengan air garam didalam mulut Kamu.
4. Katakan “Aku menang” sebanyak tiga kali. dan Hal ini seharusnya mengakhiri ritual. Setelah semua selesai, keringkan dan bakar boneka tadi.
Hal penting lainnya:
1. Jangan keluar rumah sebelum ritual berakhir.
2. Matikan SEMUA lampu ketika ritual berjalan.
3. Tetap diam ketika bersembunyi
4. Ingat, jika Kamu tinggal bersama dengan orang lain, orang itu mungkin akan secara tidak langsung berpartisipasi dalam ritual ini.
5. Jangan teruskan ritual lebih dari satu atau 2 jam.
6. Untuk amannya, sebaiknya buka semua kunci di dalam rumah, dan suruh beberapa teman untuk berjaga di dekat rumah.
7. Usahakan membawa handphone di tangan kalau-kalau terjadi sesuatu.
8. Jika Kamu bersembunyi tanpa air garam kemungkinan Kamu akan bertemu dengan “sesuatu yang mengerikan” di sekitar Kamu.
Keterangan lain:
Alasan kenapa harus menyalakan televisi ketika bersembunyi adalah karena televisi dapat berfungsi sebagai “radar” untuk mendeteksi kehadiran “sesuatu” disekitar.
Dan terakhir... apakah ada diantara kalian yang mau mencoba??? hayoo... :^) SIAPA YANG BERANI???
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar