Senin, 02 April 2012

Komisi I Kuker ke Pabrik Leopard, Ceko, Polandia dan Afsel

Leopard 2. Komisi I akan berkunjung ke pabrik Leopard di Jerman serta meninjau korvet kelas Ragam di Inggris, ungkap Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq pada Berita Hankam (2/4). (Foto: KMW)

2 April 2012, Jakarta: Komisi I DPR yang mengawasi bidang pertahanan dan luar negeri akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara yakni Ceko, Polandia, Jerman dan Afrika Selatan.

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap KBRI serta masalah pertahanan khususnya di Jerman.

"Agenda Kunker Komisi I, RDP dengan KBRI sebagai mitra Komisi I, pertemuan dengan komisi luar negeri parlemen ybs, kunjungan ke industri pertahanan. Kunjungan ke Afrika Selatan, Ceko plus Polandia dan Jerman, selama masa reses," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada mediaindonesia.com, Senin (2/4).

Mahfudz sendiri akan memimpin rombongan kunker Afrika Selatan. Namun, ia belum mau membeberkan tanggal berapa rombongannya akan terbang ke Afrika.

Mahfudz hanya menjelaskan acara akan berlangsung selama 3 hari dan perjalanan memakan waktu 2 hari.

Sementara untuk kunker ke Jerman yang akan diberangkatkan 13 April, Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman akan memimpin rombongan ke negara Jerman.

Di sana Komisi I akan mengawasi KBRI sambil bertemu parlemen Jerman dan membahas soal tank Leopard yang akan dibeli oleh Kemenhan RI.

"Di sana (Jerman) kita akan ketemu dengan masyarakat Indonesia, selain itu kita juga lakukan pengawasan terhadap KBRI. Kemudian, bertemu dengan parlemen Jerman, kita akan membahas soal pertahanan dan persenjataan. Karena kita akan beli Leopard dan di sana yang menguasai langsung," kata Hayono.

Untuk rombongan ke negara Ceko, Hayono mengatakan pimpinan rombongan adalah Wakil Ketua Komisi I Agus Gumiwang. Rombongan tersebut rencananya berangkat pada 14 April. Di Ceko juga akan melakukan kunjungan ke KBRI sebagai bentuk pengawasan sekaligus ke Parlemen Ceko sebagai kunjungan balasan.

"Soal urgensinya, kita akan adakan penjajakan soal persenjataan, karena beberapa peralatan kan buatan sana. Misalnya kendaraan angkut prajurit Anoa. Akan coba dilihat apakah Pindad bisa bekerja sama dengan perusahaan persenjataan di sana," terang Hayono.

Sumber: Media Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar