Selasa, 11 Agustus 2009

Waspada Teknik Sniper untuk RI-1

Sniper atau penembak jitu USMC. (Foto: DID)

12 Agustus 2009, Jakarta -- Ini peringatan bagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Salah satu buron teroris yakni Saefuddin Jaelani yang merekrut bomber Marriott ternyata punya kemampuan militer yang hebat.

"Dari pengakuan yang sudah tertangkap, SJ bisa melempar pisau dan menembak jitu," ujar seorang perwira menengah Mabes Polri pada Jawa Pos Senin (10/8). Karena itu, Densus 88 sudah mengirimkan laporan analisa ancaman presiden secara tertulis pada Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). "Betul kita sudah menerima itu," kata seorang anggota Detasemen Deteksi Paspampres.

Tentara yang berasal dari kesatuan khusus TNI itu mengaku sudah melihat langsung surat pemberitahuan dari polisi elit berlambang burung hantu. "Ada analisa serangan berikutnya dalam bentuk marksmanship (serangan penembak jitu, red)," katanya.

Karena itu, kini Paspampres benar-benar waspada. "Kalau tanya saya bagaimana bentuk waspadanya itu berarti anda beri bocoran untuk teroris. Jangan salah, mereka punya informan juga lho," kata tentara yang baru saja merayakan kelahiran putra pertamanya itu.

Saefuddin, dalam laporan itu, disebutkan pernah menjalani pelatihan menembak jitu di Poso dan sebuah pulau di sekitar Nusakambangan. "Menembak di atas perahu," kata sumber Jawa Pos di Mabes Polri.

Karena skenario menabrakkan mobil ke iring-iringan presiden terbongkar, tak menutup kemungkinan mereka akan merubah polanya. "Di Jatiasih, kita temukan bom pipa yang sama persis dengan bom pipa jaringan JI Jawa di Poso," katanya.

Bom itu dibuat dengan presisi. "Sama dengan yang disita usai penggerebegan di Tanah Runtuh, Poso," katanya. Pada tanggal 22 Januari 2007, tim CRT (Crisis Response Team) Densus 88 menyerbu basis DPO Poso. Mereka menewaskan 13 orang yang mempunyai keahlian tempur.

Identitas 13 korban tewas itu yakni Irsan alias Icam, Ridwan alias Duan, Firman alias Firmansyah, Nurgam alias Om Gam, Idrus Asapa, Toto, Yusuf, Muh. Sapri alias Andreas, Aprianto alian Mumin, Hiban, Huma, Sudarsono dan Ridwan Wahab alias Gunawan.

"Tim CRT yang sama juga menggerebeg di jatiasih. Jadi, mereka masih hafal betul tipenya," kata sumber itu. Saefuddin Jaelani juga tertangkap di kamera pengawas CCTV lorong 1808 hotel JW Marriott. "Perawakannya tinggi besar, itulah mengapa awalnya kami menduga ada orang asing yang terlibat," katanya.

TIMOR EXPRESS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar