Rabu, 30 November 2011

SBY Usulkan Industri Pertahanan Salah Satu Prioritas Kerja Sama RI-Jerman

Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff (kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12). Presiden Yudhoyono dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/11)

1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, energi bersih dan industri pertahanan.

Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12).

Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6 Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih, tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.

Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.

Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang ini bisa lebih erat lagi.

“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,” kata SBY.

Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman dalam bidang energi khususnya energi bersih dari sumber Geotermal.

Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan, Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement, pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada joint production.

Sumber: Jurnas

KRI Sultan Iskandar Muda Laksanakan Latihan SAR Seagull 2011


30 November 2011, Lebanon (Dispenarmatim): Latihan Search and Rescue (SAR) dengan sandi “SEAGUL 2011”. merupakan salah satu bentuk latihan bersama yang digelar oleh MTF UNIFIL. Latihan ini melibatkan KRI Sultan Iskandar Muda-367, Heli NV-409, kapal perang dari Jerman FSG PASSAU M-1096 selaku unsur laut, 1 Heli Bell 212 milik ITALAIR sebagai unsur surveilance dari darat, Tim medis KRI SIM-367, tim medis dari Naqura HQ Hospital serta NOC selaku OCS. Latihan ini bertujuan untuk memadukan kemampuan unsur-unsur MTF di Laut dengan kemampuan Pangkalan UNIFIL HQ sekaligus untuk melatih dan uji Kodal.


Tahap perencanaan latihan dilaksanakan di MTF HQ Naqura dilanjutkan dengan tahapan manuver lapangan yang diawali dengan FSG PASSAU M-1096 menurunkan dummy korban sebagai simulasi orang jatuh di laut dan mengirimkan simulasi sinyal distress bahwa kapal mengalami kecelakaan. Unsur-unsur MTF yang beroperasi di AMO melaksanakan pencarian korban dengan pola operasi kerja sama unsur kapal permukaan dan udara, tidak kalah pentingnya, pada latihan ini tim medis dilatih untuk melaksanakan recovery korban sampai dengan Air Medical Evacuation.

Latihan yang berlangsung selama empat jam ini mendapat apresiasi positif dari MTF Commander, Rear Admiral Caroli, karena tiap-tiap bagian dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga diharapkan mampu melaksanakan reaksi yang cepat dan tepat bila dibutuhkan pada kejadian yang sesungguhnya.

Sumber: Dispenarmatim

Indonesia-Belgia Jajaki Kejasama Industri Pertahanan

(Foto: DMC/Sapardi)

30 November 2011, Jakarta (DMC): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip, dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso menerima kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia Christian Tanghe beserta rombongan, Rabu (30/11), di kantor Kemhan Jakarta. Maksud kunjungannya kali ini diantaranya untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara.

Sumber: Kemhan

Raider Kodam Iskandar Muda Mantapkan Kemampuan

30 November 2011, Banda Aceh (ANTARA News); Prajurit Raider Kodam Iskandar Muda, melakukan penyergapan pada simulasi pembebasan sandera di kawasan jalan Seutui, Banda Aceh, Aceh, Rabu (30/11). Simulasi anti teror itu dalam upaya meningkatkan kemampuan tempur para prajurit khususnya menghadapi berbagai ancaman yang terjadi. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/Spt/11)

1 Desember 2011, Banda Aceh, (Analisa). Sebanyak 500 personil Raider Kodam Iskandar Muda (IM) makin memantapkan kemampuan taktik pembebasan sandera dan penghancuran terhadap lawan. Hal itu dilakukan dengan melakukan simulasi selama dua pekan di berbagai titik di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Dalam upaya pemantapan pembebasan sandera ini, pasukan Raider melakukan pembebasan sandera baik di lokasi umum seperti terminal, bandar udara, dan pasar serta lokasi khusus seperti hotel dan perkantoran pemerintah maupun swasta.

"Simulasi pemantapan ini merupakan latihan terprogram yang digelar secara berkala dengan melibatkan 130 pelatih dari Kopassus," ujar Komandan Batalion 112/Raider Kodam IM, Mayor Inf Muhammad Arif Hidayat, kepada wartawan di sela-sela latihan di kawasan Terminal Batoh, Banda Aceh Rabu (30/11).


Dikatakan, simulasi yang dilakukan ini untuk mengasah kemampuan prajurit Raider Kodam IM untuk mengantisipasi setiap kontijensi yang terjadi di wilayah Kodam IM. Diharapkan prajurit raider Kodam IM mampu bertindak cepat kapanpun dibutuhkan.

Dikatakan, apa yang dilakukan prajurit Raider ini merupakan latihan puncak yang selama ini telah dilakukan Batalion Raider 112 sehingga nantinya para personil Raider Kodam IM benar-benar mampu menjalankan tugas dalam mengamankan negara.

Kemarin, pasukan Raider Kodam IM melakukan simulasi di sejumlah titik di antaranya kawasan Batoh, Setui, Waterboom Ulee Lheue, Simpang Lamteumen, dan Simpang Ketapang. Sehari sebelumnya, simulasi yang sama dilakukan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Kampus Unsyiah, jembatan Lamnyong, Simpang BPKP, dan Simpang Surabaya.

"Besok, (hari ini, Kamis, 1/12) akan dilakukan simulasi pembebasan tahanan yang dilakukan di hotel-hotel dan perkantoran di Banda Aceh," jelas Muhammad Arif.

Rencananya, saat penutupan yang dilakukan 2 Desember yang digelar di Ulee Lheue akan ada demonstrasi semua latihan ini. Latihan penutup ini akan menggunakan alat tempur seperti APR (angkut personil), LCR (Landing Crubt Ruber), helikopter, dan senjata lengkap.

Sumber: Analisa

Heli Antikapal Selam Perkuat TNI AL

Helikopter Lynx Royal Navy (kiri) dan Sea Sprite Royal New Zealand Navy terbang diatas laut Cina Selatan saat digelar latihan bersama Lima. (Foto: Australia DoD)

1 Desember 2011, Jakarta (SINDO): Kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut akan bertambah menyusul proses pengadaan 11 unit helikopter antikapal selam,antikapal permukaan, serta dua pesawat patroli laut.

Tambahan alutsista itu akan mengisi kelemahan-kelemahan yang dimiliki kapal TNI AL. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan, keberadaan pesawat sayap tetap maupun sayap putar (helikopter) penting bagi TNI AL, karena mereka merupakan kepanjangan “mata” dan “telinga” dari kapal TNI AL (KRI).Wilayah laut Indonesia yang luas,menurut dia, tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Kapal selam saat diburu oleh Sea Sprite. Helikopter antikapal selam SH-2 Sea Sprite selain dioperasikan RNZN, Equador akan mengakuisisi 2 SH-2G Sea Sprite hasil peremajaan senilai 60 juta dolar. USN telah mempensiunkan armada SH-2 sejak 2001. (Foto: RNZN)

Karena itu,keberadaan tambahan dua unit Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan 11 helikopter antikapal selam Sea Sprite itu sangat penting untuk mengisi kekosongan yang tidak terkover kapal-kapal TNI. “Pesawat tentunya memiliki kelebihan di manuver, fleksibilitas, jangkauan yang luas, dan kemampuan deteksinya juga lebih cepat,”tegas Untung di Jakarta,kemarin. Dua unit MPA yang akan menambah kekuatan TNI AL yaitu pesawat CN-235 yang rencana sudah mulai diterima TNI AL pada 2013.

Selain radar deteksi, pesawat ini juga akan dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan penindakan. Adapun untuk helikopter Sea Sprite sejumlah satu skuadron itu,memiliki kemampuan penindakan yang lebih ampuh. Enam dari 11 helikopter dilengkapi dengan senjata antikapal selam, sisanya lima unit merupakan antikapal permukaan. “Rencananya pada 2012 pengadaannya,”ujarnya. Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pengadaan CN-235 untuk MPA TNI AL masuk dalam prioritas alutsista TNI.

Rencananya, biaya pengadaan menggunakan alokasi dari pinjaman luar negeri sebesar USD60 juta,namun pemesanan di PT Dirgantara Indonesia. Sjafrie yang juga wakil menteri pertahanan itu menuturkan, dalam strategi pertahanan Indonesia, saat ini memang sedang dikembangkan penguatan di kawasan Indonesia bagian timur.

Sumber: SINDO

Selasa, 29 November 2011

1 Kompi Yonif 712 Berangkat ke Pulau Terluar


29 November 2011, Bitung (Tribun Manado): Hari ini 1 kompi (100 orang) satgas pengamanan (satgaspam) pulau terluar di Provinsi Sulut dari Yonif 712 Wirabuana Manado akan diberangkatkan ke sejumlah pulau-pulau terluar di antaranya Miangas, dan Marore.

Komandan Yonif 712 Wirabuana Letkol Sri Widodo mengatakan mereka akan diberangkatkan dalam upacara pemberangkatan. "Hari ini akan dilaksanakan upacara pemberangkatan di lapangan Pangkalan TNI Angkatan Laut VIII Aertembaga Bitung," kata Widodo kepada Tribun Manado di sela-sela gladi bersih upacara.

Dijelaskannya, pemberangkatan Satgaspam ke pulau terluar sudah menjadi agenda setiap enam bulan. "Setiap enam bulan sekali dikirim pasukan ke sana dan ditarik pasukan yang ada disana, dan di tahun 2011 ini kami sudah siap mengirimkan pasukan," ujarnya.

Dalam upacara hari ini direncanakan yang akan menjadi inspektur upacara ialah Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI M Nizam. "Rencananya pangdam yang akan jadi Irup," tambahnya. Sebelumnya Pandam VII Wirabuana menyempatkan diri bertemu dengan Walikota Bitung Hanny Sodakh, wakil wali kota dan sekdakot di rumah dinas wali kota.

Pangdam datang bersama Danrem 131 Santiago Kolonel Inf. AAB Maliogha, Danrindam VII Wirabuana Kolonel Inf Nurcahyo, Dandim 1310 Bitung Letkol Inf Hardo P. Sitohang, dan Dandodik secata B Letkol Inf Tiur Siahaan. "Bitung merupakan daerah yang penting di kawasan bibir pacific, letaknya strategis dan memiliki potensi yang sangat luar biasa sehingga perlu didukung oleh seluruh komponen yang ada termasuk TNI," kata Nazim.

Sehingga tercipta stabilitas keamanan yang memadai dan menumbuhkan investasi dengan baik sesuai dengan harapan. Terpisah Walikota Bitung Hanny Sondakh menyabut dengan harapan agar kemitraan antara pemerintah kota Bitung dan TNI tetap berjalan secara berkesinambungan untuk mewujudkan kedamaian dan ketentraman masyarakat. "Terima kepada TNI yang terus membantu pemerintah dalam berbagai aspek termasuk pembangunan, seperti pembangnan jalan lingkar lembeh yang melibatkan TNI dan masyarakat membaur membuka akses jalan di daerah kepulauan ini," kata Sondakh.

Sumber: Tribun Manado

Ukraina Tawarkan Tank Tempur ke TNI

T-64B (BM Bulat). (Foto: Morozov)

29 November 2011, Jakarta (Tempo): Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.

Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.

Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.

Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."

Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.

Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.

Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.

Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatan Jerman.

Sumber: Tempo

Minggu, 27 November 2011

AL Iran Diperkuat Tiga Kapal Selam Buatan Dalam Negeri


28 November 2011, Tehran (Berita HanKam): Angkatan Laut Iran menerima tiga kapal selam kelas Ghadir, Sabtu (26/11) diumumkan KASAL Iran Laksamana Muda Habibollah Sayyari saat jumpa press di Tehran.

Sayyari menegaskan seluruh bagian kapal selam dirancang dan dibuat oleh para ahli Iran.

“Seluruh bagian dari kapal selam-kapal selam tersebut, termasuk badan kapal dan perangkat radarnya serta sistem pertahanan, telah dirancang dan dibangun oleh para ahli pertahanan Iran dengan dibantu oleh Kementrian Pertahanan,” ucap Sayyari.

Kapal selam kelas Ghadir rancangannya kondisi geografis dan iklim serta spesifikasi perairan Iran, menurut ahli militer.

Pada Agustus lalu, Iran meluncurkan empat kapal selam ringan kelas Ghadir, dibuat oleh Industri Maritim milik Kementerian Pertahanan, peresmian pengoperasian kapal selam oleh AL Iran dihadiri Menteri Pertahanan Brigadir Jenderan Ahmad Vahidi dan KASAL Laksamana Muda Sayyari.

Sumber: FNA

Indonesia Mulai Pilah-Pilah Alutsista dari Luar Negeri

Leopard milik AD Singapura. (Foto: Mindef)

26 November 2011, Jakarta (PelitaOnline): Kementerian Pertahanan RI memastikan tetap melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Di antara langkah yang dilakukan Kemhan adalah mengadakan Sidang Pleno Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), yang digelar di Kantor Kemhan, Jumat (25/11).

Saat konferensi pers usai sidang, Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan saat ini pihaknya memang merencanakan pembelian. Namun, ia mengaku tak hanya akan membeli alutsista yang baru.

"Pembelian alutsista ada yang baru. Ada yang sudah dipakai, tapi bagus. Sekarang sedang dipilah-pilah," kata Purnomo.

Menurut Purnomo, salah satu alutsista yang kini dibidik pemerintah, selain tank Leopard milik Angkatan Darat Jerman juga helikopter Apache. Kendati begitu pihaknya masih mempertimbangkan kembali pembeliannya.

Alutsista yang akan dibeli, jelas dia, tidak asal-asalan. Ia harus memiliki masa pakai minimal 20 tahun setelah di-upgrade. Negara-negara yang akan dijajaki dalam pembelian alutsista ini adalah Prancis, Belanda, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negara-negara Eropa ini belakangan tengah mengurangi anggaran militernya, sehingga mereka berencana melepas sebagian peralatan tempur yang canggih sekalipun.

Sumber: PelitaOnline

KKIP Dorong Industri Pertahanan Penuhi Kebutuhan TNI

Meriam produksi PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)

25 November 2011, Jakarta (Jurnas.com): Komite Kebijakan Industri Pertahanan kembali menggelar sidang pleno. Sidang pleno keempat untuk memperkuat industri pertahanan (Indhan) agar dapat memenuhi kebutuhan TNI. Agenda yang dibahas dalam sidang ini adalah penetapan kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat material khusus (almatsus), verifikasi kemampuan industri pertahanan.

Revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, penunjukan langsung proses pengadaan kepada BUMNIP, permintaan program offset dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk pembelian panser Anoa 6x6 APC produk PT Pindad, informasi tentang industri pertahanan, serta progres RUU Industri Pertahanan.

“Ini semua kita amanatkan kepada Pokja untuk diselesaikan, tim asistensi yang dipimpin oleh Sekretaris KKIP Wamenhan untuk menyelesaikan tiga agenda yaitu poin 1-3,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (25/11). Untuk revitalisasi manajemen industri pertahanan BUMNIP, dilaksanakan oleh Meneg BUMN. “Tapi kami akan mendukung agar penyehatan dan kemampuan BUMNIP terjadi lebih cepat,” tambahnya.

KKIP juga membahas percepatan pengadaan barang dan jasa alutsista, terutama dari BUMNIP. Hal ini, kata Menhan, merupakan penjabaran perpres yang mengamanatkan penunjukan langsung pengadaan alutsista.

Pengadaan alutsista ini juga diupayakan dengan program offset, agar local content bisa didapatkan sehingga menambah nilai tambah bagi industri pertahanan. “Kami persiapkan program offset, seberapa besar nilai offset atau local content yang kita lakukan agar di satu sisi industri bisa berkembang dan masuk pasar luar negeri. Tetapi di sisi lain kita menerima adanya persyaratan offset tersebut,” tutur Menhan.

Selain itu, pengadaan alutsista juga dilakukan dengan program trade off, sehingga selain membeli alutsista dari luar negeri, Indonesia bisa melakukan penjualan. Hal ini, jelas Menhan, dilakukan agar kemampuan industri pertahanan Indonesia dapat terus meningkat. “Kami maksimalkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri dengan meningkatkan ToT (transfer of technology),” imbuhnya.

Inilah Industri Pertahanan yang Ingin Dikuasai Indonesia

Indonesia rupanya terus menaikkan targetnya dalam mengembangkan industri pertahanan di Indonesia. Hal ini terlihat pada saat pertemuan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang digelar di Kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (25/11).

Dalam hasil pertemuan itu, setidaknya terdapat lima kemampuan yang ingin dikuasai Indonesia. Pertama, industri kendaraan tempur (Ranpur/ armor vehicle) dan kendaraan taktis (Rantis/ tactical vehicle).

"Kedua, industri kapal perang atas air (combat vessel) dan bawah air (submarine) serta kapal-kapal pendukungnya (support vessel)," kata Ketua KKIP yang juga Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Ketiga, industri pesawat militer angkut ringan dan sedang (light dan medium military air transport, fix wing and rotary wing) serta pesawat tempur (fighter). Keempat, industri senjata ringan dan berat untuk perorangan dan kelompok/ satuan (pistol, assault riffle, caraben, SMR, SMB, mortir, AGL, RPG) sampai dengan meriam dan munisinya (MKK dan MKB), roket/MLRS, torpedo, serta peluru kendali.

Sedangkan kelima adalah industri peralatan netword centric operation system, mulai alat komunikasi radio, sistem kendali/ kontrol, komputasi, dan komando untuk penembakan senjata, radar dan thermal optic untuk pencari/deteksi dan penjajak sasaran walau dengan kemampuan industri yang relatif masih terbatas.

KKIP sendiri dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2010 dalam rangka memantapkan fondasi industri pertahanan nasional dalam rangka revitalisasi industri pertahanan. Tugas komite ini antara lain merumuskan kebijakan yang terdiri dari penelitian, pengembangan, dan peningkatan sumber daya manusia, mengkoordinasikan kerjasama luar negeri, dan memantau serta mengevaluasi kebijakan industri pertahanan.

Sumber: Jurnas/PelitaOnline

Sabtu, 26 November 2011

Simulasi Antiteror Yonif 700/Raider-Wabup Maros Disandera Teroris

(Foto: Fajar)

26 November 2011, Maros (SINDO): Batalion Infanteri (Yonif) 700/Raider, Komando Daerah Militer (Kodam) VII/Wirabuana kembali menggelar simulasi penanggulangan aksi terorisme di Kantor Bupati Maros, kemarin.

Dalam simulasi diceritakan personel Yonif 700/Raider membebaskan Wakil Bupati Maros yang disandera para teroris. Komandan Latihan Yonif 700/Raider Letnan Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang mengatakan, dalam simulasi kali ini melibatkan sekitar 100 personel atau satu kompi. Simulasi ini untuk memantapkan kemampuan personel dalam penyelamatan sandera yang dilakukan teroris. “Operasi penyelamatan ini dilakukan, baik lewat udara menggunakan helikopter dan darat menggunakan kendaraan taktis (Rantis) dan Anoa (sejenis panser),”katanya.

Febrial mengakui bahwa Kabupaten Maros dan Gowa menjadi target latihan,sebab kedua wilayah ini merupakan penyangga ibu kota provinsi.Sebelumnya juga digelar simulasi latihan di Kantor PT Pertamina Pusat Makassar.“Simulasi juga pernah dilakukan di Kantor PT Telkom Makassar. Jadi, bukan hanya di kantor pemerintahan, tapi juga di lokasi objek vital di Makassar,”ucapnya. Sementara itu,Wakil Bupati Maros HA Harmil Mattotorang mengaku, sangat mendukung dan merespons simulasi yang digelar Yonif 700/Raider.

Dia mengatakan, simulasi ini juga bagian dari latihan,khususnya dalam melakukan koordinasi dengan pasukan Yonif 700/Raider ketika terjadi hal yang tidak diinginkan. Dalam simulasi, kelompok teroris menyandera Wakil Bupati Maros dan membuat pegawai di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros Panik. Personel Yonif 700/Raider bergerak cepat dari udara dan darat, menggunakan helikopter dan kendaraan taktis serta panser.

Mereka terlibat aksi baku tembak dengan kelompok teroris yang menyebabkan beberapa anggota teroris tewas di tempat dan sebagian berhasil dilumpuhkan. Akhirnya Wakil Bupati Maros berhasil diselamatkan.

Sumber: SINDO

Jumat, 25 November 2011

Kemhan Uji Coba 22 Unit Roket R-Han 122


25 November 2011, Baturaja (DMC): Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Direktorat Teknik Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dirtekindhan Ditjen Pothan) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali melakukan uji coba Roket R-Han 122. Uji coba dilakukan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan, Jum’at (25/11).

Selain bersama LAPAN, dalam uji coba tersebut Kemhan juga melibatkan pihak – pihak terkait dari industri pertahanan dalam negeri antara lain PT. Pindad, PT. DI dan PT. Dahana. Selain itu, Kemhan juga mengundangan TNI AL sebagai calon pengguna Roket R-Han 122.

Uji coba kali ini merupakan hasil dari evalusi uji coba yang dilakukan sebelumnya pada bulan November 2010 di tempat yang sama. Melalui uji coba dan evaluasi secara terus menerus diharapkan Program Roket Nasional dengan nama R-Han 122 tersebut nantinya dapat mencapai hasil yang maksimal dan siap diproduksi sesuai keinginan pengguna dalam hal ini TNI.

Dalam Uji coba kali ini, diluncurkan Roket R-Han 122 sebanyak 22 unit yang terdiri dari tiga unit warhead smoke (asap) dan 19 unit wearhead live (tajam). Dari 22 unit tersebut, satu unit roket warhead smoke (asap) telah diluncurkan Kamis Sore (24/11), sedangkan 21 unit seluruhnya diuji coba pada Jum’at (25/11). Peluncuran berjalan lancar dan sukses meski dalam cuaca hujan.

Dari 21 unit Roket R-Han 122 yang diluncurkan hari ini terdiri dari dua roket warhead smoke (asap) dan 19 unit roket warhead live (tajam). Peluncuran roket dibagi dalam empat tahap dilaksanakan secara salvo menggunakan mobil launcher. Tahap satu 3 unit, kedua 6 unit, ketiga 6 unit dan keempat 6 unit.

Roket R-Han 122 yang memiliki jarak jangkau 14 kilometer tersebut merupakan hasil kerjasama yang sinergi antara Kementerian Pertahanan dengan Kementerian Riset dan Teknologi, LAPAN, PT. Pindad, dan pihak terkait lainnya. Pengembangan roket R-Han 122 dalam rangka mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri.

Hadir menyaksikan dan meninjau secara langsung uji coba Roket R-Han 122 antara lain Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan Kemhan Mayjen TNI Zaenal Fahri Tamzis dan sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI AL dan industri pertahanan dalam negeri.

Sumber: DMC

Kamis, 24 November 2011

Kasal: Banyak Persoalan Perbatasan Laut Berpotensi Konflik

KRI Mulga. (Foto: Dispenarmatim)

24 November 2011, Jakarta (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, masih banyak persoalan perbatasan laut RI dengan sejumlah negara yang belum tuntas dan berpotensi konflik.

Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Wakil Kasal Laksamana Madya TNI Marsetio pada Raker Teknis Operasi TNI Angkatan Laut, di Jakarta, Selasa, Kasal mengatakan, meski telah disepakati beberapa hal dalam forum KTT ke-19 ASEAN, namun ada beberapa persoalan yang masih belum tuntas.

Ia mengemukakan perkembangan lingkungan strategis saat ini yang terjadi sangat cepat, kompleks dan sulit diprediksi, baik pada tingkat global, regional maupun nasional turut membuat persoalan perbatasan laut dengan beberapa negara menjadi lebih kompleks.

"Pada tingkat regional, meskipun telah tercapai kesepakatan ASEAN beberapa waktu lalu, namun masih banyak permasalahan perbatasan laut dengan negara-negara tetangga yang belum selesai serta berpotensi menjadi konflik," kata Soeparno menegaskan.

Indonesia memiliki batas laut dengan sepuluh negara yang belum tuntas yakni Timor Leste, Palau, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, dan Australia.

Selain masalah perbatasan laut, permasalahan keamanan laut juga menjadi isu yang tidak boleh diabaikan.

"Banyaknya kegiatan ilegal di laut harus dapat kita atasi, sehingga eksistensi TNI Angkatan Laut sebagai penegak kedaulatan dan penjaga keamanan di wilayah perairan yurisdiksi nasional dapat kita laksanakan," katanya.

Terkait itu Kasal menambahkan, "Menyikapi hal tersebut. dibutuhkan kesiapsiagaan unsur, kewaspadaan dan peningkatan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut sebagai bagian dari komponen utama pertahanan negara,".

TNI Angkatan Laut akan terus melaksanakan penggelaran operasi di wilayah-wilayah perbatasan dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di laut yurisdiksi nasional.

"Berkaitan dengan hal tersebut, kuantitas maupun kualitas pelaksanaan operasi harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan, sebagai implementasi dari tanggung jawab TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan NKRI serta jaminan rasa aman bagi warga negara Indonesia maupun pengguna laut di wilayah perairan Indonesia dari berbagai tindak kekerasan, bahaya navigasi dan pelanggaran hukum," ujarnya.

Raker Teknis Operasi TNI Angkatan Laut merupakan wadah diskusi dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga apabila terdapat permasalahan dapat dicarikan jalan pemecahannya.

"Kita ketahui bersama bahwa dalam merencanakan kegiatan operasi, harus dapat menjawab perkembangan lingkungan strategis yang berkembang secara dinamis sesuai perkiraan ancaman yang timbul, didukung kesiapan unsur, logistik, serta profesionalisme prajurit yang handal," kata Kasal.

Kegiatan yang diikuti unsur operasi dari seluruh Satuan, Komando Utama, serta pangkalan Angkatan Laut itu bertemakan "Dengan Rakernis Ops Tahun 2011, Kita Dukung Program Gelar Operasi yang Optimal Guna Mewujudkan TNI AL yang Handal dan Disegani".

Sumber: ANTARA News

Rabu, 23 November 2011

BPK Lakukan Uji Petik Alutsista Korpaskhas

(Foto: Kaskus)

23 November 2011, Soreang (PRLM): Untuk pengecekan barang pengadaan Korps Pasukan Khas berupa Radar Smarth Hunter dan Rudal Jarak Pendek QW-3 serta peralatan sandi yang berada di Markas Komando dan Wing III Paskhas, tim yang terdiri dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta pejabat Mabes TNI melakukan uji petik alat utama sistem pertahanan (Alutsista) yang digunakan Korpaskhas tersebut. Selain untuk pengecekan peralatan-peralatan tersebut tim BPK sekaligus untuk melihat dan menguji penggunaan alat tersebut.

Menurut Kapentak Korpaskhas, Mayor Sus Rifaid, BPK juga meneliti pengoperasian alat itu untuk mendukung tugas-tugas yang diemban Korpaskhas. "Kegiatan Uji Petik ini dilaksanakan selama sehari," katanya, Rabu (23/11).

Tim BPK dan Pejabat Mabes TNI tersebut didampingi langsung oleh Asisten Logistik Korpaskhas Kolonel Tek Wahyu Laksito beserta anggota selaku operator. Anggota tersebut telah mendapat pendidikan baik di negara produksi alutsista maupun pendidikan yang diselenggarakan di Wing III Paskhas.

Sumber: PRLM

Raider Latihan Tempur

Dua personel Raider TNI AD turun dari helikopter dengan menggunakan tali (fast Rope) pada latihan di Lapangan Karebosi Makassar, Sulsel, Rabu (24/11). Latihan yang melibatkan sejumlah personel pasukan tempur tersebut untuk mengasah kembali kemampuan dan naluri tempur mereka. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/11)

Pemerintah Sebaiknya Beli Baru Ketimbang "Upgrading" F16


F-16C block 25 dari 177th Fighter Wing. Amerika Serikat menawarkan hibah 24 F-16C/D block 25 kepada Indonesia. Indonesia harus mengeluarkan dana sebesar 750 juta dolar untuk mengupgrade dan peremajaan pesawat sebelum dikirimkan ke Indonesia pada 2014. Harga perunit sekitar 31,25 juta dolar tanpa persenjataan. Harian Bangkok Post memberitakan harga perunit F-16 baru sekitar 14,6-26,9 juta dolar, F/A-18 Hornet perunit 41 juta dolar, sedangkan Sukhoi Su-35 65 juta dolar perunit. (Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Don Taggart)

23 November 2011, Jakarta (ANTARA News): Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf menilai lebih baik membeli pesawat F16 yang baru daripada harus menambah biaya "upgrading" pesawat bekas F16 dari 450 juta dolar AS menjadi 750 juta dolar AS.

Menurut Muzzammil Yusuf di Jakarta, Rabu, selain masalah biaya yang membengkak, pemerintah juga harus memperhatikan keselamatan nyawa prajurit terbaik.

"Saya menyarankan kepada teman-teman di Komisi I agar mempertimbangkan kembali kesepakatan untuk menerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya `upgrading` membengkak dari perkiraan sebelumnya," katanya.

Muzzammil mengatakan bahwa membeli pesawat F-16 yang baru lebih menguntungkan Indonesia daripada menerima pesawat hibah dalam kondisi bekas. Dari sisi keamanan, jam terbang, dan kualitas teknologi lebih tinggi daripada pesawat bekas.

Sementara dengan membeli pesawat baru, pemerintah dapat meminimalisir peluang kecelakaan pesawat angkatan udara TNI yang selama ini sering terjadi.

"Dari data yang kami terima sejak tahun 2000-2009 ada sekitar 30 pesawat Angkatan Udara TNI jatuh dan menelan korban jiwa baik dari pihak tentara maupun sipil dalam jumlah besar," ujar politisi PKS ini.

Fakta lainnya, dari 114 pesawat TNI yang kita miliki terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. "Tidak kah kita belajar dari pengalaman ini. Saya khawatir dari 24 pesawat hibah itu usianya tidak lama. Peluang pesawat rusak, jatuh, kemudian menelan korban jiwa. Ini harus diantisipasi sejak dini oleh Pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita," ujarnya.

Dalam pandangan Muzzammil, pesawat yang rawan kecelakaan bisa menurunkan mental prajurit dan mereka harus berperang melawan alutsista sebelum melawan musuh.

"Bagi saya, harga prajurit terbaik kita lebih mahal daripada alustsista, bukan sebaliknya," ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Lampung I ini.

Hati-hati Terima Hibah Jet F-16 dari AS


Pemerintah dan DPR harus ekstra hati-hati mengeluarkan anggaran perbaikan 30 pesawat F-16 yang akan dihibahkan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia. Anggaran sebesar 750 juta dolar AS (sekitar Rp 7 triliun) itu bukan nilai yang sedikit untuk memperbaiki pesawat yang sudah tidak lagi digunakan oleh AS itu.

Pengamat pertahanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Riefqi Muna mengatakan itu di Jakarta, Rabu (23/11).

Menurut Riefqi, segala bentuk akuisisi persenjataan itu harus diperhitungkan dengan matang, jangan sampai merugikan pihak Indonesia. “Artinya segala sesuatunya harus dihitung berdasarkan prinsip tata kelola good governance dari mulai konsep, pengembangan, maintenance, hingga evaluasi akhirnya,” ujarnya.

Selain itu, sumber anggaran yang akan digunakan untuk membayar biaya perbaikan pesawat-pesawat itu juga harus dipertimbangkan secara matang mengingat tidak ada dalam rencana anggaran yang telah ditetapkan. “Ini keanehan jika tiba-tiba ada pos pembiayaan akuisisi persenjataan,” katanya.

2014, Pesawat F-16 dari AS Tiba di Indonesia


Pesawat tempur F-16 hibah dari Amerika Serikat akan tiba mulai tahun 2014. Sebelum didatangkan ke Indonesia, peawat hibah berjumlah 24 unit itu akan di retrovit di Amerika.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrin membantah adanya rumor telah ditandatanganinya kontrak hibah pesawat F-16 tersebut. “Prosedurnya akan ditingkatkan menjadi G to G (Government to Government) antara Indonesia dan Amerika melalui Kementerian Pertahanan masing-masing negara,”katanya di Jakarta, Rabu (23/11).

Pembelian pesawat tempur bekas milik Amerika tersebut sebelumnya dilakukan melalui agen. Perubahan ini terjadi setelah Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan demikian di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) beberapa hari lalu.

Namun begitu, hingga saat ini belum dilakukan penandatanganan kesepakatan hibah pesawat tersebut. "Belum ada penandatanganan kesepakatan hibah ini,”imbuhnya.

Kapuskom menambahkan, pesawat F-16 blok 25 tersebut akan diupgrade menjadi blok 52 oleh perusahaan Lockheed Martin di California, Amerika sebelum dikirim ke Indonesia. "Datang ke Indonesia sudah siap terbang. Rencananya mulai 2014 akan didatangkan ke Indonesia secara berkala,”kata Kapuskom.

Jumlah pesawat yang dikirim ke Indonesia, bergantung pada banyaknya pesawat yang telah diretrofit.

Sumber: ANTARA News/PRL,M/Jurnas

Forum Kebijakan Pertahanan Ke-2 Indonesia – Jerman


23 November 2011, Jakarta (DMC): Untuk yang ke dua kalinya Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bersama Kementerian Pertahanan Republik Jerman menggelar Forum Pembicaraan Kebijakan di Bidang Pertahanan. Forum tersebut di gelar, Rabu (23/11) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Direktur Kerjasama Internasional Strahan Kemhan RI, Brigjen TNI Abdul Chasib selaku ketua delegasi Indonesia membuka forum pembicaraan dengan beberapa agenda pembahasan. Selaku ketua delegasi Jerman adalah Asisten Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata untuk Urusan Politik-Militer dan Pengendalian Senjata Kementerian Pertahanan Jerman, Brigjen Hans – Werner Wiermann.

Pada kesempatan forum tersebut delegasi Indonesia menyampaikan agenda pembahasan yang mencakup tentang keamanan regional Asia Tenggara dan hubungan bilateral serta keterlibatan Indonesia untuk Misi Perdamaian PBB. Sedangkan delegasi Jerman menyampaikan agenda pembahasan tentang situasi politik pertahanan dan keamanan Jerman.

Usai mengikuti forum pembicaraan, kedua delegasi tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerjasama di bidang pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Jerman.

Sementara itu kerjasama bidang pertahanan yang ditandatangani itu meliputi kebijakan pertahanan, kebijakan militer dan keamanan, pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta bidang lainnya seperti bantuan kemanusiaan, bencana alam, pelayanan kesehatan dan Peacekeeping.

Adapun tujuan dari MoU ini adalah dalam rangka menyediakan kerangka kerja untuk mempromosikan kerjasama bilateral berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, saling menguntungkan serta menghormati kedaulatan penuh dan integritas teretorial.

Rencananya seluruh dari delegasi Jerman juga akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI, Marsdya TNI Eris Herryanto, Kamis ( 24/11) di Kantor Kemhan, Jakarta.

Sumber: Kemhan

Kasau: TNI AU Targetkan Pasang 32 Radar


23 November 2011, Solo (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan TNI AU menargetkan program pemasangan instalasi radar di seluruh wilayah Indonesia, hingga 2024 sebanyak 32 unit.

"Radar yang berfungsi untuk pengawasan wilayah udara itu, kita sudah mulai 'instal' empat unit di Indonesia Timur, dan diharapkan bulan Februari 2012 dapat dioperasikan," kata Kasau usai melantik 97 perwira Setukpa di Pangkalan Udara Adi Soemarmo, Solo, Rabu.

Menurut dia, jenis radar buatan Prancis dan Inggris, sehingga membutuhkan anggaran cukup besar. Radar itu, cukup canggih karena juga dapat untuk mengarahkan pesawat terbang menuju sasaran.

Kasau menjelaskan, empat radar tersebut ditempatkan di Indonesia bagian timur seperti di Kupang, Saumlaki, Merauke, dan Biak.

Namun, radar di Timika alatnya sudah datang dan kini sedang diinstal, sehingga untuk wilayah Indonesia Timur bisa diawasi setiap saat.

"Kita terakhir pemasangan radar di Timika, dan ke depan kita programkan empat radar akan dipasang Jayapura, Singkawang Pontianak, Poso, Tabulang," paparnya.

Menurut Kasau, program untuk pemasangan alar tersebut bagi TNI AU hingga 2024 sebanyak 32 unit radar diharapkan dapat terpasang.

"Kami kini baru memiliki 18 unit radar yang tersebar di wilayah Indonesia," ujar Kasau.

Program radar target sebanyak 32 unit tersebut minimal, karena Negara Indonesia sangat luas dan jika ingin diawasi seluruhnya diperlukan alat lebih banyak.

Sehingga, kata Kasau, setiap benda masuk di ruang angkasa wilayah Indonesia bisa terdeteksi, tetapi dengan diperlukan banyak radar memerlukan anggaran sangat besar.

Program pemerintah untuk TNI AU karena anggaran terbatas, sehingga pemasangan dilakukan minimal. "Bila da pesawat asing yang masuk di wilayah Indonesia dapat dimonitor, kalau perlu kita ditegur dan ambil tindakan," ujarnya.

"Hal itu, untuk menjaga kedaulatan dan kehormatan Bangsa kita. Kalau mereka masuk niatnya baik tidak masalah. Namun, jika niatnya jahat kita kecolongan dan harga diri bangsa tercoreng," katanya.

Kasau mencontohkan beberapa pesawat komersil dari negara lain yang masuk wilayah kita tanpa izin bisa dimonitor dan diperingatkan. Hal itu sesuai aturan tidak diperbolehkan dan mereka juga bisa memahaminya.

Sumber: ANTARA News

Selasa, 22 November 2011

Panglima TNI Buka Latihan Gabungan di Malang

(Foto: Dispenkoarmatim)

22 November 2011, Malang (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membuka persiapan latihan gabungan tingkat batalyon di Lapangan Udara Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.

Rencananya, latihan itu akan digelar di Dumai, Kepulauan Riau pada 10 Desember 2011 dan melibatkan sedikitnya 3.300 pasukan dari tiga angkatan, yakni Angkatan Laut (AL), Angakatan Darat (AD) serta Angkatan Udara (AU).

"Sore ini (22/11), saya membuka persiapan latihan gabungan tingkat batalyon, dan akan kita lakukan secara bertahap hingga 2013, yakni dari tingkat batalyon, brigade hingga tingkat divisi," kata Agus.

Agus mengatakan, latihan gabungan tingkat batalyon dilakukan untuk menguji kesiapsiagaan perajurit TNI dan meningkatkan kemampuan profesionalisme TNI dalam pencapaian tugas pokok.

Sementara itu digelarnya latihan gabungan di Dumai karena daerah itu telah disiapkan sejak awal, dan ada beberapa rangkaian acara bersamaan di wilayah tersebut, salah satunya yakni Hari Nusantara yang akan berlangsung pada 13 Desember 2011.

"Saat puncak acara Hari Nusantara nanti, semua personel TNI akan gabung menjadi satu di Dumai, karena itu kita pusatkan di wilayah itu," katanya.

Selain itu, lokasi tersebut merupakan wilayah perbatasan yang sangat bagus digunakan latihan tiga angkatan sekaligus. "Kita juga akan mengagendakan sejumlah latihan gabungan di seluruh perbatasan, untuk menjaga teritorial kita," katanya.

Sementara dalam kegiatannya di Lapangan Abdurachman Saleh, Malang, Agus juga menyempatkan untuk memeriksa segala peralatan yang dimiliki ketiga angkatan.

Dalam pembukaan persiapan itu, bertindak sebagai komandan upacara adalah Kolonel Inf Shidi Purnomo, Komandan Brigade Infanteri Linud-18.

Hadir pula diantaranya Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution serta beberapa asisten dari masing-masing angkatan.

Sumber: ANTARA News

Jangan Berlebihan Tanggapi Pangkalan Militer AS

Presiden Obama bersalaman dengan prajurit RAAF di Pangkalan Udara RAAF di Darwin. (Foto: Australia DoD)

22 November 2011, Malang (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono meminta semua pihak tidak menanggapi secara berlebihan dan menganggap ancaman terhadap keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia.

Panglima TNI usai membuka persiapan latihan gabungan tingkat batalyon di Lapangan Udara Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa mengatakan, dirinya sangat berterima kasih kepada semua kalangan dan pengamat yang peduli tentang masalah itu.

Menurut Panglima, Indonesia tetap berpegang kepada kebijakan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Australia Julia Gillard maupun Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

"Keduanya mengatakan bahwa keberadaan pangkalan militer tidak ada kaitannya dengan situasi Papua maupun kondisi negara-negara Asia lainnya," kata Agus.

Agus menjelaskan, militer Amerika Serikat membutuhkan sejumlah tempat tidak hanya untuk latihan, namun untuk penempatan pasukan yang ditugaskan di berbagai wilayah untuk penanggulanggan bencana.

"TNI rencannya juga akan ikut dalam latihan penanggulangan bencana yang rencananya akan dilakukan oleh Australia dan Amerika seiring dengan dibangunnya pangkalan militer AS di Darwin," katanya.

"Kita juga pernah menjadi tuan rumah dalam latihan penanggulangan bencana bersamaan dengan bencana tsunami di Jepang," ujarnya.

Penambahan Marinir AS di Australia tak akan Jadi Masalah

Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN David Carden pada Selasa mengatakan rencana AS untuk mengirim tambahan 2.500 pasukan ke Australia tidak akan mengakibatkan masalah bagi stabilitas keamanan di kawasan asia pasifik.

"AS adan Australia telah menjalin kerjasama pertahanan sejak 60 tahun lalu. Sudah pernah ditegaskan sebelumnya bahwa penambahan pasukan kami disana adalah untuk misi penanganan situasi paska bencana yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi di kawasan ini. Saya rasa tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini," kata Carden

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia Scott Marciel mengatakan dirinya ingin meluruskan pemberitaan di media mengenai sebutan "pangkalan AS" di Australia.

"Tidak ada pangkalan AS di Australia ataupun ada rencana untuk membangun pangkalan disana. Penambahan pasukan AS tidak lain hanya untuk meningkatkan kerjasama dengan Australia dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara lain diluar kerjasama bilateral ini," kata Marciel.

Sebelumnya Presiden AS Barack Obama dalam rangkaian kunjungannya di Asia Pasifik menegaskan AS akan memantapkan pengaruhnya di kawasan tersebut.

Langkah nyata yang dilakukan Obama dengan membuat kesepakatan dengan Perdana Menteri Australia Julia Gillard untuk memperluas kerja sama militer kedua negara salah satunya dengan menempatkan sekitar 2.500 marinir AS di Darwin.

Sumber: ANTARA News

Senin, 21 November 2011

TNI AU Masih Prioritaskan Keselamatan Terbang

Hercules TNI AU jatuh di Magetan. (Foto: detik)

22 November 2011, Jakarta (Suara Karya): Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat meminta seluruh jajarannya agar tetap memberi prioritas keselamatan terbang dalam setiap latihan maupun operasi terbang. Untuk itu, TNI AU harus mengatur jam terbang melalui pemanfaatan waktu yang telah dialokasikan.

"TNI AU harus mengatur agar alokasi jam terbang latihan dan operasi digunakan secara tepat sasaran sehingga menghasilkan personel TNI AU yang profesional dan selalu siap operasi dengan tingkat keselamatan terbang dan kerja yang tinggi," demikian amanat KSAU yang dibacakan Wakil KSAU, Marsdya TNI Dede Rusamsi pada pembukaan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Operasi TNI AU di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta, Senin (21/11).

Prioritas alokasi jam terbang seiring peningkatan anggaran yang telah diberikan pemerintah kepada TNI AU. Selain diperuntukan pada latihan operasi terbang, anggaran itu akan dipergunakan TNI AU untuk belanja personil dan logistik.

Menyikapi perkembangan terkini, ditegaskan KSAU, TNI AU harus bisa memprioritaskan sasaran latihan dan operasi. Tujuannya untuk mencapai tingkat kemampuan profesionalisme para penerbang, para pendukung penerbangan, dan pasukan khas melaui suatu manajemen latihan dan operasi. "Rakernisops agar dapat dijadikan sarana saling bertukar informasi, evaluasi, sekaligus melakukan koordinasi dalam rangka mengoptimalkan pencapaian sasaran," tegas Imam.

Selahin itu, dia meminta jajaran TNI AU agar patuh dan taat pada doktrin, peraturan, dan prosedur. Sebab, saat ini komisi pengawas undang-undang keterbukaan informasi publik akan intensif melakukan pengawasan terhadap seluruh instansi pemerintah, termasuk TNI. "Akuntabilitas TNI AU harus dapat dipertanggungjawabkan kepada negara dan rakyat Indonesia," ujar KSAU.

Secara terpisah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo memimpin Apel Danrem-Dandim Terpusat tahun 2011 di Pusat Pendidikan Teritorial TNI AD, Cimahi, Jawa Barat.

Sumber: Suara Karya

Minggu, 20 November 2011

Prajurit TNI Juara Lomba Menembak di Lebanon


20 November 2011, Adshit Al Qusayr (Pos Kota): Menjelang berakhirnya masa penugasan sebagai peacekeepers di Lebanon, prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil atau Indonesia Battalion (Indobatt), berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan sebagai juara pertama dalam kejuaraan Lomba Tembak antar kontingen negara-negara yang tergabung dalam United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL), yang digelar di lapangan tembak Sektor Timur Unifil, Ebel Al Saqi, Lebanon Selatan, Sabtu (19/11/2011).

Kejuaraan yang bertajuk “Sector East Inter Contingent Combat Shooting Championship 2011” ini diikuti oleh 6 Tim, yaitu dari batalyon yang berada di jajaran Sektor Timur Unifil seperti Indobatt, Indbatt, Spainbatt, Nepbatt, Malcoy dan ditambah dari prajurit Lebanon (LAF).

Bertanding dalam suasana hujan dan berkabut dengan suhu udara 8 derajat celcius, tidak menjadi halangan bagi prajurit TNI dalam mengikuti kejuaraan ini, dan hasilya pun cukup membanggakan yaitu tampil sebagai juara pertama dengan nilai 342. Sementara itu prajurit-prajurit India yang bertindak sebagai panitia penyelenggara, harus puas sebagai juara kedua dengan nilai 329, sedangkan prajurit-prajurit dari Spanyol berada di urutan ketiga dengan torehan nilai 281.


Menurut Ketua Tim Indobatt, Mayor Marinir Profs Degratment, dalam kejuaraan menembak senapan ini mengambil jarak 100 meter dengan 3 sikap, yaitu tiarap, duduk dan berdiri. Indobatt yang menurunkan 3 atlet terbaiknya, yaitu Kopda Mar Ruslan, Kopda Anton Yuliantoni dan Praka Asep Imam, mampu melaksanakan tugasnya dengan baik meskipun dalam cuaca yang amat dingin dan hujan.

Sementara itu, Komandan Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa, mengatakan turut bangga dengan perjuangan petembak-petembak Indobatt yang telah dua kali menjadi yang terbaik dalam lomba menembak antar kontingen di Unifil. “Ini merupakan prestasi yang sangat positif menjelang kepulangan kita ke tanah air, semoga dengan hasil ini mampu menunjukkan martabat kontingen Indonesia di mata Internasional”, tegasnya.

Sumber: Pos Kota

TNI AL Tingkatkan Operasi

(Foto: Dispenal)

21 November 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Laut (AL) meningkatkan operasi pengamanan laut di wilayah perairan yang memiliki tingkat kerawanan terhadap tindak pelanggaran hukum di laut. Intensifitas ini, guna memaksimalkan kinerja dan citra TNI AL dalam mengemban tugas melaksanakan penegakan hukum di laut. "Gugus keamanan laut Koarmabar tingkatkan operasi di daerah rawan guna menindak pelanggaran hukum di laut," ujar Komadan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguskamlaarmabar), Laksma TNI Pranyoto dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, Minggu (20/11).

Salah satu perairan rawan pelanggaran hukum, yakni perairan Natuna. Pranyoto menyempatkan diri untuk ikut melakukan operasi menggunakan KRI Silas Papare-386. Selain itu, TNI AL juga menyertakan KRI Sibarau-847, KRI Tenggiri-865 dan beberapa KRI Tipe 40 seperti KRI Welang-808, KRI Viper-820. "Unsur kapal perang Jajaran Koarmabar dalam melaksanakan operasi secara berlanjut dibawah kendali Guskamlabar saat ini sedikitnya melibatkan 13 unsur KRI," ujar Pranyoto.

Operasi yang digelar secara berlanjut ini, diprioritaskan di perairan kawasan barat yang memiliki tingkat kerawanan terhadap tindak pelanggran, diantaranya tindak perikanan, penyelundupan timah dan batu bara, illegal loging, perompakan dan tindak pelanggaran lainnya di laut.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno secara resmi menutup Apel Komandan Satuan di Surabaya. Apel Komandan Satuan itu diikuti 593 peserta yang berasal dari seluruh Komando Utama (Kotama) dan Satuan Kerja (Satker) TNI AL. KSAL mengharapkan, apel Dansat mampu menghasilkan kesamaan visi, persepsi dan interpretasi terhadap kebijakan pemimpin TNI AL serta informasi terkini.

Sumber: Suara Karya

Pemerintah Diminta Cermati Pasukan Cadangan AS

Presiden Obama menginspeksi pasukan kehormatan saat berkunjung ke Canberra pekan lalu. (Foto: Australia DoD)

20 November 2011, Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia diminta untuk mencermati rencana penempatan pasukan cadangan Amerika Serikat (AS) sebanyak 2500 personil marinir di Darwin, Australia.

Anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Muzani mengemukakan imbauan itu terkait pernyataan Presiden AS, Barrack Obama bahwa negaranya menyiapkan pasukan cadangan untuk membantu Indonesia bila terjadi bencana alam.

"Pemerintah harus mencermati dengan baik setiap pergerakan pasukan AS itu. Tak ada negara lain membantu tanpa ada maksud lain. Pemerintah harus mengantisipasi keberadaan pasukan AS tersebut," ungkap Muzani kepada ANTARA News, Jakarta, Minggu.

Muzani memprediksi, penempatan pasukan cadangan AS di Darwin, Australia tak lain karena AS sangat berkepentingan dengan Papua dimana ada perusahaan PT Freeport.

"AS punya kepentingan langsung dengan Papua. Penempatan pasukan cadangan itu adalah alasan yang mengada-ada, tidak masuk akal sama sekali bila untuk membantu Indonesia menghadapi bencana alam," ujar Muzani.

Selain punya kepentingan terhadap Papua, penempatan pasukan tersebut juga bisa mengancam dan membahayakan NKRI.

"Itu bisa ganggu kedaulatan negara kita, mengancam NKRI. Indonesia perlu protes ke Australia kenapa ditempatkan di Darwin karena Darwin berhadapan langsung dengan Papua, yang jaraknya hanya 800 kilometer," kata Muzani.

Sumber: ANTARA News

Jumat, 18 November 2011

AS Hibahkan Pesawat F-16

Presiden SBY dan Presiden AS Barack Obama saat menyampaikan keterangan pers bersama, seusai pertemuan bilateral, di BNDCC, Jumat (18/11) petang. (Foto: muchlis/presidensby.info)

18 November 2011, Nusa Dua, Bali (Presiden RI): Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat meningkatkan kemitraan komprehensif di berbagai bidang. AS, antara lain, akan memberikan hibah pesawat F-16 dan dana millenium comprehensive partenrship senilai 600 juta dolar AS. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers bersama Presiden AS Barack Obama, seusai pertemuan bilateral, di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (18/11) pukul 18.45 WITA.

"Dalam pertemuan tadi, baik Indonesia maupun Amerika Serikat menyepakati peningkatakan kerja sama di bidang polhukam dengan berbagi jenis kegiatan, seperti dialog keamanan, kerja sama pelatihan militer, dan program hibah F-16," kata Presiden SBY.

Kedua negara juga banyak bersepakat dalam pembicaraan masalah ekonomi, seperti tentang investasi dan perdagangan. "Sementara itu, telah dilakukan satu dialog di bidang komersial. Ini juga penting karena menyangkut iklim investasi, energi bersih dan lingkungan, termasuk mengenai perubahan iklim," Presiden SBY menambahkan. Dalam pembicaraan ekonomi, dibahas pula persoalan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM), kewirausahaan, dan kerja sama industri.

Indonesia, lanjut SBY, berterima kasih dengan telah diluluskannya millenium comprehensive partnership senilai 600 juta dolar AS. "Bantuan ini terkait dengan pembangunan yang ramah lingkungan," ujar SBY. Di bidang kesejahteraan rakyat, dibahas kerja sama pendidikan dan kesehatan.

"Itulah capaian konkret kerja sama bilateral setelah kemitraan komprehensif kami luncurkan," SBY menjelaskan.

Presiden SBY juga menyampaikan kepada Presiden Obama tentang harapan Indonesia dalam kemitraan stategis yang telah dibangun sejak tahun lalu. Kerja sama Indonesia-AS adalah kerja sama sebagai sesama negara demokrasi yang menghormati HAM, sesama negara yang peduli permasalahan kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Pasifik. "Yang sama-sama ingin membangun dan memperkuat ekonomi di kawasan dalam wujud investasi, perdagangan, dan kerja sama yang lain agar ekonomi di kawasan tumbuh makin kuat, namun perekonomian global yang makin berimbang," Kepala Negara menegaskan.

Menurut Presiden, partisipasi dan kontribusi AS dalam keseluruhan perkembangan ekonomi sangat penting. "Dan di situlah Indonesia sangat berharap untuk menjadi salah satu pilar dari kemitraan komprehensif Indonesia-Amerika Serikat di tahun-tahun mendatang," Presiden menandaskan.

Pertemuan bilateral RI-AS ini berlangsung sekitar 30 menit. Presiden SBY didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menlu Marty Natalegawa, Mendag Gita Wirjawan, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Sebelumnya, Presiden SBY bersama para pemimpin ASEAN mengadakan KTT ke-3 ASEAN-Amerika Serikat, di ruang lain di BNDCC. Presiden SBY yang memimpin pertemuan tersebut mengatakan, KTT ke-3 ini akan menjadi bagian penting untuk meningkatkan koordinasi kedua pihak.

"Tantangan yang dihadapi di Asia Pasifik sekarang ini memerlukan kerja sama yang baik dari semua pihak dan itu harus ditangani dengan cara yang efektif," kata Presiden saat membuka pertemuan. "Kerjasama antara ASEAN dan Amerika Serikat harus menjadi aspek penting dalam usaha bersama."

Sumber: Presiden RI

Kamis, 17 November 2011

Amerika Serikat Proses Pembelian Jet Tempur F-16 untuk TNI AU Senilai 750 Juta Dolar

TNI AU memiliki 10 unit F-16A/B. (Foto: Lanud Iswahjudi)

18 November 2011, Washington (Berita HanKam): Defense Security Cooperation Agency (DSCA) telah mengirimkan permohonan ke Kongres penjualan 24 jet tempur F-16C/D Block 25 beserta peralatan, suku cadang dan dukungan logistik senilai 750 juta dolar dibawah Foreign Military Sale (FMS) pada Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah mengajukan peremajaan dan upgrade 24 F-16C/D Block 25 serta 28 mesin F100-PW-200 atau F100-PW-220E. Paket pembelian termasuk LAU-129A/A Launchers, ALR-69 Radar Warning Receivers, ARC-164/186 Radios, Expanded Enhanced Fire Control (EEFC) atau Commercial Fire Control, atau Modular Mission Computers, ALQ-213 Electronic Warfare Management Systems, ALE-47 Countermeasures Dispenser Systems, Cartridge Actuated Devices/Propellant Actuated Devices (CAD/PAD), Situational Awareness Data Link, Enhance Position Location Reporting Systems (EPLRS), LN-260 (SPS version, non-PPS), dan AN/AAQ-33 SNIPER or AN/AAQ-28 LITENING Targeting Systems.

Pembelian F-16 untuk memodernisasi armada TNI AU dengan pesawat tempur berkemampuan beroperasi dibagian terluar wilayah kedaulatan Indonesia. Armada F-16 Block 15 yang dimiliki TNI AU tidak mempunyai kemampuan melakukan patroli hingga wilayah terluar serta untuk menggantikan peran jet tempur F-5 yang sudah menua.

Pembelian pesawat tempur ini tidak mengubah perimbangan kekuatan militer kawasan. Amerika Serikat memperoleh keuntungan dalam politik luar negeri dan keamanan dalam negeri dengan meningkatkan patner strategis dalam keamanan serta kepentingan kemajuan ekonomi di Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia meminta pengerjaan peremajaan pesawat dilakukan hanya di 309th Maintenance Wing, Hill Air Force Base, Ogden, Utah dan proses overhaul mesin di Pratt Whitney, East Hartford, Connecticut. Pembelian ini hampir dipastikan tidak ada kesepakatan alih teknologi maupun keterlibatan industri pertahanan Indonesia dalam proses peremajaan dan upgrade pesawat.

Sumber: DCSA

KRI Clurit Ikuti Latihan Perang Pertama Kalinya


16 November 2011, Jakarta (Dispenarmabar): Kapal Republik Indonesia (KRI) Clurit-641 salah satu unsur Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dilibatkan dalam Manuver Lapangan (Manlap) Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya ke-30 di Perairan Sangatta Kalimantan Timur, saat ini berlayar lintas laut di sekitar perairan Pulau Bawean.

Kapal yang memiliki persenjataan Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam kaliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), dan meriam anjungan 2 unit kaliber 20 mm sehari-hari di bawah pembinaan Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat dengan Markas di Mentigi Tanjung Uban Riau.

KRI Clurit-641, dengan Komandan Mayor Laut (P) Gulkariansyah salah satu unsur kapal pemukul reaksi cepat di jajaran Koarmabar memiliki kemampuan pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat .

Kapal perang produksi dalam negeri tersebut memiliki spesifikasi berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong yang handal mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705.

Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal (ABK) dan masih mampu memuat 13 personel Pasukan Khusus. Selain itu memiliki peralatan navigasi akurat dan dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman.

KCR-40 yang terbuat dari baja khusus High Tensile Steel dilibatkan bersama dengan tiga KRI jajaran Koarmabar lainnya diantaranya KRI Sutan Taha Syaifudin-376, KRI Cut Nyak Dien-375 dan KRI Teluk Celukan Bawang untuk memperkuat Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya.

Sejak diresmikan masuk memperkuat jajaran TNI AL, keterlibatan KRI Clurit-641 yang baru pertama dalam manuvra Latihan Puncak Armada Jaya ke-30 mampu mengikuti kegiatan manuvra lapangan sejak dari pangkalan Jakarta menuju Pangkalan Utama TNI AL di Surabaya dan selanjutnya lintas laut di Alur Perairan Barat Surabaya (APBS), Laut Jawa, Selat Makassar, perairan Pulau Laut Kaltim, perairan Sangatta Kaltim, dan Laut Sulawesi, hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur.

Sumber: Dispenarmabar

AL Mexico Terima CN235 MPA Pertama


18 November 2011, Jakarta (Berita HanKam): Angkatan Laut Mexico (Armada de México) menerima pesawat pertama dari empat unit CN235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) yang dipesan dari Airbus Military. Kontrak pembelian dilakukan dengan EADS North America dibawah program Mérida Initiative, merupakan program kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan Mexico.

Tiga pesawat lainnya akan diserahkan pada awal tahun 2012.

CN235 MPA dilengkapi teknologi terakhir untuk pengamatan diatas laut. Kombinasi sistem Forward Looking Infra Red (FLIR) dan radar pencari menjadi pesawat mampu melacak dan menentukan lokasi kapal-kapal saat sedang berpatroli. Pesawat juga dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS) and Fully Integrated Tactical System (FITS).

AL Mexico telah mengoperasikan tiga unit CN235 dan dua unit CN235 oleh Polisi Federal Mexico. AU Mexico mengoperasikan juga Sembilan C295 dan enam C212.

Sumber: Airbus Military

PT Dirgantara Indonesia Tangani Perawatan Air Asia

Helikopter NBO-105 TNI AL produksi PTDI. (Foto: Dispenal)

18 November 18 2011, Denpasar (Antara Bali) – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru-baru ini mencatat sejarah penting, yakni mendapat kepercayaan penuh menangani jasa perawatan seluruh armada A320 milik maskapai penerbangan Air Asia Indonesia untuk selama lima tahun ke depan.

Informasi dari PTDI, Jumat menyebutkan, penandatanganan Ketentuan Umum Perjanjian (General Terms Agreement) tentang pengadaan jasa perawatan armada A320 Air Asia Indonesia itu dilakukan di Kantor Pusat PTDI di Bandung Jawa Barat pada 27 Oktober 2011.

Disebutkan, keputusan Air Asia Indonesia untuk merawat pesawat-pesawatnya di PTDI Bandung merupakan bukti kepercayaan maskapai penerbangan itu terhadap kesungguhan, kemampuan, dan pengalaman para karyawan PTDI dalam melakukan pekerjaan serupa sebelumnya.

Air Asia Indonesia merupakan salah satu airline yang telah memutuskan untuk menggunakan satu jenis pesawat saja dalam armada yang dimilikinya, yaitu Airbus A 320, kecuali untuk penerbangan di atas enam jam. Saat ini Air Asia menerbangkan 16 pesawat A320, dan dalam dua tahun ke depan diperhitungkan bertambah menjadi 35 pesawat.

Banyaknya pesawat A320 yang akan mendapat perawatan di PTDI tersebut akan menjadi pendapatan besar tersendiri bagi Direktorat Aircraft Services (ACS) PTDI yang berfungsi melayani perawatan pesawat (purna jual pesawat).

Rencananya pesawat- pesawat A320 milik Air Asia Indonesia akan mulai dirawat secara penuh setelah ACS PTDI mendapatkan approval (persetujuan) dari Badan Sertifikasi Keselamatan dan Kelaikan Udara Eropa Bersatu (European Airworthiness and Safety Association- EASA) tahun 2012 mendatang.

Sementara itu pada 26 Oktober 2011 PTDI menandatangani Perjanjian Perpanjangan Fasilitas Pendanaan dalam bentuk Bank Garansi/Stand By Letter Of Credit serta Penangguhan Jaminan Impor dan Perjanjian Fasilitas Pendanaan Baru dalam bentuk Kredit Modal Kerja dari BRI.

Penangguhan Jaminan Impor antara PTDI dengan BRI itu dilakukan guna mendukung penjualan helikopter Bell 412EP untuk heli serbu TNI AD dan heli angkut TNI AL serta Super Puma NAS332 tactical transport untuk TNI AU pada tahun 2011.

Penandatanganan Perjanjian ini dilakukan oleh Budiman Saleh selaku Direktur Aircraft Integration merangkap Direktur Keuangan PTDI dan Asmawi Syam selaku Direktur Bisnis BRI.

Disebutkan, pemberian fasilitas pendanaan dari BRI itu sangat berarti bagi PTDI yang saat ini tengah kesulitan mendapatkan modal kerja untuk dapat memproduksi helikopter yang sudah dipesan TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Sumber: ANTARA News

Kapal Perang Australia-Indonesia Latihan di Surabaya

HMAS Warramunga. (Foto: Australia DoD)

17 November 2011, Jakarta (ANTARA News): Para Komandan dan awak kapal perang Angkatan Laut Australia HMAS Warramunga dan HMAS Sirius akan disambut secara resmi di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (20/11).

Menurut keterangan pers Kedubes Australia yang disampaikan di Jakarta, Kamis malam, kapal-kapal tersebut tiba di Surabaya dengan sekitar 250 awak kapal untuk suatu kunjungan empat hari (20 - 23 Nov), guna mengadakan latihan "Exercise New Horizon", latihan bilateral dua tahunan antara Angkatan Laut Australia dan TNI Angkatan Laut.

Kedua kapal akan bergabung dengan kapal-kapal TNI AL KRI Frans Kaisiepo dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma untuk suatu latihan tiga-hari di laut, sebelum kembali ke Australia.

Perwira Komandan HMAS Warramunga, Komandan Michael Turner berujar Angkatan Laut Australia memperoleh manfaat dari latihan bersama TNI AL, dan sangat menantikan kunjungan mereka ke Surabaya.

"Hubungan antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL sangat kukuh dan berdasarkan rasa hormat profesional dan persahabatan. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman kemajemukan budaya dan keramahtamahan rakyat Indonesia maupun menyaksikan keindahan alam Indonesia, menambah daya tarik kunjungan kami," kata Turner.

Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia, Brigjen Gary Hogan, berujar kerja sama antara kedua angkatan laut dalam bidang keamanan maritim merupakan unsur kunci perjanjian antara Indonesia dan Australia dalam Kerangka Kerja Sama Keamanan yang dikenal sebagai Perjanjian Lombok.

Kunjungan kapal dan latihan secara teratur memperkukuh hubungan dan memungkinkan kedua Angkatan Laut untuk beroperasi bersama secara lebih efektif.

"Tahun ini telah ditandai dengan kiprah tingkat tinggi antara angkatan laut Australia dan Indonesia dengan Kapal Perang Warramunga dan Sirius menjadi kunjungan kapal Angkatan Laut Australia ke Indonesia yang ke-30 dan ke-31 pada 2011. Ini dengan jelas memperlihatkan kematangan hubungan pertahanan kita dan tekad untuk terus bekerja sama guna memastikan keamanan timbal-balik kita," tutur Brigjen Hogan.

HMAS Warramunga adalah frigat Kelas Anzac, sedangkan HMAS Sirius adalah kapal perbekalan.

Sumber: ANTARA News

Amerika Serikat Borong 74 Harrier Bekas AL Inggris

Harrier GR9. (Foto: airforce-technology.com)

18 November 2011, London (Berita HanKam): US Navy dan Marine Corps menyetujui membeli 74 jet tempur Harrier beserta mesin dan suku cadangnya bekas pakai Royal Navy.

Marine Corps akan menerbangkan 74 Harrier hingga tahun 2025 dan akan digantikan oleh F-35B Joint Strike Fighter.

Royal Navy mengoperasikan Harrier GR9 dan 9A konfirgurasinya mirip AV-8B versi serangan malam milik Marine Corps. Pesawat dibuat antara 1980 dan 1995, masih layak dioperasikan.

Royal Navy mempensiunkan dini armada jet tempur Harrier GR-9, 9A dan Sea Harrier imbas dari pemotongan anggaran belanja pertahanan oleh pemerintah Inggris. Armada Harrier disimpan di Royal Air Force Base Cottesmore, Inggris dimana pesawat dirawat agar layak dioperasikan kembali. Pemerintah Amerika Serikat menyetujui pembelian suku cadang pesawat senilai 50 juta dolar, sedangkan harga pesawat masih dinegosiasikan.

Pemerintah Inggris selain mempensiunkan dini jet tempur berpangkalan di kapal induk, dipensiunkan juga kapal perang berbagai jenis, pesawat patroli maritim dan personil angkatan bersenjata.

Sumber: Navytimes

Rabu, 16 November 2011

Transfer Teknologi Alutsista Bekas Sulit Terwujud

Helikopter serbu rancangan PT DI. (Foto: Berita HanKam)

17 November 2011, Jakarta (SINDO): Pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) bekas pakai negara lain akan memberikan manfaat bagi industri pertahanan dalam negeri apabila alat itu dijadikan bahan penelitian dan praktik.

Sebab,transfer of technology (ToT) lewat pembelian alutsista bekas sangat sulit diharapkan. Saat ini pemerintah sedang mengkaji rencana pembelian alutsista bekas negara-negara Eropa,di antaranya helikopter Apache.Padahal,dalam waktu bersamaan PT Dirgantara Indonesia juga sedang melakukan riset pembuatan helikopter, pengembangan dari jenis helikopter terdahulu.

Direktur Teknologi PT Dirgantara Indonesia Dita Ardoni Jafri mengungkapkan, pembelian helikopter baru saja sulit untuk mendapatkan ToT secara utuh, apalagi bekas.“ToT tidak bisa kita minta,tapi harus direbut.Saya tidak pernah percaya ada ToT. Mungkin memang ada, tapi itu sifatnya ke personel yang ikut pembuatan,” ujarnya kemarin.

Saat ini,PT DI sedang dalam proses riset pembuatan helikopter dengan mengembangkan helikopter jenis lama. Proyek rekayasa helikopter ini bekerja sama dengan Lapan. Namun, kendalanya tidak ada beberapa komponen helikopter yang dibutuhkan, yakni mesin,girboks, dan komponen dinamik.

Ketiga jenis komponen itu belum dapat diproduksi di dalam negeri sehingga harus mencari dari helikopter bekas jenis BO untuk selanjutnya dikembangkan ke dalam pembuatan helikopter jenis baru. Pengembangan itu memang bukan untuk helikopter serbu sebagaimana Apache karena PT DI belum memiliki chip-nya.

Namun proyek ini bisa menjadi rintisan karena komponen semua jenis helikopter relatif sama, kecuali kemampuan manuver dan avioniknya. “Sebenarnya asal ada pesanan yang tinggi,kita bisa karena pesanan yang tinggi itu otomatis mendorong kreativitas terus berkembang,”sebut Dita.

Dia melanjutkan, di beberapa negara seperti China, untuk membangun industri pertahanan dalam negerinya mereka rela “merusak” alutsista yang dibeli guna dipelajari di dalam negeri.Hal ini didukung dengan kebijakan pemerintahnya yang bersedia memesan dalam jumlah banyak meski itu baru proses belajar.

Rencana pembelian helikopter bekas oleh pemerintah ini di satu sisi bisa menguntungkan industri dirgantara.“Sebagai produsen, kita senang karena beli bekas itu artinya usia pakai lebih cepat rusak,”sebut dia. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menuturkan, pembelian alutsista bekas juga tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah untuk membangun industri pertahanan dalam negeri.

“PT DI kan sekarang juga sedang mengembangkan pembuatan helikopter, tapi malah akan membeli bekas dari luar negeri,” ungkapnya. Alutsista bekas juga merugikan karena memiliki usia pakai yang lebih pendek dan kesulitan mendapatkan suku cadang serta amunisi. Selain itu, alutsista bekas juga belum tentu cocok dengan kondisi geografis Indonesia, kecuali helikopter.

“Kita lihat F-16 yang katanya hibah, tapi ternyata harus keluar duit USD700 juta. Jadi, dihitung-hitung tetap mahal juga,”imbuhnya. Sebelumnya,Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan,pemerintah mendorong agar setiap pembelian alutsista impor dilakukan dengan sistem government to government (G to G) sehingga akan didapat garansi yang lebih banyak untuk dapat memanfaatkan senjata itu dengan baik.

Pemerintah juga menolak membeli jika disertai persyaratan tertentu yang bakal menyulitkan di kemudian hari, misalnya membuka peluang ancaman embargo.Belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah pernah membeli alutsita yang ternyata barang itu tidak bisa digunakan.

“Belajar dari situ, kita sekarang tidak mau lagi melakukan pembelian, misalkan ada persyaratanpersyaratan yang menyulitkan kita.Itu clear,”ujarnya.

Sumber: SINDO