Kamis, 11 November 2010

Pemerintah Bahas Hibah 24 Unit F-16 dari AS

Dua Jet tempur F-16 Fighting Falcon berperan sebagai agresor terbang diatas Joint Pacific Alaska Range Complex saat mengikuti Red Flag-Alaska, 8 Oktober 2009 di lanud Eielson, Alaska. (Foto: USAF/ Staff Sgt. Christopher Boitz)

12 Nopember 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI), menerima tawaran hibah 24 unit pesawat tempur canggih F-16 dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Proses hibah ataupun pengalihan pesawat tempur itu masih dalam proses pembahasan dan kajian permerintah dan TNI.

"Pemeritah AS memberikan hibah F-16 kepada TNI. Tapi, hibah itu masih dalam proses," ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono , usai melepas 1.304 prajurit TNI Kontingen Garuda (Konga) ke Lebanon Selatan, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (11/11).

Sebelum realisasi hibah, tutur Agus, TNI perlu memikirkan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI, selain 24 unit F-16 yang akan dihibahkan pemerintah AS. Karena itu, TNI dipastikan akan membutuhkan tambahan anggaran sehingga alutsista yang dimiliki tetap terjaga dan terawat sehingga siap pakai.

"Yang jelas, meski itu hibah, kita harus menyiapkan alokasi anggaran untuk penyiapkan pesawat itu sehingga bisa digunakan," ujarnya.

Sebelum ada rencana hibah, ucap dia menjelaskan, pemerintah Indonesia dan pemerintah AS telah melakukan pembahasan untuk bantuan alutsista pesawat tempur. Sementara, pihak TNI sendiri merasa senang dan terbantu atas hibah 24 unit pesawat tempur super canggih buatan negeri Paman Sam itu. "Sampai sekarang pembahasan itu masih ada. Namun, kita tetap mendorong pesawat itu kita peroleh meskipun harus melalui proses politik," ujar Panglima TNI.

Alternatif lainnya, ditambahkan Agus, TNI membeli pesawat tempur bekas dengan jumlah lebih banyak atau membeli pesawat tempur baru namun dalam kapasitas jumlah lebih sedikit. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada keputusan. Termasuk antisipasi embargo yang tetap terjadi," ujarnya.

Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suahartono, memeriksa pasukan perdamaian di Jakarta, Kamis (11/11). Sebanyak 1304 prajurit TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) akan bertugas menjaga perdamaian di Lebanon, bergabung dengan pasukan PBB yang berasal dari berbagai negera. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/mes/10)

Agus menyatakan, TNI selalu berupaya serta punya keinginan untuk menjalin kerjasama militer di dalam negeri maupun di dunia internasional. Salah satunya adalah ikut mewujudkan perdamaian dunia melalui keterlibatan pasukan dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebanyak 1.304 prajurit TNI diberangkatkan ke wilayah sedang dikecamuk perang, Lebanon Selatan, yakni Satgas Military Police Unit TNI Konga XXV-C/Unifil, Satgas Infantry Mechanized Battalion TNI Konga XXIII-E/Unifil, Satgas Force Headquarter Support Unit TNI Konga XXVI-C1/Unifil, Satgas Force Protection Company TNI Konga XXVI-C2/Unifil dan Satgas Civil Military Coordination TNI Konga XXXI-A/Unifil.

Suara Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar