Minggu, 07 Maret 2010

Teroris Bisa Bergerak di Perairan Selat Malaka


08 Maret 2010. Jakarta -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, khususnya TNI Angkatan Laut, diminta bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan perluasan aktivitas teroris di Aceh tidak hanya di wilayah darat, tetapi juga di wilayah perairan laut, khususnya Selat Malaka.

Diasumsikan, jika diketahui para teroris memiliki dukungan logistik persenjataan yang memadai saat kontak tembak dengan aparat kepolisian kemarin, hal itu bisa diartikan mereka menguasai dan mampu bergerak di laut, terutama untuk menyelundupkan persenjataan.

Analisis tersebut dibenarkan pengamat militer dan intelijen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Andi Widjojanto, saat dihubungi per telepon, Minggu (7/3). Peningkatan kesiagaan oleh TNI, menurut Andi, jauh lebih baik daripada nanti kecolongan.

”Kalau mereka mampu menyelundupkan senjata ke Aceh Besar, bisa diasumsikan mereka punya kemampuan bergerak dan punya akses ke laut. Jika benar terjadi, berarti bisa dikategorikan mereka punya kemampuan terorisme internasional dan bukan tidak mungkin menyasar ke perairan Selat Malaka. Jika begitu, TNI bisa langsung terlibat sesuai amanat Undang-Undang TNI,” ujar Andi.

Dalam siaran persnya, Jumat (5/3), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menginstruksikan kepada Mabes TNI untuk meningkatkan kewaspadaan patroli laut oleh Armada Barat TNI AL. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan aksi teroris dan perompakan di Selat Malaka.

Selain itu, dalam siaran pers disebutkan, Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan frekuensi pantauan radar laut Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) milik Indonesia di sepanjang kawasan Selat Malaka, yang jumlahnya mencapai 12 radar.

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar